Jalan non poros, namun jalan utama jalur angkutan kelapa sawit dari Tenggulang Baru SP-5 dan sekitarnya menuju PT Hamita pengerasannya dengan koral sudah rampung.
Jalan yang dikeraskan dengan batu split/koral merupakan jalur utama angkutan kelapa sawit, meskipun pengerasannya belum seperti di komplek Hamita, namun sudah sangat bermanfaat.
Teknik krokos digunakan untuk pengerasan jalan dengan beban yang berat, merupakan pengerasan dengan batu split atau biasa diaebut koral.

Teknik krokos sebenarnya juga digunakan untuk pengganti bengerasan dengan batu belah pada zaman dahulu.
Maka jika kita perhatikan pada suatu proyek pengerasan jalan tambahan, biasanya teknik ini juga sudah lazim digunakan. Misalnya jalan dikeruk lebih kurang 50cm kemudian diatasnya ditaburi kolar baru selanjutnya di aspal.
Setelah dilakukan pengerasan dengan koral, maka jalan sudah tampak mulus, kebetulan beberapa hari tidak turun hujan. Jika sehabis hujan juga mulus berarti koralnya cukup tebal.
Harapannya tentu akan disusuli lagi pengerasan lanjutan, hingga seperti di komplek Hamita.
Pasalnya, jika jalannya dilalui tanpa hambatan juga akan memperlancar angkutan kelapa sawit.

Adanya pengerasan jalan tersebut, akses menuju ke Tenggulang Baru selain melewati jakan poros (Sumber Jaya – Tenggulang Baru) juga dapat melalui jalan utama angkutan.
Dahulu saat jalan poros belum dikeraskan, jalan yang melalui Hamita ini menjadi pilihan alternatif. Bahkan saat Kissparry berkegiatan di Tenggulang Baru tahun 2016 akhir juga melewati jalan ini.
Waktu itu hanya bisa dilalui motor, atau mobil kecil karena belum dibangun jembatan (ujung Hamita).
Kenangan Tahun 2016 – Jembatan Pertolongan Ujung Hamita

Waktu itu mobil berhenti disini, belum bisa masuk, jadi dari Tenggulang Baru ada yang jalan kaki dan ada yang antar jemput dengan motor.

Jalan kaki dari Tenggulang Baru, sudah akan sampai di perbatasan (Hamita). – tahun 2016 Desember
Salam
oleh Eswede Weanind
kontributor Rizky Tenggulang
editor Kissparry