Jejak Takdir | Skenario KAMUKTEN | Mirip perjalanan transmigran

Mirip perjalanan transmigran

Jejak Takdir | SKENARIO KAMUKTEN

Dahulu, setelah ditempatkan disebuah tanah gersang, Nenek Siti Hajar dan bayinya​, Ismail, ditinggalkan Eyang Ibrahim. Hanya berdua. Seorang ibu dan bayi kecilnya​. Tak terbayangkan kerja keras dan letihnya menjalani hidup di tempat seperti itu, Lembah Bakkah, padang pasir nan terik.

Kelak, atas kepatuhan hamba Allah teladan zaman itu, Bakkah menjadi tempat penuh berkah. Makkah Al Mukaromah.

Wangsa Pandawa. Akibat dicurangi Wangsa Kurawa, mereka harus rela meninggalkan negeri tercinta. Astinapura. Membabat hutan rimba menjadi negara baru.

Dengan segala kerja kerasnya, akhirnya hutan belantara itu menjadi Negeri Amarta. Panjang Punjung Pasir Wukir, Gemah Ripah Loh jinawi. Tata Tentrem Kerta Raharja, Repeh Rapih, Wibawa Mukti.

Dalam pertempuran besar Baratayudha Jayabinangun di Padang Kuruksetra, akhirnya Pandawa kembali mendapatkan negeri yang telah ditinggalkannya itu. Wangsa Kurawa musnah.

Penyu laut, setelah bertelur di pantai, telurnya ditutup pasir dan dedaunan. Dan ditinggalkan begitu saja. Hanya menjalankan kepatuhan dan kepasrahan kepada Sang Pencipta Kehidupan. Setelah sekian waktu, tanpa ditunggu induknya, telur itu menetas sendiri. Awal perjuangan.

Ratusan anak penyu berbondong​ menuju laut. Mencari kehidupan sendiri. Ada yang selamat hingga dewasa. Banyak pula yang tewas diantara ganasnya penghuni samudera. Takdir.

Transmigrasi.
Jika ingin mulia, sebagian hidupnya juga melalui kisah seperti itu.

KoDe, 09.05.2017
@hasprabu

Arsip |
diunggah oleh Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca