Catatan dari buku harian seorang ibu ….
Dulu …
rumahku ini ramai dengan anak-anak ku …
tawa mereka …
Tangis mereka …
juga pertengkaran antara mereka …
Buku buku berserakan disetiap sudut ruangan …
pensil, baju, mainan bertebaran di atas tempat tidur…
karena jengkel nya akupun berteriak:
“cukup … jangan buat kekacauan dirumah ! ..
ayo masing-masing barang nya dibereskan …
susun rapi di tempatnya ! ” ..
Di pagi hari menjelang waktu sekolah …
seorang anakku mengadu : ” ummi … buku dan penaku hilang entah dimana ?” ..
anak yang kedua berkata : ” ummi … mana bedaknya ?” ..
anakku yang ketiga merengek : ” ummi … susunya tumpah ” …
yang keempat … sambil memegangi kakiku mengadu cemas : ” ummi … aku belum mengerjakan PR ”
…. semua … semua mereka mengeluhkan kelalaian nya masing-masing …
Saat ini .. aku sudah tua …
anak-anak sudah dewasa …
aku berdiri di depan pintu kamar anak-anakku …
tempat tidur tersusun rapi ..
kosong tidak ada lagi yang tidur disana …
di lemari hanya ada sedikit pakaian …
pakaian masa kecil milik mereka …
di rumah ini sekarang sepi sekali …
tidak ada lagi yang tersisa selain aroma harum tubuh anak-anakku …
ya ..
setiap anak-anakku itu memiliki bau yang khas bagiku …
aku menghirup udara dalam-dalam …
bau tubuh mereka seakan kembali …
meringankan rasa rindu yang menyesakkan dadaku …
kenangan-kenangan itu pun datang kembali …
kala aku marah pada seorang anakku …
ia langsung berlari dan memeluk kakiku : ” maaf kan aku … ummi ”
rintihnya …
dan … tak terasa … air mataku pun jatuh …
Anak-anak kini sudah mandiri …
hidup di tempat-tempat yang jauh dengan keluarga masing-masing ..
satu persatu meninggalkan rumah dengan ucapan yang sama :
“jazakillah khairan ummi …
untuk semua kebaikan …
untuk semua kasih sayang …
aku tak akan pernah bisa membalas jasa ummi …
mohon doamu ummi” …
Ya ALLAH …
ingin rasanya kembali ke masa lalu …
waktu dimana anak-anak masih kecil-kecil ….
Pesanku untukmu wahai para ibu …
nikmatilah tangisan …
rengekan dan suara teriakan anak-anakmu …
nikmatilah bila buku-buku ..
pena ..
mainan-mainan mereka berserak dan bertebaran …
nikmatilah setiap ketidak rapian rumah disebabkan ulah mereka …
jangan membentak …
jangan berteriak …
semua itu akan menjadi kenangan manis …
kenangan yang indah …
setiap ibu pasti akan mengalami seperti yang kini ku alami …
hari dimana setiap anak …
satu persatu akan keluar meninggalkan rumah tempat lahir mereka …
setiap satu anak ku keluar dengan membawa/ menyeret tas / koper nya …
ia ikut serta membawa/menyeret hatiku bersamanya …
ku peluk pintu itu setiap satu anak pergi …
aku memeluk pintu itu karena lututku gemetar …
separuh jiwaku seakan terbang pergi bersamanya …
lalu aku kembali mengumpulkan kekuatanku …
menghadapi sisa hidup sepi yang harus ku jalani ….
Kiriman : Warno Jambi