Rasanya senang bisa memetik rambutan Ace saat silaturahmi di rumah saudara yang betempat tinggal di sebuah desa Kabupaten Boyolali (7/1/2023), Dukuh Ngemplak, Desa Tawangsari, Kecamatan Teras.

Pohon rambutan di tempat saudara ini termasuk pohon yang tidak tinggi, dengan batang pohon yang juga tidak terlalu besar sehingga beberapa bagian perlu mendapat bantuan untuk ditopang dengan bambu.

Buah yang mulai memerah membuat keinginan untuk memetiknya, memanen tentunya, karena buah yang merah belum merata sehingga hanya diambil dengan memilih yang merah. Buah berwarna merah biasanya sudah masak.

Perjalanan pagi ini dari Semarang ke Boyolali (Teras, Tawangsari) tujuan utama ziarah ke makam kakek, buyut, yang berada di sana, tentunya sambil silaturahmi.

Dan setiap ke Tawangsari, Teras, Boyolali tempat transit yang menjadi tujuan adalah rumahnya mbah Tujimin/Parsinah yang letaknya disebelah barat kantor Desa Tawangsari.

Sesampainya dilokasi, ketika saya mendapati pohon rambutan didepan rumah yang sedang berbuah, dan diantara buahnya ada yang berwarna merah, langsung minta izin untuk memetik.

Jika diperhatikan memang buah yang berwarna hijau masih dominan dari pada buah yang berwarna merah, sehingga tujuan petik buah hanya langsung akan di makan.

Kebetulan sudah disediakan senggek genter yang diberi kawat melengkung. Senggek atau Genter adalah sebutan alat yang dipergunakan untuk perpanjangan tangan agar bisa memetik buah, bahan ini terbuat dari bambu kecil yang panjang.

Senggek itu merupakan kegiatan mengambil yang jauh dari jangkauan, sedangkan Genter itu merupakan alat yang digunakan untuk mengambil. “Aku nyenggek rambutan karo genter” (saya mengambil/memetik rambutan dengan bambu). Saya sih istilah atau sebutan ini juga baru ngerti sekarang.

Pohon buah Naga juga sudah berbuah sebanyak dua biji saja, sehingga saya diberi kesempatan untuk memetiknya, senang banget rasanya.

Sekian, salam semoga bermanfaat

oleh Dewi Fatmawati
editor Eswedewea