Motor Ngebut Lari Kencang Saat Berkendara karena Ini, Simak Kisahnya

Motor disini merupakan kendaraan bermotor, boleh motor roda dua, tiga juga boleh mobil roda empat, enam atau lebih.

Anda pasti sudah menebak, mengapa mengendarai motor berjalan kencang atau ngebut, ada apa?

Satu diantaranya yaitu adanya rem atau pengendali laju kendaraan itu, apabila tidak ada mana mungkin berani pancang gas dalam-dalam.

Kisah Gagang Rem Motor Patah

Saya, pernah mengalami gagang rem kendaraan roda dua yang saya kendarai patah saat berada di jalan raya dengan kecepatan agak tinggi, di jalan raya Solo – Semarang tepatnya di daerah sebelum pasar Ampel Boyolali.

Perjalanan saat itu dari Semarang akan ke desa atau pulang kampung di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, sehingga masih tersisa sekitar 24 km lagi. Padahal saat itu perjalanan di malam hari, sekitar pukul 20.00 sehingga bengkel sudah tidak ada yang buka, atau tukang las sudah tutup.

Untungnya kendaraan yang digunakan menggunakan kopling, kalau orang Jawa bilang motor lanang atau motornya lelaki, yang pakai gagang kopling. Lebih parah lagi kendaraan tersebut kondisi rem depan juga tidak berfungsi maksimal, sehingga rem yang diandalkan adalah rem belakang. Dan bermotornya tidak sendiri tetapi berboncengan.

Dalam kondisi ini yang pertama dilakukan adalah mengendalikan laju, dengan cara memindahkan gigi terendah, dan memanfaatkan rem depan yang sudah tidak pakem. Kalaupun rem depan pakem harus mengeremnya perlahan-lahan.

Begitu kendaraan bisa dikendalikan dan berhenti, kemudian kembali mencari patahan gagang rem belakang yang jatuh dijalan raya.

Dengan demikian perjalanan dari Kec. Ampel menuju Kec. Teras yang berjarak lebih kurang 24 km tersebut, menggunakan persneling gigi 2 dan kalau menanjak pindah ke gigi 1, karena tidak ada rem belakang.

Terjawab sudah mengapa laju kendaraan dapat kencang atau ngebut, karena ada rem yang akan mengurangi laju kendaraan atau bahkan memberhentikan kendaraan dari kecepatan tinggi sekalipun.

Si Endut dan Si Brong ke arah Bromo (Ilustrasi)

Perjalanan dari Ampel ke Teras di Kabupaten Boyolali yang bisa ditempuh dalam waktu 45 menit, saat itu harus ditempuh dalam 120 menit, dikarenakan tidak berani berjalan kencang.

Kisah Baut Rem Belakang Lepas

Kisah ini berbeda dengan kisah yang pertama, kali ini menggunakan motor kopling otomatis, atau orang Jawa bilang motor wedok atau motor jengki atau motor bebek.

Untuk pengalaman yang ini terjadi di jalanan menurun di Jl Tumpang Raya. Jalan ini berada di Kelurahan Gajahmungkur Kecamatan Gajahmungkur, tepatnya jalanan menurun sebelah barat rumah dinas Gubernur Jawa Tengah (Puri Gedeh – Jl Gubernur Budiyono).

Ketika menuruni jalan di dekat Tumpang X, tiba-tiba motor rem blong, karena ini motor bebek tidak ada kompling, maka yang dilakukan adalah menyelamatkan diri dengan mencari rerumputan ditepi jalan atau pasir. Kebetulan di dekat makam ‘mBah Bojong’ saat itu ada gundukan pasir, dan sempat mengarahkan laju diatas pasir, tentu sambil teriak ‘rem blong – rem blong – rem blong – minggir – minggir’ kebetulan ada gerombolan akan sekolah dasar pulang dari sekolah.

Alhamdulillah selamat, meskipun sedikit lecet-lecet, tetapi tidaklah parah.

Setelah ini untuk pulang, motor dikendarai pelan-pelan, kebetulan saat pulang jalanan menanjak meskipun ada jalan menurun tetapi hanya sedikit. Jalan dengan gigi rendah, pelan-pelan.

Kisah Motor Batuk-Batuk

Selain laju kendaraan dipengaruhi oleh berfugsinya rem atau pengendali laju, yang berikutnya adalah motor dalam kondisi baik atau prima, tidak batuk-batuk. Karena kalau motor batuk bagaikan naik kuda.

Ketika saya pergi ke Jogja untuk suatu tugas dinas kantor, saat itu kebetulan mengendarai motor. Motor bebek dan merek tidak saya sebutkan, pasti Anda tahu sendiri.

Saat perjalanan kembali menuju ke Semarang, perjalanan malam, lebih kurang pukul 20.30, saya mengambil jalan melalui jalur Klaten, karena kalau lewat Magelang biasanya jalan macet dengan banyaknya truk-truk penanggkut meterial pasir.


Baca Juga :


Sesampainya di depan Candi Prambanan (perbatasan Yogja dan Jateng), motor yang saya kendarai batuk-batuk. Saya berfikir kalau tidak bahan bakar yang tercampur, yang bikin batuk adalah busi yang kotor.

Laju kendaraan sudah tidak dapat kencang, padahal untuk sampai ke Semarang perjalanan masih jauh, dalam kondisi batuk-batuk ini motor masih terus saya kendarai hingga menemukan tempat yang ramai.

Setelah mendinginkan mesin motor, kemudian saya mencoba membuka busi motor itu, betul businya kotor, langsung saya ganti busi dengan busi cadangan, tetapi masih saja laju kendaraan tidak berjalan normal.

Langkah yang lain, yaitu membeli busi baru, sedangkan toko onderdil motor kebanyakan sudah tutup, karena waktu sudah pukul 20.00 lebih. Saat menjalankan motor dengan pelan-pelan itu ada warung kucingan atau angkringan, kalau di Klaten dan Boyolali namanya warung hek. Saya mampir warung untuk makan dan minum di angkringan tersebut, sambil menanyakan, apakah ada tukang tambal ban yang menjual onderdil.

Penjaga warung memberi tahu kalau sebelah timur warung ini sekitar 500 meter ada tukang tambal ban yang masih buka, dan biasanya menjual onderdil ringan seperti kampas rem, busi, ban. Saya menyampaikan terima kasih atas informasinya, akan saya coba, saya sampaikan kalau motor saya saat ini batuk-batuk.

Benar, sesampai di gubuk kecil ada tukang tambal ban yang masih buka siap melayani pelanggan, kemudian saya menanyakan apa punya busi untuk motor ini, dia bilang ada tetapi tidak pas banget, namun bisa dipasang sementara karena gagangnya lebih panjang. Besok dibelikan yang sesuai, pesan dari tukang tambal ban tersebut.

Akhirnya busi yang baru terpasang, dan motor di starter langsung jreng…, perjalanan dilanjutkan hingga kembali, karena motor batuk-batuk tersebut ketika perkiraan waktu sampai pukul 23.00 sudah sampai Semarang, akhirnya sekitar pukul 01.30 dini hari baru sampai.

Motor batuk-batuk bikin laju kendaraan tidak bisa dipacu, kalau di gas lebih keras atau kencang malah kendaraan mogok.

Apalagi ya…..

Pesan untuk Kita

Pesan atau kesan dari kejadian diatas, sebaiknya menjadi pelajaran bersama terkait, beberapa kondisi persyaratan kendaraan ketika akan digunakan.

  • cek kondisi rem depan dan belakang, termasuk kabel atau kawat rem ketika akan pergi
  • cek oli bila itu kendaraan menggunakan oli mesin,
  • cek dan setel rantai motor Anda, jangan terlalu ketat dan jangan terlalu longgar
  • servis rutin kendaraan, usahakan tidak sampai terjadi busi mati, misalnya, saat dikendarai akan mengeluarkan letupan itu tandanya busi sudah tidak normal, segera diganti.
  • gantilah oli mesin sesuai dengan petunjuk operasional, jangan biarkan oli mesin kehabisan, karena mungkin ada yang bocor

Saat berkendara, motor atau mobil merupakan teman anda, oleh sebab itu perlakukan sesuai dengan peruntukannya.

Sekian dulu ceritanya

by Eswedewea
Editor Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca