KALAULAH SEMPAT
(Cerpen Kisah)
Seorang laki-laki tua duduk di teras rumahnya…
Rumah yang besar, mewah dan megah…
Namun sepi penghuni…
Istri sudah meninggal…
Tangan menggigil karena lemah…
Penyakit menggerogoti sejak lama…
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman…
Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu…
Tiga anak, semuanya sukses…
Berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri…
» Ada yang sekarang berkarir di luar negeri…
» Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi…
» dan ada pula yang jadi pengusaha…
Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol…
» semuanya kaya raya…
Iklan
📌 Perjalanan Darat Sekayu Palembang sampai Semarang Waktu Tempuh Hanya 16 Jam, Dulu 2 Hari 1 Malam
📌 Angkutan Darat Bandara Dhoho Kediri Dilayani PO Damri dan Harapan Jaya, Disamping Gojek dan Maxim
📌 Contoh Ucapan Selamat Idul Fitri 1445 H 2024 dari Himpunan Kiriman Medsos | Copas
📌 Lirik Lagu Antara Benci dan Rindu – Yang Hujan Turun Lagi, Ratih Purwasih | MP3, Plus Versi Disco Nella Kharisma
Kissparry.com
Namun…
Saat tua seperti ini dia, ‘Merasa Hampa’, ada ‘Pilu Mendesak’ di sudut hatinya…
Tidur tak nyaman…
Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa dan energik yang penuh kenangan…
Foto laki-laki gagah dengan keluarganya berlatar belakang
Great Wall,
Eiffel Tower,
Big Ben,
Sydney Opera House
dan berbagai belahan bumi lainnya yang telah dijelajahinya…
Diabadikan dengan foto dibingkai bagus yang tak mampu lagi dilihat karena ‘Pandangannya Sudah Mengabur’.
Iklan
Di rumahnya yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur…
Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya…
Dari sudut mata ada air yang menetes…
Rindu dikunjungi anak-anaknya…
Tapi semua anaknya sibuk dan tinggal jauh di kota lain
bahkan negara lain…
Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan…
Sudah terlanjur melemah…
Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak…
Sepanjang waktu…
• Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya…
• Atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini
suatu saat nanti…
• Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti…
• Yang pasti hanyalah ‘KEMATIAN’.
» Rumah Besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya…
» Anak Sukses tak mampu lagi membuatnya bahagia
» rumah mewahnya yang ber AC… tak lagi menyejukkan
» Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang…
» Aset-aset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa??
Kira-kira jika malaikat ‘Datang Menjemput’, akan seperti apakah kematiannya nanti??
» Siapa yang akan memandikan??
» Dimana akan dikuburkan ??
» Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan??
» Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?
» Rumah akan ditinggal, aset juga akan ditinggal pula…
• Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak??
• Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan??
• Apa lagi jika dulu anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama??
• Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja…
‘Kalau lah Sempat’ menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat” di Jalan Allah yang lainnya…
‘Kalau lah Sempat’ dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang…
‘Kalau lah Sempat’ memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yang memerlukan…
‘Kalau lah Sempat’ membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat dan handai taulan…
Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama,
mungkin itu semua akan menjadi ‘Amal Penolong’ nya…
Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi ‘Orang yang Shaleh’, dan ‘Ilmu Agama’ nya lebih diutamakan…
Ibadah dan sedekahnya di bimbing / diajarkan dan diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan ‘Terbangun Malam’, ‘Meneteskan Air Mata’ mendoakan orang tuanya.
Kalaulah Sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama…
“KALAULAH SEMPAT”
Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ?
Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri.
Kenapa kita tidak lebih serius ‘Menyiapkan Bekal’ untuk menghadap-NYA dan ‘Mempertanggung Jawabkan’ kepadaNya?
Semoga tulisan kecil Ini menjadi nasihat bagi kita semua khususnya bagi yang sudah berstatus Siang Malam hanya Tunggu Panggilan.
Dekatkan diri kepada-NYA sejak usia muda, bersungguhlah mempersiapkan diri menghadapi kematian, dan kehidupan akhirat yang kekal abadi.
Jangan terbuai dengan ‘Kehidupan Dunia’ yang bisa melalaikan…
Kita boleh saja giat berusaha di dunia…
Tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang dan kekal di akhir Hidup kita…
Kiriman : Mudzakir
Ilustrasi : Google
Wow..Keren fotonya..Lengkap lagi ada puisinya..Makasih kak info dan sharingnya..Bermanfaat sekali
Terima kasih, tujuan kami adalah untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.
Terima kasih juga mbak Silvie sudah mampir di blog kami, dan kami juga akan share dari manfaatutama.com untuk artikel-artikelnya untuk melengkapi rubrik kami.
Salam