Renungan kali ini merupakan percakapan antara emas dan tanah, menarik memang mereka memiliki peran sendiri-sendiri.
Si Emas merasa mereka lebih berharga daripada si Tanah, tetapi sebaliknya Tanah juga punya argumentasi mereka juga berharga.
Ini hanyalah sanepo atau semacam perumpamaan, namun mungkin saja karena kita tidak tahu apakah Emas bisa ngomong dengan Tanah dengan bahasa mereka.
Percakapan ringkas antara emas dan tanah ini disadur/dikutip dari medsos, dan mungkin Anda pernah membacanya juga diwaktu yang berbeda.
Emas berkata pada tanah,
“
Coba lihat pada dirimu,
suram dan lemah,
apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku…….???
Apakah engkau berharga seperti aku……. ???
”
Iklan
📌 Perjalanan Darat Sekayu Palembang sampai Semarang Waktu Tempuh Hanya 16 Jam, Dulu 2 Hari 1 Malam
📌 Angkutan Darat Bandara Dhoho Kediri Dilayani PO Damri dan Harapan Jaya, Disamping Gojek dan Maxim
📌 Contoh Ucapan Selamat Idul Fitri 1445 H 2024 dari Himpunan Kiriman Medsos | Copas
📌 Lirik Lagu Antara Benci dan Rindu – Yang Hujan Turun Lagi, Ratih Purwasih | MP3, Plus Versi Disco Nella Kharisma
Kissparry.com
Tanah menggelengkan kepala dan menjawab,
“
Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah,
bisa menumbuhkan rumput dan pohon,
bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain,
apakah kamu bisa……. ???
”
Emas pun terdiam seribu bahasa……!!!
Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.
Iklan
Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.
Seperti sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. (HR Thabrani dan Daruquthni).
Di antara memberi manfaat kepada orang lain adalah dengan tidak menyakiti orang lain, berderma, dan bermuka manis.
Tidak menyakiti orang lain baik menyakiti fisik, harta, maupun kehormatannya. Menyakiti orang lain itu dengan lisan, seperti menggunjing, mengadu-domba, memperolok-olok, menuduh dengan tuduhan dusta, saksi palsu.
Dapat juga menyakiti dengan perbuatan, seperti mengambil harta, menipu, berkhianat, merampas, mencuri, memukul, membunuh, memperkosa, korupsi, memakan harta anak yatim, menahan hak orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Bukhari).
Termasuk tidak menyakiti orang lain adalah bermanis muka. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik sedikit pun, meskipun engkau berjumpa saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR Muslim).
Barakallahu fiik,
semoga bermanfaat
kiriman kYN OKUT dan dari berbagai sumber
diunggah oleh Elvisalvito
editor Kissparry
Renungan yang bagus dan bermanfaat
Setuju, kita memang perlu merenung sesering mungkin