Inilah Sebabnya tentang Fajar yang Digunakan sebagai Patokan Akhir Waktu Sahur, Akhirnya Berbeda

Sebelum datang puasa Ramadhan saya mendapatkan jadwal imsyakiyah yang diterbitkan oleh PP Muhammadiyah, dan kebetulan tahun ini penetapan awal Ramadhan ada perbedaan.

Perbedaan tersebut sebenarnya akan tampak saat mendefinisikan tentang kapan datangnya sang Fajar, atau kapan fajar pagi menyingsing.

Saat sahur hari pertama (kedua), kami berada di pondok pesantren, jadi tidak terasa tentang kapan batas akhir waktu sahur, sebab bangun sekitar pukul setengah tiga (2:30) kemudian sekitar pukul 3:00 sudah mulai makan sahur.

Kemudian, saat tiba di rumah, segera menset (mengatur) tayangan waktu yang ada di musala sesuai jadwal yang diterima, namun ternyata saat sahur / pagi tiba saya merasakan ada yang berbeda dengan kondisi disekitar.

Perbedaan itu ialah belum waktunya mengumandangkan imsyak, jika melihat jadwal yang sudah saya pasang, tetapi masjid dan musala sekitar sudah mengumandangkan imsyak sebagai tanda waktu sahur segera berakhir.

Panorama fajar pagi dipotret dari Griya Persada Hotel Bandungan

Setelah itu sepuluh menit kemudian, masjid dan musala disekitar sudah mengumandangkan azan Subuh, sementara pada jadwal yang telah terpasang masih waktunya imsyak. Maka, akhirnya mau tidak mau juga ikut azan meskipun sedikit terlambat.

Saya pun bergegas melihat jadwal salat abadi, oh… iya ternyata memang waktunya memang telah sesuai dengan jadwal salat abadi, yang tertera di kalender yang diterbitkan institusi yang sama.

Berarti tidak ada yang salah, mungkin hanya salah persepsi atau salah pandangan, dan akhirnya kami menggunakan jadwal salat abadi tersebut sebagai patokannya, tidak menggunakan jadwal terbaru. Sebab jadwal-jadwal yang lain hampir sama.

Tentang Fajar

Terlihatnya fajar inilah yang digunakan sebagai patokan batas waktu berakhirnya waktu makan sahur atau datangnya waktu salat Subuh.

Allah ﷻ telah berfirman,

﴿وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ﴾

“Dan makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Dari ayat ini, seseorang masih boleh makan dan minum serta berjimak hingga terbit fajar, yaitu azan subuh. Adapun jika azan atau waktu fajar telah tiba, maka seseorang harus berhenti, karena itulah batas akhir. Jika seseorang memaksa makan dan minum padahal waktu fajar telah jelas, maka puasanya batal.

Fajar “الفجر” ada dua; ada namanya fajar kadzib dan fajar shadiq. Perbedaan keduanya bisa kita lihat di tabel berikut:

Fajar KadzibFajar Shadiq
Muncul sebelum fajar shadiqMuncul setelah fajar kadzib
Cahayanya vertikalCahayanya horizontal
Akan redup seiring waktuCahayanya semakin besa

Fajar kadzib : Muncul sebelum fajar shadiq, Cahayanya vertikal, Akan redup seiring waktu

Fajar Shadiq : Muncul setelah fajar kadzib, Cahayanya horizontal, Cahayanya semakin besar

Fajar shadiq adalah fajar yang berkaitan dengan waktu shalat subuh dan juga waktu berakhirnya makan dan minum serta jimak di bulan Ramadan.

Oleh karenanya, ketika seseorang melihat cahaya di waktu subuh, jangan langsung mengatakan itu waktu fajar, karena bisa saja itu adalah fajar kadzib.

Tentunya yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah kapan waktu fajar shadiq tersebut? Terdapat khilaf di kalangan para Astronom akan hal ini.

Setidaknya, kita bisa menyebutkan empat khilaf tersebut,

Pertama: Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Departemen Agama (Depag) berpendapat bahwa fajar shadiq jatuh pada waktu di mana jarak antara matahari dengan cakrawala adalah -20o. ([15]).

Kedua: Muhammadiyah sendiri berpendapat dalam tarjih mereka bahwa fajar shadiq baru mulai ketika jarak antara matahari dengan cakrawala -18o.([16]) Artinya, Muhammadiyah memandang bahwa waktu yang ditetapkan Departemen Agama terlalu cepat 8 menit (karena satu derajat 4 menit). Sehingga misalkan Depag menetapkan waktu subuh adalah 4.43 WIB, maka menurut Muhammadiyah waktu subuh itu seharusnya jam 4:51 WIB([17]).

Ketiga: Malaysia sendiri mengambil pendapat bahwa fajar shadiq muncul ketika matahari berjarak -19,5o dari cakrawala.

Keempat: Salah satu lembaga Internasional mengemukakan bahwasanya fajar shadiq baru muncul ketika matahari -15o dari cakrawala, sehingga jika berpatokan pada waktu subuh di Indonesia, maka seharusnya waktu subuh harus ditunda hingga 20 menit dari waktu saat ini.

Makan malam di BlueSky Lounge Grand Edge Hotel Sultan Agung Semarang

Akhir Makan Sahur

Wallahu a’lam bishshawwab, bisa jadi perbedaan pandangan di atas terjadi karena perbedaan tentang makna fajar atau perbedaan lokasi yang mempengaruhi penilaian. Intinya, khilaf ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, bahkan di beberapa negara yang lain, di antaranya di Arab Saudi.

Lantas bagaimana solusi waktu akhir sahur bagi kita atas perbedaan ini? Penulis menyarankan agar kita mengambil pendapat Kementerian Agama untuk batas waktu makan dan minum, namun untuk waktu shalat kita menggunakan pendapat Muhammadiyah.

Artinya, batas waktu makan kita menyesuaikan waktu azan yang berlaku secara umum di Indonesia, akan tetapi untuk shalat subuh hendaknya kita menunda hingga 8 menit setelah azan sebagaimana pendapat Muhammadiyah. Yang demikian insya Allah adalah sikap yang lebih hati-hati.

Sehingga apabila seseorang masih minum ketika azan berkumandang (berdasarkan waktu subuh Depag), maka mudah-mudahan itu tidak menjadi masalah. Namun, apabila salah seorang di antara kita telah yakin bahwa waktu subuh telah masuk, maka ia sudah tidak boleh lagi makan dan minum.

Akhirnya

Dari penjelasan tersebut diatas, sehingga sudah cukup jelas, yang membuat berbeda. Namun, meskipun Jadwal Imsyakiyah tetap terpasang, tetapi, waktu sahur menggunakan patokan jadwal salat abadi.

Sumber : Bekalislam.Firanda.com

oleh Eswedewea
editor Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca