Tradisi “Ningkuk” (tidak) Tinggal Kenangan

Tradisi “Ningkuk” merupakan acara pertemuan muda-mudi pada malam hari sebelum esok paginya acara resepsi pernikahan di daerah Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Namanya tradisi, tergantung masyarakat atau orang-orang setempat mempertahankan atau meninggalkan. Sebenarnya karena tradisi yang dilestarikan itulah sehingga membudaya dan bisa menjadi komoditi, contohnya di masyarakat Bali, banyak tradisi yang ajeg dijaga.

Ratu dan Raja dalam tradisi Ningkuk

Kabupaten OKU dalam proses pemekaran kelak menjadi tiga kabupaten dengan nama yakni OKU Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (sendiri).

Kissparry pernah tinggal di OKU, namun saat itu belum mengenal “Ningkuk” karena kami berasal dari Jawa sehingga sangat kental dengan budaya Jawa.

Saya mengenal istilah ningkuk ini tahun 1995 ketika berkunjung ke Telanai Ranau Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) tempat adik bertugas sebagai Bidan PTT disana.

Sebelum saya lunjutkan tentang tradisi Ningkuk, sedikit nostalgia dengan Telanai.

Telanai berjarak kurang lebih 5 KM dari Banding Agung Ranau.  Cuaca disana lumayan dingin, karena merupakan daerah pegunungan. Sepanjang jalan kita akan menikmati pemandangan aliran sungai yang berbatuan dan berarus deras, serta rerimbunan kebun kopi yang menyegarkan mata. Di tempat ini, agar kita tidak kedinginan harus mandi di pagi hari sekali.

Warga disini jarang memiliki sumur sendiri sehingga kalau mandi ke sungai atau ke pancuran. Kalaupun toh mereka memiliki sumur, kebiasaan mandi di sungai atau pancuran dengan air yang menyegarkan itu, warga masih suka melakoninya. Meskipun begitu antara laki-laki dan perempuan memiliki tempat tersendiri, atau bergantian.

Kita kembali ke Tradisi Ningkuk.

Suatu ketika diajak mengikuti acara “ningkuk”, tentunya merasa asing dan penasaran bagaimana acara tersebut.  Seperti acara-acara pertemuan biasa dipandu oleh MC (Master of Ceremonies) atau pembawa acara. Acara ini khusus untuk muda-mudi (pemuda dan pemudi) dari sahabat atau teman calon mempelai, ketika acara muda-mudi (ningkuk) dimulai, calon pengantin dihadirkan dan ditetapkan sebagai Raja dan Ratu, dalam acara tersebut menunjuk moderator dengan dandanan khas, ia juga sebagai tukang pos.

Antara kelompok pemuda dan pemudi di pisah dan saling berhadapan, sedangkan sang moderator berada ditengah-tengah peserta ningkuk, semua dalam pengawasan Raja dan Ratu.

Acara diawali dengan penjelasan aturan main yang harus dipatuhi seluruh muda-mudi peserta ningkuk. Dua selendang telah disediakan untuk mengawali acara, yang akan dipegang bergantian oleh peserta (putar selendang) pada kelompok pemuda ataupun pemudi, dengan diiringi musik. Selama musik diputar maka selendang juga terus berputar melalui muda-mudi, sampai suatu saat musik akan dihentikan oleh moderator.

Saat musik berhenti berputar selendangnya pun juga harus berhenti, bagi siapa yang memegang selendang pada saat musik berhenti baik di kelompok pemuda maupun pemudi, kepadanya akan dikenai semacam hukuman yang akan diberikan oleh Raja dan Ratu. Hukuman bisa berupa menyanyi, berjoget, berbalas pantun, terserah sekehendak Raja atau Ratu.

Menariknya dalam acara ningkuk ada sesi dimana pemuda akan diberi waktu untuk menyampaikan isi hati terhadap pemudi yang disukai atau sebaliknya dengan menulis surat dan dikirim melalui Pak Pos yang tidak lain adalah sang moderator yang sudah ditunjuk, hal ini akan berlangsung sampai acara dinyatakan selesai.

Tidak jarang setelah acara ningkuk diantara pemuda maupun pemudi berpacaran dan bahkan sampai kejenjang pernikahan.

Acara pertemuan pemuda dan pemudi ini tetap dalam pengawasan orang tua yang berada di tempat yang terpisah,  karena sering terjadi keributan akibat ada seorang pemudi maupun pemuda yang sakit hati karena idamannya banyak yang mengirimi surat, kondisi begini orang tua akan menengahi dan mengusir bagi siap yang akan membuat keributan.

Namun sayang tradisi ningkuk ini sekarang ini sudah tidak terdengar lagi,  digantikan dengan acara hiburan seperti organ tunggal maupun band.

Semoga cerita ini menjadikan kenangan.

By Likkasjo (LK)
Editor Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca