Arsip Tag: bahasa Indonesia

Bunga untuk Ibuku | 21, Cerbung Tien Kumalasari


Kejora Pagi
BUNGA UNTUK IBUKU  21
oleh Tien Kumalasari

Wajah Rusmi berubah menjadi garang, seperti singa betina yang ingin melahap mangsanya. Tak berani bicara keras tetapi tetap menunjukkan kekejaman, dia menatap Barno yang dianggapnya ingkar janji.

Lanjutkan membaca Bunga untuk Ibuku | 21, Cerbung Tien Kumalasari

Bunga untuk Ibuku | 20, Cerbung Tien Kumalasari


BUNGA UNTUK IBUKU 20
(Tien Kumalasari)

 Rusmi menatap Hasti, dan keduanya tersenyum senang. Tak mengira semuanya menjadi semudah ini.

“Ibu sungguh pintar,” kata Hasti sebelum beranjak pergi.

“Aku selalu berhasil. Dulu berhasil memikatnya, lalu sekarang aku berhasil menyingkirkannya. Aku sekarang adalah nyonya pengusaha yang kaya raya,” katanya kemudian tertawa-tawa seperti orang tidak waras.

Lanjutkan membaca Bunga untuk Ibuku | 20, Cerbung Tien Kumalasari

Bunga untuk Ibuku | 19, Cerbung Tien Kumalasari


BUNGA UNTUK IBUKU 19
(Tien Kumalasari)

Wijan terduduk lemas, sementara Nilam menatapnya heran.

“Hallo, Wijan, kamu masih di situ?” teriak pak Rangga dari seberang.

“Hal buruk apa? Tentang ayahku?” tanya Wijan lemah dan gemetar.

Lanjutkan membaca Bunga untuk Ibuku | 19, Cerbung Tien Kumalasari

Bunga untuk Ibuku | 18, Cerbung Tien Kumalasari


BUNGA UNTUK IBUKU 18
(Tien Kumalasari)

Suri pulang dengan perasaan gundah. Ada perempuan yang malam-malam menelpon, tapi bukan bu Raharjo. Baskoro menamai akun itu ‘DIA’. Pasti seseorang yang istimewa. Hatinya terasa sakit. Sudah sejak lama ia merasa Baskoro menjadi jauh darinya.

Lanjutkan membaca Bunga untuk Ibuku | 18, Cerbung Tien Kumalasari

Bunga untuk Ibuku | 16, Cerbung Tien Kumalasari


BUNGA UNTUK IBUKU 16
(Tien Kumalasari)

Baskoro berteriak-teriak, karena Rusmi memukulnya bukan hanya sekali.

“Aduh, sakit tahu.”

“Biarin. Kamu jangan sekali-sekali mengganggu anakku, awas ya.”

“Nggak, bukan aku yang mengganggu. Anakmu yang mengganggu,” kata Baskoro yang langsung melompat ke atas ranjang katika mereka sudah masuk ke dalam kamar. Tapi Rusmi tetap mengejarnya dengan gemas.

Lanjutkan membaca Bunga untuk Ibuku | 16, Cerbung Tien Kumalasari