Pasar Tradisional “Talang Jawe” Pusat Berbelanja

Setiap Sabtu atau Minggu sudah merupakan rutinitas mengantar istri belanja kebutuhan dapur untuk persediaan satu minggu.  

Terlintas dalam pikiran saya mengenai nama pasar yang kerap kami sambangi hampir setiap sepekan sekali yaitu Pasar “Talang Jawe” (Talang Jawa). Nama ini sangat menarik untuk kami sajikan menjadi sebuat artikel, karena ini berkait dengan kebudayaan setempat.

Di Indonesia, umumnya pemberian nama suatu tempat memiliki sejarah sendiri. Seperti halnya pasar “Talang Jawe” yang berlokasi di Sekayu Musi Banyuasin. Nama ini sangat kental dengan bahasa setempat.

Talang Jawe terdiri dari kata “talang” yang artinya jalan yang di kanan kirinya berdiri deretan rumah yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga kalau di Sekayu atau Palembang banyak sekali tempat yang diawali dengan talang, seperti Talang Betutu, Talang Jambi, dan masih banyak lagi.

Sedang kata “Jawe” bahasa Sekayu yang artinya “Jawa”, jadi arti “Talang Jawe” adalah jalan yang didiami oleh sekelompak warga dari Suku Jawa.

Kenapa menjadi pasar?

Pasar Talang Jawe (Jawa) Sekayu

Di lokasi tersebut memang ada pasar yang dibangun oleh pemerintah daerah, warga Jawa yang bertempat di sepanjang talang, dengan mandiri membuat kios atau los untuk berjualan atau disewakan.

Lama kelamaan bertambah banyak, sehingga kios atau los ini menjadi menjadi dominan, oleh sebab itu masyarakat lebih kental dengan menyebutnya Pasar Talang Jawe atau Talang Jawa.

Karena jumlah pedagang terus bertambah dan semakin banyak hingga di kanan dan kiri Jalan Kapten A. Rivai, para pedagang membuat lapak dadakan menyebabkan setiap pagi di jalan ini menjadi tersendat.

Inilah seninya pasar dadakan, meskipun Pemda setempat sudah membangun pasar induk yang megah untuk menjajakan dagangannya, namun sepertinya pedagang memilih bertahan ditempat tersebut.

Kenapa mengantar istri bukannya bisa naik angkutan kota, ojek atau becak?

Sebagian para suami merasa gengsi menemani istri pergi belanja ke pasar tradisional, yang terkadang harus rela berdesakan dengan riuhnya pasar dengan aroma khas bau yang ada di pasar. Berbeda orang tentu berbeda cara pandang.

Pasar Talang Jawe Sekayu

Mengantar istri pergi ke pasar banyak manfaatnya, diantaranya :

Pertama, olahraga sudah pasti, kita mesti jalan kesana-kemari mengikuti istri, dan tentu kita pernah merasakan dan bukan rahasia lagi, selisih harga Rp 50,- harus bolak-balik dari satu los ke los yang lain.  

Apa alasannya Rp 50,- bisa untuk beli candy atau premen anak. “Beginilah istri kita membelanjakan uang kita sehemat mungkin agar tercukupi kebutuhan”.

Kedua, kita para suami dapat mengetahui harga kebutuhan pokok dan pengeluaran sehari-hari.

Hal ini dapat mengurangi kecurigaan pengeluaran yang lain-lain dan mengakibatkan hubungan rumah tangga kurang harmonis.

Secara tersirat sebenarnya mungkin istri kita mengajak menemani belanja ke pasar itu ia hendak berkata “Pak., uang bulanan mana cukup kalau dijatah segini”.

Ketiga, ya… ikut membantu membawa barang belanjaan istri. Disamping itu juga mengawal.

Mohon ditambah jika pembaca memiliki masukan manfaat lain tentang menemani istri belanja kepasar. Silakkan ditulis pada komentar.

Semoga menjadi motivasi dan manfaat.

By Likkasjo
editor Eswedewea

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca