Sejarah Singkat LKM/BMT Transmigrasi

Hadirnya LKM/BMT Trans di kawasan transmigrasi tak lepas dari peran kader PATRI. Mereka adalah Sutrisno Singotirto (anak keluarga transmigran swakarsa dari Tanah Grogot Kab. Pasir, Kaltim) yang saat itu menjadi Direktur PT PINBUK (sekarang Bendum DPP PATRI), dan Sugiarto Sumas anak transmigran dari Riam Kanan Kalsel (saat itu Direktur BKSE Ditjen Mobduk), sekarang Ketum DPP PATRI 2014-2019.

Bermula tahun 2003, Prof. Dr. M. Amin Azis seorang pendiri Yayasan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) bersama Sutrisno datang kepada Dirjen Mobduk (saat itu Dra. Dyah Paramawartiningsih). Mereka menawarkan gagasan pengembangan ekonomi di kawasan transmigrasi melalui lembaga keuangan mikro (LKM). Jenis LKM yang dipilih adalah BMT. BMT singkatan Baitul Maal wat Tamwil. Agar istilah itu mudah dipahami warga trans, maka singkatan BMT dirubah menjadi Balai-usaha Mandiri Transmigrasi

Tindak lanjut pertemuan itu, dibuatlah Naskah Kesepahaman Bersama pada 1 Mei 2003, antara Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Pinbuk. Selanjutnya Direktur BKSE saat itu (Sugiarto Sumas) menugaskan stafnya Nyoman Suisnaya dan Legowo, bersama Sutrisno melihat BMT yang sudah berjalan. Lokasi studi banding dipilih beberapa BMT yang ada di Kab. Tulungagung. Diantaranya BMT Pahlawan (Ngemplak), BMT Nusa (Kec. Besuki), BMT al Islam (Kec. Bandung).

Hasil kunjungan itu sangat memuaskan tim dari Ditjen Mobduk. Bahkan Nyoman dengan semangatnya menyatakan: “Nah, ini sangat cocok dikembangkan di daerah transmigrasi Pak Legowo. Kalau orang Islam berkembang, orang Hindu-pun dapat manfaatnya”. Ujarnya.

Sepulang dari Tulungagung, dalam waktu singkat dimulailah perintisan BMT di kawasan transmigrasi. Sebagai uji coba dibentuk 1 BMT di unit permukiman transmigrasi Tebing Tinggi, Tanjung Jabung Timur, Jambi (2004). LKM BMT Trans tersebut mendapat pendampingan berturut-turut hingga tahun 2006. Masa pendampingan tiap tahun dilakukan selama 4 bulan.

Saat ini LKM BMT itu memiliki asset Rp 3 M lebih. Dengan modal stimulan dari Ditjen Mobduk saat itu Rp 200 juta, telah menetaskan 4 LKM BMT Trans.

Perkembangan BMT terus meningkat selama Ditjen P2MKT (sekarang Ditjen PKT) dipimpin Ir. Roosari Tyas Wardani, MMA. LKM BMT Trans saat ini telah terbentuk hampir di seluruh UPT bina dan desa-desa di KTM. Diantara BMT yang tumbuh pesat diantaranya di KTM Telang Sumatera Selatan.

Bersyukur, walaupun secara kontrak masa pendampingan selesai, tetapi secara organisatoris pendampingan non formal terus berjalan. Karena para pengelola BMT (termasuk HW Trans) semuanya anak transmigran yang menjadi pengurus DPC dan DPD PATRI.

Bahkan tiap tahun Ditjen PK Trans menyelenggarakan pameran karya pengusaha transmigran yang tergabung dalam Himpunan Wirausaha Transmigrasi (HW-Trans) tersebut.

Kita patut memberikan penghargaan kepada Bu Dyah, Mas Sugiarto, Bu Roosari, dan Mas Sutrisno Singotirto. Berkat kesungguhan dan ketulusannya karya mereka dapat dirasakan hingga sekarang. Alhamdulilah.

Sukseskan transmigrasi.

Arsip, Sekilas Lintas
@hasprabu:
KoDe: 21/12/2015.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca