Perjalanan itu Singkat, Renungan Fajar

    Kisah seorang wanita muda dan wanita tua, dimana karakter keduanya sangat berbeda, yang tua cerewet dan yang muda tidak cerewet atau lebih pendiam. Kisah nyata ini akan menginspirasi kita, betapa perjalanan sangat singkat.

    Inilah kisah selengkapnya.

    Seorang wanita muda (tidak mau disebut namanya) tengah duduk santai di dalam bis yang melaju ke tengah kota. Di suatu pemberhentian bis, seorang wanita tua naik ke dalam bis, dan ternyata wanita tua tersebut sangat cerewet dan berisik, duduk di samping wanita muda tadi.

    Tas-tas bawaannya yang berat dia tumpuk begitu saja di atas kursi, membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sambil setengah terjepit di antara tas-tas berat dan jendela bis.

    Ilustrasi penumpang bus

    Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat kejadian itu merasa sedikit kesal, dan bertanya kepada wanita muda itu, “kenapa kamu tidak bicara saja, katakan pada wanita tua itu bahwa kamu jadi terganggu…”, katanya.

    Wanita muda itu menjawab sambil tersenyum:

    “Aku rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini, perjalanan bersama kita ini terlalu singkat. Saya juga akan turun di perhentian bis berikutnya di depan nanti”.

    Jawaban wanita muda tadi sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas:

    “Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele. Perjalanan kita bersama amat singkat.”

    Alangkah indahnya kalau masing-masing kita bisa menyadari bahwa perjalanan hidup kita di dunia ini sangat singkat, sehingga kita tidak akan membuang waktu untuk membuat perjalanan hidup kita jadi suram dengan macam-macam perdebatan, atau dengan adu argumentasi yang sengit dan tajam.

    Kalau kita tahu bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat, maka kita tidak akan mau membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan… karena semua hanya membuang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.

    Apakah seseorang sudah melukai bahkan menghancurkan hatimu? Tetaplah tenang, perjalanan hidupmu terlalu singkat.

    Apakah seseorang sudah menghianatimu, mengejek-ejek kamu, menipu atau bahkan menghina kamu? Tetaplah tenang, maafkan mereka, karena perjalanan hidup kita sangat singkat.

    Apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita sangat singkat.

    Tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir. Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian bis yang berikutnya. Perjalanan hidup kita bersama sangat singkat.

    Sahabat, mari kita saling memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan teman-teman kita. Mari kita saling menaruh hormat, saling berbuat baik dan saling memaafkan satu dengan yang lain. Mari kita isi hidup ini dengan rasa syukur dan bersukacita selalu.

    Apakah orang terdekat kita bikin kita terganggu dengan kebiasaan-kebiasaannya? Selama itu tidak membahayakan mari kita saling terima saja.. karena bisa jadi kita rindukan kebiasaannya itu saat orangnya tiada…

    Karena…

    HIDUP INI SANGAT SINGKAT…

    mari kita saling mudah untuk maaf dan memaafkan..

    Semoga bermanfaat.

    Kiriman Pak guru Andi Belitang
    Ilustrasi Google
    juga dimuat di https://darulhijrahnews.wordpress.com/2017/05/23/perjalanan-kita-bersama-amat-singkat/ oleh admin Palembang (Sekayu) 

    Tinggalkan Balasan