Nostalgia Anak Desa dengan Permainan Tradisional (Jawa) Indonesia

Di masa kecil-ku suasana desa begitu ramai dengan anak-anak sebaya, apalagi ketika malam datang dan bulan bersinar terang dan mendung tidak menampakkan dirinya, maka dapat dipastikan anak-anak ramai bermain, ya… bermain di halaman rumahku yang termasuk luas di kampung tersebut.

Tempat tinggal kami waktu itu berada di dekat perempatan, sehingga praktis menjadi tempat strategis pilihan tempat berkumpul dan bermain bagi anak-anak kampung, kala itu.

Karena kampung kami agak luas maka dikenal istilah etanan, kulonan, loran, kidulan (etanan = sebelah timur, kulonan = sebelah barat, loran = sebelah utara, dan kidulan = sebelah selatan),  dan area kami dikenal dengan sebutan loran dan kulonan, karena letaknya di sebelah barat bagian utara kampung.

Kampung-ku bernama Ngemplak, bagian dari Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Sewaktu kami kecil, pusat pemerintahan desa masih berada di Dukuh Penjalinan, kemudian pindah ke Dukuh Ngemplak, kampung kami, pindahnya kapan? nanti aku tanya dulu ya…

Ngemplak sebagai pusat pemerintahan yang baru desa Tawangsari, sampai saat ini belum menunjukkan perubahan yang berarti, menurut pandangan kami, hampir masih seperti dahulu.

Bedanya, rumah-rumah tinggal yang dahulu sebagian besar masih terbuat dari gedhek (anyaman bambu), sekarang sudah permanen dengan desain bangunan modern dan bagus-bagus, temboknya dari batu bata di plester (di aci), ornamen juga sudah bervariasi.

Biasanya dengan menjadi pusat pemerintahan, akan dibarengi dengan pusat keramaian dan pusat perdagangan, namun dengan berpindahnya pusat pemerintahan dari Penjalinan, suasana di Ngemplak bisa dikatakan tidak banyak perubahan. Pasar desa yang menjadi pusat perdagangan masih terletak di Penjalinan.

Saat aku masih kecil, kampung ku selalu ramai, aneka permainan menghiasi siang dan malam hari, apalagi di saat bulan purnama tanpa mendung. Aneka permainan yang tersebut antara lain gobak sodor, bethengan, gatheng, benthik oglak-aglik, jelungan, gendongan, dan masih banyak lagi aneka permainan tradisional lainnya. Begitulah hampir setiap malam, tidak lepas dengan bermain dan bercengkerama dengan teman-teman kecil kami.

permainan-tradisional-di-rumah-masa-kecil-bung-karno-andikafmdotcom
Contoh permainan tradisional Gobak Sodor (koleksi AndikaFM.com)

Permainan siang hari lebih beragam karena ada permainan moderen, seperti sepak bola (bal-balan), badminton (tamplekan), bola voli. Benthik oglak-aglik jarang dimainkan di malam hari, karena uniknya permainan ini. Gobak sodor bisa dimainkan siang ataupun malam hari, sedang jelungan lebih banyak dimainkan malam hari.

Kami tetap tidak lupa belajar untuk pelajaran sekolah, namun kebiasaan kami belajar disore atau siang hari, karena malam hari suasana lebih gelap hanya ditemani dengan tintir (lampu terbuat dari kaleng bekas atau bahan lain di atasnya diberi sumbu api), saat itu kampung kami belum ada listrik, termasuk kampung-kampung yang lain. Praktis bila malam lebih banyak digunakan untuk bermain, apalagi malam disaat bulan tampak bersinar.

Untuk memanggil teman-teman termasuk unik (belum ada handphone), diantara kami yang datang dahulu biasanya berteriak jeeluuung, maka teman yang mendengarnya akan datang, tambah satu atau dua peserta, semuanya bilang jeeluuuuuuung, dan akhirnya anak-anak berkumpul dan menjadi banyak. Setelah jumlahnya banyak kemudian menentukan permainan apa yang akan di mainkan saat itu. Sebut saja nama teman, misal Wijianto, Mujiman, Ngadiman, Suyadi, Jiman, Warni, Bibit, dan masih banyak lagi.

Permainan yang membutuhkan banyak anggota antara lain sodor (gobag sodor), untuk satu regu butuh 3 – 5 orang, apabila main dengan 2 regu maka sudah berjumlah 6 – 10 orang. Benthik (benthik oglak-aglik) juga demikian hampir sama seperti sodor, sebenarnya prinsip permainan benthik bisa hanya 2 orang, tapi biasa kami mainkan beregu.

Permainan yang bisa dengan peserta sedikit, tetapi bisa juga banyak tak terhingga adalah jelungan, permainan ini sekarang dikenal umpetan (bersembunyi) atau juga dikenal petak umpet, lebih meriah kalau dimainkan malam hari. Untuk penentuan regu biasanya bisa memilih sendiri, namun bisa juga dengan di undi, caranya dengan pingsut atau tingsut.

permainan tradisional Jawa Tengah - Petak Umpet atau Ucing Sumput
Permainan tradisional Indonesia Petak Umpet atau Jelungan

Masa lalu berbeda dengan masa kini (jaman NOW), dan masa kini akan berbeda dengan masa mendatang, namun masa lalu yang membawa kenangan biasanya akan selalu teringat.

Berikut akan saya ulas satu persatu permainan tersebut, agar para pembaca generasi sekarang bisa membayangkan seperti apa permainan-permainan tersebut di atas.
(bersambung, dengan judul yang berbeda……. )

Penulis : Suwardi, Kissparry
31/01/2017

Baca Juga Artikel Berikut Ini.

👍 Permainan Tradisional Jamuran
👍 Permainan Tradisional Betengan
👍 Permainan Tradisional Gobak Sodor
👍
Permainan Tradisional Engklek
👍 Tawangsari Berbenah menjadi Desa Mandiri

4 thoughts on “Nostalgia Anak Desa dengan Permainan Tradisional (Jawa) Indonesia


      1. Iyo isih ono, koyoto Ding (lompat tali, biasane gelang karet di ronce), terus kotak cilik-cilik sing dilompat-lompati iku jenenge opo aku lali.


      2. Sekayu ada lapangan terbang, namun belum untuk komersil, sedang rehab untuk memperpanjang landasan pacu. Lapter tersebut dulu digunakan terbang layang, dan pesawat kecil. Bahkan sekayu memiliki sirkuit untuk balap mobil dan motor setandar nasional

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca