Gedung Sate Bandung, Pusat Pemerintahan dan Obyek Wisata

Ketika berkunjung ke Bandung, saya beserta rombongan mendapat kesempatan berkunjung ke salah satu bangunan bersejarah yang disebut Gedung Sate karena gedung ini mempunyai ciri khas yang unik, yaitu ornamen 6 tusuk sate yang ada di atas menara sentral.

Puncak Gedung Sate Bandung, Latar Belakang Sirine
Puncak Gedung Sate Bandung, Latar Belakang Sirine

Enam tusuk sate ini melambangkan 6 Juta Gulden yang dipakai untuk membangun gedung ini. Sebenarnya bukan sate, tetapi jambu air menurut pemandu kami.

Terkait penjelasan tentang pembangunan gedung tersebut, disampaikan juga “gedung sate dibangun secara profesional, para pekerjanya dibayar secara profesional bukan secara kerja rodi”, jelasnya.

Gedung yang dibangun pada tahun 1920 ini sampai sekarang masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan kota Bandung.

Saat berkunjung ke Gedung Sate sekitar pukul 17.00 WIB dan aktivitas perkantoran telah selesai sehingga rombongan diperbolehkan masuk ke dalam gedung, bahkan hingga ke puncak gedung.

Ruangan tertinggi Gedung Sate digunakan Gubernur Bandung untuk menyambut tamu gubernuran. Di bagian tertinggi gedung ini terdapat sirine, yang konon suaranya dapat didengar sampai berpuluh-puluh kilometer. Dalam keadaan bahaya sirine gedung ini baru dibunyikan.

Matahari tenggelam di puncak Gedung Sate
Matahari tenggelam di puncak Gedung Sate

Yang paling berkesan kami dapat menikmati matahari tenggelam, dan dapat menikmati kota Bandung.

Gedung Sate (Pakaian Adat)
Gedung Sate (Pakaian Adat)

Setiap lantai yang kami lalui penuh dengan sejarah yang kami dapatkan dan tidak lupa saya berfoto disana.

Semoga kami keluarga kissparry dapat kesini bersama-sama. Aamiin.

By : LikKasjo (LK)
Editor Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca