Teropong: Siklus Dua Puluhan, Aksi Pemuda (Mahasiswa)

Dalam acara pendidikan politik untuk pemuda (Bandung 1983), Sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara pernah menyatakan. Dinamika pemuda terjadi setiap 20 (dua puluh) tahunan, atau 2 (dua) dekade. Maksudnya, setiap kurang lebih 20 tahun ada gerakan yang dipelopori pemuda (termasuk mahasiswa).

Di Indonesia, kronologi gerakan yang dipelopori pemuda dan mahasiswa dimulai dari 1908 (Kebangkitan Nasional). Kemudian berturut-turut, 1928 (Sumpah Pemuda), 1945 (Kemerdekaan Indonesia), 1966 (Angkatan 66), 1974 (Malari), 1997 (Reformasi), dan terbaru 2022 (Demo BEM SI).

Gerakan pemuda pada 20 Mei 1908 tersebut dikenal dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Berselang 20 tahun kemudian, tepatnya 28 Oktober 1928 terjadi gerakan yang dipelopori oleh pemuda juga. Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Soempah Pemoeda.

Tahun 1945, tepatnya 6 dan 9 Agustus, Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Tentara Sekutu. Jepang menyerah tanpa syarat. Maka, di Tanah Air terjadi pergolakan dipelopori pemuda. Ir. Soekarno yang saat itu sebagai tokoh nasional “dipaksa” oleh kelompok muda (diantaranya: Sukarni, Wikana Chaerul Saleh), agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Bung Karno saat itu usianya 44 tahun (lahir 6 Juni 1901). Secara usia sudah di atas rerata pemuda.

Karena itu beberapa pemuda “tidak sabaran”, dan menculik Bung Karno ke Rengasdengklok Karawang. Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Akibat kegigihan pemuda itulah kemudian Indonesia diproklamasikan 17 Agustus 1945. Tanpa menunggu janji dimerdekakan oleh Dai Nippon, Indonesia merdeka lebih cepat.

Tahun 1965 terjadi pergolakan sengit berdarah. Pemberontakan PKI. Sebelumnya, 1948 dan 1927 PKI pernah melakukan hal yang sama. Pemuda yang tergabung dalam angkatan 66 meruntuhkan Orde Lama (Orla). Kemudian Indonesia memasuki era Orde baru (Orba).

Tahun 1974, tepatnya 15 Januari 1974 terjadi pergolakan mahasiswa. Peristiwa ini dikenal dengan Malapetaka 15 Januari (disingkat Malari). Tokohnya Hariman Siregar. Lagi-lagi Pemuda tampil mewakili aspirasi masyarakat. Menyuarakan dan menuntut perbaikan penyelenggaraan negara saat itu.

Tahun 1997 kelompok mahasiswa, atau dikenal Generasi 1998, menumbangkan Orde Baru. Indonesia memasuki masa euforia. Menerapkan “cara baru” dalam penyelenggaraan bernegara.

Beberapa diantaranya. UUD 1945 diamandemen, sistem demokrasi lebih liberal, penerapan otonomi daerah, jabatan presiden maksimal 2 periode, tidak ada GBHN, dan seterusnya.

Sejak era reformasi 1998 telah silih berganti presiden dan kebijakannya. Namun dalam prakteknya penyelenggaraan pemerintahan di era reformasi tidak memuaskan banyak pihak.

Ilustrasi demo mahasiswa (Pikiran Rakyat)

Maka unjuk rasa demi unjuk rasa mulai bergulir. Di era ini bukan hanya elemen mahasiswa, tetapi juga kelompok pemuda dan agama. Seperti Peristiwa 212 yang sangat fenomenal. Puncaknya, tanggal 11 April tahun 2022 ini. Demo mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Indonesia). Setidaknya ada 13 tuntutan mahasiswa. Seperti: tolak penundaan pemilu, turunkan harga-harga, cegah masuknya pekerja asing, berantas korupsi, dan lainnya.

Berdasarkan fakta di atas, teori siklus dua puluhan itu terbukti. Bagi kita, betapa pentingnya belajar dan memahami sejarah. Karena memahami sejarah adalah sebagai bekal calon pemimpin menuju sikap bijaksana. Pepatah Yunani, “Historia Vitae Magistra”. Sejarah adalah guru yang terbaik dalam kehidupan.

Kata Bung Karno: “Djasmerah. Djangan sekali-kali meloepaken sedjarah.”

KoDe, 14/04/2022
Lurah DPP PATRI 🇮🇩

Hasprabu (Lurah DPP PATRI)

Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca