Danau Toba Impian Wisata dan Pulau Samosir yang jadi Kenangan

Pernah mengimpikan, bersama keluarga mengunjungi Danau Toba dan Pulau Samosir di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara (Medan).

Tulisan ini tiba-tiba ingin saya tampilkan di blog ini, karena sedang ramai membicarakan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba dengan penumpang yang begitu banyak.

Bahkan sampai tulisan ini diturunkan, masih berlangsung pencarian para korban.

Ini ibaratnya lautan di daratan, sebab kapal tenggelam itu biasanya di lautan sedang ini di darat, eh di danau ya…

Danau ada beda sedikit dengan Telaga, perbedaan terletak di luasan, berarti telaga hampir sama dengan danau kecil. Tetapi informasi yang saya dapatkan bahwa di tengah Pulau Samosir ada danau dan di tengahnya ada pulaunya juga.

Dengan luas lebih dari 630 km persegi, pulau Samosir merupakan satu kawasan sendiri, yaitu Kabupaten Samosir.

danau-toba-pulau-samosir
Danau Toba dan Pulau Samosir, Sumatera Utara, Indonesia

Kissparry tidak akan membicarakan tenggelamnya kapal motor tersebut, tetapi tentang impian bersama keluarga mengunjungi Danau Toba dan menyeberang ke Pulau Samosir, serta menginjakkan kaki di pulau Samosir.

Meskipun belum bisa mengunjungi Danau Toba bersama keluarga, setidaknya saya pernah berkunjung ke tempat ini, ketika ada tugas dari tempat kerja untuk kunjungan kerja.

Tiba-tiba dari kantor memberi tugas untuk ikut rombongan ke Medan, dan saya tidak menyangka sebelumnya, ke Medan perjalanan pertama adalah ke Danau Toba. Ketika di Bandara Ahmad Yani diberikan jadwal perjalanan baru mengerti bakal ke Danau Toba.

Wah… rasanya senang sekali bakal bisa mengunjungi tempat yang saya impikan sejak lama, meskipun bersama rombongan kantor.

Tahun 2012 juga pernah dapat tugas kantor dengan kegiatan di Medan, berdua, tetapi tidak ada waktu luang karena jarak tempuh dari Kota Medan cukup memakan waktu.

Mengapa Mengimpikan Mengunjungi Danau Toba

Sederhana saja, hanya membayangkan kejadian hebat di masa lampau yang secara alami membentuk kawah yang begitu luas kemudian di tengahnya ada gundukan yang setelah sekian ribu tahun terisi air dan terbentuk yang kemudian disebut Danau Toba yang di tengahnya ada pulau Samosir.

Mungkinkah cekungan yang begitu dalam tersebut dahulunya juga ada makluk hidup atau manusia, yang lama kelamaan sebelum tertimbun air, terus naik keatas mengikuti pergerakan air. Apakah mungkin air saat ini masih akan naik lagi? Lain kali coba kita cari-cari mitos dari Danau Toba.

Pulau di dalam pulau, bahkan di Pulau Samosir di dalamnya masih ada danau dan di dalam danau itu juga ada pulaunya lagi. Luar biasa keajaiban alam ini. Itulah yang mendasari mengimpikan bisa menginjakkan kaki di Pulau Samosir.

Juga membayangkan naik kapal di daratan, meskipun kapalnya tentu berada di atas air, ya di Danau Toba tersebut.

Orang yang bertempat tinggal di daerah tersebut mungkin sudah bukan barang atau tempat yang aneh, tetapi untuk orang yang lain lagi tentu saja berbeda termasuk salah satunya yaitu saya.

Sekilas Danau Toba

Danau Toba memiliki luas 1.130 km2 dengan panjang 100 km dan lebar 30 km. Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 69.000 – 77.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru.

Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 – sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama, seperti di kutip dari wikipedia.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia.

Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India.

Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari universitas Oxford tersebut meneliti proyek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul.

Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan.

Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Perjalanan Semarang ke Medan Sumatera Utara

Perjalanan ke Medan (Danau Toba) pada hari Rabu 25 November 2015 melalui udara dan berangkat dari Bandara Ahmad Yani di Semarang. Check in penerbanagan oleh agen perjalanan dan peserta harus sudah sampai di bandara Ahmad Yani paling lambat pukul 09.00 untuk terbang ke Jakarta pukul 09.45, kemudian transit di Jakarta, dan baru 12.50 melanjutkan perjalanan ke Medan melalui Bandara Kualanamu.

Pesawat yang kami tumpangi adalah Boeing 737-900 ER yang dioperatori oleh Lion Air, yang terkenal dengan penerbangan berbiaya murah.

Transit di Jakarta dan makan siang juga di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, kemudian melanjutkan perjalanan dari Bandara Soetta Jakarta (Banten) ke Kualanamu di Medan.

Sekira pukul 15.30 sudah mendarat di Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan, selepas pengambilan bagasi, rombongan sudah dijemput bus pariwisata untuk di antar ke Parapat (Toba).

Perjalanan Darat Kualanamu ke Parapat (Danau Toba)

Perjalanan darat dari Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan menuju ke Parapat (Danau Toba) sekitar 5 jam perjalanan, karena didalamnya ada makan malam, shalat di masjid. Apabila perjalanan normal sekitar 3 jam 40 menit. Perjalanan tidak terburu-buru, benar-benar menikmati perjalanan darat.

Banyak hutan atau perkebunan yang dilalui saat menuju Danau Toba dari Kualanamu. Disinilah saya menemukan tulisan penanda yang sangat membantu pertama kalinya dari suatu kawasan, yang saat ini ramai-ramai diikuti daerah lainnya.

Suasana perjalanan sangat menyenangkan sambil berkaraoke di dalam bus menuju Parapat. Sesampai di Parapat, rombongan langsung menuju ke Niagara Lake Toba Hotel & Resort, Parapat sekitar pukul 21.00. Tidak semua barang diturunkan dari bus, karena besok pagi harinya langsung check out.

Semalam di Niagara Lake Toba Hotel & Resort

Tiba di hotel dan check in hotel waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 21.30 (jam pastinya lupa, saking senangnya), ya sudah malam, dan bergegas untuk istirahat persiapan kegiatan esok hari.

Saat di Niagara tidak bisa kemana-mana karena lokasinya memang agak ke dalam di area pegunungan. Cukup menikmati suasana santai di luar sejenak, dan tidak tahu kondisi lingkungan sekitar hotel.

niagara-hotel-and-resort
Niagara Lake Toba Hotel & Resort, Hotel Bintang 3 di Parapat dekat Danau Toba

Bangun pagi udara sejuk, ternyata ketika saya berjalan-jalan selepas shalat Subuh, Hotel Niagara berada diperbukitan dengan pemandangan yang sangat menawan. Saya pun mengabarkan kepada teman-teman kalau lokasi hotel dipegunungan dengan pemandangan yang indah, bahkan Danau Toba nampak dari hotel tersebut.

Spot foto juga bagus, karena hotelnya berundak. Tetapi sayang fotonya sampai sekarang masih dicari-cari ini belum ketemu.

Terbatasnya waktu, sayang sekali di Niagara tidak leluasa hingga kaki hotel (maksudnya hotel yang dibagian bawah). Sarapan pagi kami juga mengambil tempat di teras hotel dengan pemandangan taman dan pegunungan.

Pagi jam 08.00 harus segera check out hotel karena untuk melanjutkan perjalanan. Kunjungan yang pertama adalah sudah barang tentu Danau Toba, yang telah lama diimpikan untuk bisa menginjakkan kaki di Pulau Samosir.

Sehari di Danau Toba dan Pulau Samosir

Perjalanan dari Hotel Niagara menuju Danau Toba hanya beberapa menit (sekitar 15 menit). Sebenarnya sih satu komplek, tetapi harus memutar, dan yang dituju adalah pelabuhan untuk wisatawan.

Begitu turun dari bus, tour leader langsung bergegas ke pengelola kapal penyeberangan, mungkin sudah kontak sebelumnya, kontak kalau bakal ada rombongan.

Perjalanan menuju Pulau Samosir jelas menggunakan kapal penyeberangan, meskipun kapal hanya memuat sekitar 50 penumpang, dan karena rombongan kami tidak ada 50 orang maka penumpang yang bukan rombongan boleh bersamaan dalam kapal tersebut.

makam-raja-sidabutar
Makam Keluarga Raja Sidabutar di Pulau Samosir

Perjalanan ke Pulau Samosir ditempuh lebih kurang 30 menit. Tempat yang di tuju selama di Pulau Samosir, yang pertama adalah petilasan adat makam batu (makam Raja), kemudian ke rumah komplek rumah adat Batak.

rumah-adat-batak-samosir
Rumah Adat Batak

Disekitar rumah adat ini pengunjung (kami) diajak menyanyi dan menari bersama dengan iringan lagu khas Batak.

Setelah membeli souvenir di Samosir, kami kembali ke dermaga untuk menyeberang meninggalkan Pulau Samosir.

Makan siang di rumah makan sekitar Danau Toba, kemudian melanjutkan ke Medan, langsung menuju Swiss-Belinn Hotel Medan.

Akhirnya impian mengunjungi Danau Toba di Sumatera Utara tercapai, meskipun tidak bersama keluarga.

Selesai, semoga bermanfaat.

Oleh Eswede Weanind (WeanindNews)
Editor Kissparry Wea

Baca Juga : Sekilas Danau Ranau dan Pulau Marisa, OKU Selatan

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca