Wajah Organisasi PATRI, sebuah Renungan

Untuk mengenali seseorang biasanya dilihat dari wajahnya. Pada umumnya wajah setiap orang berbeda. Kecuali kembar. Ada yang mirip-mirip. Sehingga pada kartu identitas yang ditampilkan foto wajah. Bukan foto anggota badan yang lain.

Organisasi kita pun demikian. Untuk mengenali PATRI, dilihat dari wajahnya. Masalahnya, siapa dan bagian dari organisasi mana yang dianggap mewakili wajah PATRI? Ini persoalan yang menarik.

Awal-awal merintis organisasi anak Transmigran (awal 1990-an), dimulai dengan mengenalkan diri sendiri.

Caranya? Setiap ada acara seminar, diskusi, jadi narasumber, diundang sebagai trainer, mengajar di depan kelas, dan lainnya; saya mengenalkan diri sebagai anak Transmigran. Ya, percaya diri sebagai anak Transmigran.

Beberapa saat kemudian, biasanya ada yang bertanya heran. Oh, masih ada ya transmigrasi? Atau ada tatapan wajah keheranan.

Tidak menyangka, ternyata ada anak Transmigran seperti itu. Dengan penuh percaya diri bicara dan mengenalkan identitasnya sebagai anak Transmigran di forum umum.

Alhamdulillah. Takdir Tuhan. Karena sejujurnya mengenalkan identitas diri sebagai anak Transmigran, dampaknya memicu bertambahnya saudara dan sahabat baru.

“Alhamdulillah, ternyata kita sesama anak Transmigran ya”. Dari saling berkenalan itu tumbuh rasa sayang. Kata pepatah. Tak kenal, maka tak sayang. Tak sayang, maka tak cinta.

Tak cinta, maka tak bersatu. Tak bersatu, maka tak punya kekuatan. Tak punya kekuatan, maka tak dapat mewujudkan harapan. Dan seterusnya.

Langkah selanjutnya, setelah saling kenal biasanya berbagi nomor telepon, menanyakan asal usul dan alamat masing-masing.

“Dulu saya dari Trans Polri Gunung Sugih”. “Oh ya, saya dari Gedong Tataan”. Lainnya ada yang mengenalkan lokasinya: “Saya dari Bengkayang. Saya dari Pasir Pangaraian. Saya dari Kuburaya. Saya dari Inderagiri Hilir.” Dan seterusnya.

Begitulah prosesnya. Berawal mengenal wajah dan lokasi, maka kian menguatkan saling berkomunikasi dan ingin membentuk organisasi.

Tanpa disadari tumbuh rasa senasib. Rasa dan niat untuk saling berbagi, melindungi, serta memuliakan dan menghargai jasa orang tua kita.

Orang tua yang telah membentuk kita seperti saat ini. Merekah Transmigran. Karena itu, setelah lahir PATRI tugas kita berikutnya semakin giat mengenalkan wajah PATRI.

Kembali kepada pertanyaan. Lalu, siapa Wajah Organisasi? Tentu yang paling mudah dilihat dan dikenali adalah para kader yang menjadi tokoh, anggota, hingga pengurus.

Dengan secara percaya diri sering menampilkan potensi dan prestasinya diberbagai kesempatan. Baik saat bertemu orang diperjalanan, atau saat bicara di ruang publik. Sehingga orang atau pihak lain tahu, dan berkomentar: “Oh pantesan hebat. Ternyata anggota PATRI.”

Demikian juga, saat melengkapi identitas wajah organisasi, dikenalkan Rumah organisasi. Rumah organisasi PATRI adalah kantor sekretariat.

Karena jika organisasi tanpa alamat yang jelas, membuat ragu dan sangsi bagi pihak lain mengajak kerjasama. Terlebih jika kerjasama itu bersifat formal dan mengandung pertanggungjawaban keuangan.

Karena itu, mari kita kenalkan wajah dan rumah organisasi. Bagi yang belum, mulai sekarang. Tetap semangat dan percaya diri. Anak Transmigran BISA.

KoDe, 12/04/2022
Lurah DPP PATRI 🇮🇩

Hasprabu

Hasprabu (Lurah DPP PATRI)

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca