Kisah Lucu Tertinggal Ketika Sepeda Motor Sudah Berjalan dari RS Roemani Gara-gara Uang Parkir

Kisah ini mungkin saja pernah Anda alami, seperti saya malam ini, si bungsu Taufik tertinggal dari sepeda motor saat pulang dari RS Roemani Semarang (11/12) sehabis kontrol, lucu dan jangan terulang.

Sekitar pukul 20.15 saya baru pulang dari RS Roemani Semarang, karena menunggui kontrol anak, sedangkan saya sendiri terjadwal rutin kunjungan dirumah sakit tersebut, Selasa. Saya datang ke Roemani setiap Selasa dan Jumat sudah hampir 4 tahun. Pada kunjungan kali ini, saat berangkat si bungsu diantar kakaknya si sulung dan langsung menemani juga, yang dirumah ya si bungsu dan si sulung bersama nenek.

Sesuai rencana, setelah selesai kontrol langsung pulang bersama saya yang telah datang dari siang sekitar pukul 12.00, sementara si sulung menunggui uminya menanti nomor antrean pengambilan obat, atau bahkan kalau malam biasanya pelayanan obat lebih cepat karena antrean sedikit, jadi bisa ditunggu untuk mendapatkan obat tersebut.

Ketika saya berangkat pulang dari rumah sakit mengambil motor yang telah diparkir dari siang, seperti biasa saya menyiapkan uang Rp 3.000,- (tiga ribu rupiah) untuk biaya parkir ditempat parkir.

Uang dan karcis parkir saya berikan kepada si bungsu untuk disampaikan kepada penjaga parkir di pintu keluar, uang saya siapkan sejumlah itu.

BeAT Street di Taman Wilis 20190928 pagi

Saya hanya berfikir, biasanya Rp 3.000,- saya membayar parkir di Roemani, terlebih saya dapat dikatakan berlangganan setiap hari Selasa, Jumat ditambah hari lainnya, tetapi saya tetap membayar uang parkir seperti pengunjung parkir pada umumnya karena disini tidak menyediakan langganan parkir, ya… sudahlah…. memang beda dengan kantor saya di Sekaran Gunungpati… seluruh pengunjung dibebaskan parkir… bahkan saat wisuda tertulis jelas PARKIR GRATIS…, meskipun gratis tetap ada penjaga parkir, bahkan ada yang memakai kartu… dan karcis…. Lha wong saya kemarin parkir di RS William Booth Semarang pakir 2jam 1menit, yang 1 menit dihitung 1 jam oleh sistem.

“Mas parkir kurang seribu (1000)” kata penjaga parkir kepada anak saya, tapi anak saya kurang faham.

Saya tanya “pripun pak” kepada penjaga parkir tersebut.

“Pak parkirnya Rp 4.000,- (empat ribu rupiah) jadi kurang Rp 1.000,- (seribu)….” katanya

“Oiya…. waduh…, apa ada ya…” saya berguman, biasanya tigaribu, dan saya berfikir, ini masa penjaga parkir tidak hafal dengan motor saya yang berlangganan (eh… disini nggak ada berlangganan)…, biasanya hanya Tigaribu (3.000) Rupiah, apa tarifnya naik ya….. sudahlah…. pikir saya…

Saya mengambil dompet dan ternyata yang didalam dompet hanya tinggal uang biru (50 ribu) dan beberapa uang merah (100 ribu), saya berikan yang uang biru…. Biasanya uang seperti ini tidak bersemayam di dompet saya…., karena pagi tadi habis mengurus perpanjangan STNK jadi sisa persiapan tadi, bahkan dompetku pernah tanpa uang (hanya dua ribuan beberapa lembar).

Uang biruku diterima penjaga parkir, wah…. seribu saja ia bilang
“niku duwit sing paling cilik, biasane nggih kathah (itu uang saya terkecil, biasanya banyak)”, biasanya saya bawa uang kecil banyak dan uang merah dan biru itu jarang (apalagi bawa tas, ada yang saya taruh diluar tas sebelah samping), sambil saya bukakan dompet saya dan terpaksa saya tunjukkan, ia bilang “ya… sudah.. bawa saja uangnya..” katanya, sambil mengembalikan uang biru kepada saya.

Karena terlalu fokus dengan masalah uang seribu rupiah itu sampai saya lupa jika anak saya belum naik ke motor bahkan saya lupa sesaat jika bersama dia.

Entah apa mungkin si bungsu main HP ketika saya berhenti selama itu untuk urusan pembayaran yang kurang, kemudian ketika saya berjalan maju dan berhenti sejenak, ternyata si bungsu belum naik juga ke motor. Saya berhenti itu antrian motor yang lain yang akan keluar juga ada, jadi pikir saya segera berjalan.

Setelah motor berjalan sekitar lima meter dan berada ditengah jalan raya, si bungsu berteriak…. “abi aku durung mbonceng (ayah aku belum naik kemotor)” dan ia mengulangi hingga 3 kali, “abi… abi… aku mlayu durung mbonceng…” ia mengulangi lagi.

Saya sontak sadar…., oo… durung munggah motor tho….. tak kirain uwis munggah khan aku wis mandeg suwi (…oo… belum naik ke motor ya… saya kira sudah naik.., kan sudah berhenti lama tadi dan berhenti lagi)”, saya berteriak, dan motor tetap saya lajukan hingga ketepi jalan raya.

Si bungsu bilang lagi,…. maka aku disuruh jogging sampai rumah to bi…. Ya, meskipun jarak dari rumah sakit dapat dikatakan dekat hanya sekitar 1,5 km tetapi kejadian ini merupakan bagian dari konsentrasi.

Pelajaran yang dapat diambil disini yaitu,
1) meskipun dalam berbagai kondisi, jika kita berkendara bersama orang lain, maka kita pastikan yang bersama kita sudah berada diatas sepeda motor,
2) kadang ada sesuatu yang tanpa diduga (seperti tarikan parkir yang tidak biasanya) membuat lupa sesaat, sebaiknya jangan biasakan lupa sesaat, jadi harus selalu mengingat,
3) jika ingin bersama orang lain ikut berkendara, jangan main HP dan konsentrasi untuk berkendaraan.

Suatu waktu saya mengetahui dengan mata kepala sendiri, ketika bermotor di Jalan Pandanaran di perempatan lampu lalu lintas depan BRI kearah Tugu Muda, ada seorang muda bersama ibu sepuh mungkin neneknya, si nenek terjatuh ketika motor berjalan setelah berhenti karena lampu merah, entah kenapa nenek itu terjatuh… mungkin kaget hentakan sepeda motor atau apa…. si pemuda itu tidak sadar dan ada beberapa pengendara lain mengejar dan berteriak “…. ibunya tertinggal dan jatuh….” dan untungnya juga ada pengendara lain yang menolong nenek tersebut.

Inilah sekelumit kisah lucu, “kisah lucu si bungsu tertinggal ketika sepeda motor sudah berjalan dari tempat parkir RS Roemani gara-gara uang parkirnya kurang“, bisa dikatakan kehilangan fokus dan lupa sesaat.

Kejadian ini hampir dua kali, yang lain ketika bersama istri, ia belum mbonceng tetapi saya sudah jalan karena dibelakang banyak sekali motor (puluhan atau ratusan) yang akan keluar dari tempat parkir saat menemani anak-anak wisuda, istri bilang “saya belum naik”, dan untungnya baru berjalan belum ada 1 meter.

Sekian semoga bermanfaat.

by Eswede Weanind
editor Kissparry

One thought on “Kisah Lucu Tertinggal Ketika Sepeda Motor Sudah Berjalan dari RS Roemani Gara-gara Uang Parkir

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca