Saat berkunjung ke Tanah Lot beberapa waktu lalu (20/1) bersamaan upacara keagamaan, suasana menjadi sedikit berbeda, ramai tapi menyenangkan.

Kunjungan kali ini, ke Tanah Lot merupakan acara inti kedua hari pertama saat berada di Bali, yang sebelumnya yaitu ke danau Ulun Danu Bedugul dan cofee break di Subak Bali Agro.

Setibanya di Tanah Lot, suasana pengunjung ramai sekali yaitu bersamaan dengan upacara keagamaan yang diiringi dengan gamelan dan nyanyian. Kedatangan disini memang sangat menyenangkan, tetapi untuk pengunjung memang ruang geraknya berkurang.

Beberapa pengunjung tampak menikmati alunan gamelan dan nyanyian khas Bali, oleh kelompok kesenian setempat, dan bahkan ada pengunjung yang sengaja berfoto disekitar panggung gamelang.

Kami pun menyatu dengan masyarakat setempat, dan terkesan ramai sekali, namun tetap menyenangkan. Dan, karena tempat upacara terbatas dan tidak berada di Pura utama disebabkan pasangnya air laut, sepertinya mereka melakukannya secara bergantian antara grup atau warag satu dengan yang lain.

Setelah usai atau mungkin sedang menunggu antrian, masyarakat beristirahat memadati taman dengan bercengkerama sesama mereka dan menikmati makanan dan minuman yang ia bawa.

Seandainya air laut tidak pasang, tentunya upacara keagamaan dilaksanakan di Pura utama Tanah Lot, namun karena airnya pasang bahkan jalan menuju pura utama ditutup dan dijaga.

Ada beberapa yang paling unik disini, meskipun tempatnya terbuka, antara pengunjung dan masyarakat setempat benar-benar diperhatikan. Wisatawan yang datang pasti akan diarahkan ke pintu masuk melalui loket, sedangkan untuk masyarakat sekitar atau yang akan menjalankan ibadah, bebas keluar masuk.