Dari gotel Griya Persada Kaliurang, rombongan kami menyusuri lereng merapi akibat erupsi 2010, diantaranya ke Museum Mini Sisa Hartaku (kampungnya Mbah Maridjan).
Sudah beberapa kali berkunjung ke Museum Mini Sisa Hartaku, yang merupakan sebagian saksi bisu dari erupsi Gunung Merapi tahun 2010, tiga belas tahun silam.
Kampung tersebut memang akhirnya ditinggal pergi oleh penghuninya setelah luluh lantah diterjang lahar dan awan panas Merapi.
Kondisinya saat ini menjadi tujuan wisata, lereng Merapi di kawasan Kaliurang, banyak tempat yang bisa dikunjungi di sini.

Kunjungan kali ini yaitu ke Museum Mini Sisa Hartaku, sekitar komplek rumahnya alm mbah Maridjan, sang juru kunci Merapi.
Baca juga : The Lost World Castle Wisata Lereng Merapi Setiap Sudutnya

Kunjungan kali ini tidak sendiri atau berdua, melainkan bersama teman teman yang jumlahnya lebih dari 500 orang, asatidz Lembaga Pendidikan Alquran di Kota Semarang.
Jadi, memang seru sekali, ada sekitar 126 armada yang dipakai untuk off-road kali ini.

Anda pasti bisa membayangkan, berjalan bersama dengan 126 armada yang beriringan, terkadang saling mendahului, yang membuat suasana semakin heboh.
Seluruh peserta menginap di Hotel Griya Persada Kaliurang, salah satu hotel bintang empat, yang letaknya di kawasan Kaliurang.
Namun seperti biasa, agenda yang begitu padat membuatnya kita tidak bisa menikmati fasilitas hotel yang begitu lengkap.

Baca juga : Lava Tour Lereng Gunung Merapi Sleman Jogja dan Malioboro dalam Sehari
Salah seorang peserta mengaku (tidak mau disebut namanya) baru kali pertama menginap di hotel bintang 4 (empat), ia sangat berkesan, apalagi Hotel Griya Persada termasuk hotel resort dengan penataan yang khusus.

Suasana Off-Road
Ada 126 armada offroad (Jeep, Suzuki) berkumpul di halaman belakang hotel Griya Persada Kaliurang. Setiap armada ditempeli nomor lambung, agar mudah dicari oleh peserta.
Rombongan saya dapat armada nomor lambung 103, ya karena memang memilih yang parkir di jajaran mobil depan. Nomor mobil kecil adalah mobil yang datang lebih dahulu.

Karena jumlah peserta dan armada yang banyak, sehingga peserta harus mulai berkumpul lebih awal (sebelum sarapan pagi di hotel), sebelum wisatawan dari rombonga lain mulai bergerak, dengan harapan bisa menyelesaikan trip lebih awal.
Peserta mulai berkumpul mengisi armada yang telah siap, sejak pukul 06.00. Trip-nya kemana saja tidak diketahui secara pasti oleh seluruh peserta.
Baca juga : Bungker Kaliadem dengan Touring, Wisata Lereng Merapi di Sleman Hanya Bayar Parkir
Mengikuti saja dengan mengisi kursi mobil yang tersedia kosong, dan rata-rata dari mereka bergerombol atau bergabung dengan teman-teman akrab mereka.

Seluruh mobil diberi nomor lambung, agar peserta mengingat-ingat mengendarai mobil dengan nomor lambungnya.
Kunjungan pertama yaitu Museum Sisa Hartaku, selanjutnya mengunjungi Batu Alien, kemudian kita ngetrek di sungai.

Mengapa yang dikunjungi hanya beberapa obyek saja, ya, jumlah rombongan banyak dan peserta belum sarapan pagi, karena pukul 06.00 sudah ditunggu mobil pengangkutnya yang berjumlah 126 buah.
Keseruannya offroad lereng Merapi sudah terasa sejak awal berkumpul, mobil terus urut berdatangan.
Suasana sarapan pun ada kesan tersendiri, dikarenakan melakukan offroad terlebih dahulu, yang jelas, peserta sudah banyak yang merasakan lebih lapar.

Jika bangun pagi belum mandi maka dapat dipastikan setelah offroad tidak mandi terlebih dahulu, tetapi langsung sarapan.
Salam
oleh Eswedewea
editor Eswedewea