Lagi, Sarapan Bubur (Sabu) Lemu dengan Sajian Spesial Tampah

Bubur lemu kali ini disajikan dengan tampah sehingga seperti berkat hajatan, dan terkesan sangat spesial.

Bubur lemu merupakan bubur khas Boyolali atau mungkin Jawa Tengah, yaitu terbuat dari beras, santan kelapa, garam, gula, dan penyedap lain seperti daun pandan wangi.

Takaran yang pas dalam meramu bubur, membuatnya bubur lemu di Desa Tawangsari (Dk Ngemplak) Kec. Teras, Kab. Boyolali ini sangat terkenal dilingkungan sekitarnya, sampai ke dukuh lain disekitarnya.

Informasi yang kami dapat dari Saudara yang ada di Dukuh tersebut, bahwa kalau akan membeli bubur harus mengambil waktu awal, antri terlebih dahulu, kurang dari pukul 06.00, dan jika sudah lebih dari waktu tersebut belum tentu kebagian.

Kami pun segera bergegas menuju tempat penjual bubur lemu dengan membawa piring dari rumah, dan sebuat tampah.

Dengan tampah harapan kami bisa dimuat beberapa piring, tetapi ternyata hanya bisa memuat 4 buah piring yang penuh dengan bubur lemu.

Sementara kami membeli 7 piring, sehingga piring yang lain terpaksa dibawa tersendiri.

Bubur kami nikmati (makan bubur) di tepi jalan di depan rumah saudara di Dk Ngemplak, menambah kenikmatan menyantap bubur lemu.

Kali kami menggunakan semua model sajian bubur lemu, termasuk gorengan.

Sayur dalam bubur lemu ini sayur lethok komplit, minus telur. Disajikan dalam satu piring penuh, dan pastinya kondisi bubur sangat panas karena baru saja masak.

Mungkin makan bisa dengan cara di damu (tiup-tiup) agar mengurangi panasnya bubur.

Harga bubur lemu komplit ini cukup dengan Rp 3.000,- dapat satu piring penuh, dan ini sangat murah untuk ukuran orang perkotaan.

Sedangkan, harga gorengan juga bersahabat, yaitu Rp 2.000,- dapat tiga buah gorengan (bakwan, mendoan, tahu kemul).

Untuk sayur lethoknya kali ini, ada krecek, tahu, tempe, kacang merah, dan bumbu rempah lainnya.

Bubur putih dengan kedelai yang dihaluskan, biasanya disajikan untuk anak-anak atau yang tidak suka sambal tumpang.

Bubur juga bisa dibungkus dengan daun pisang, sehingga bubur bisa disajikan dilain waktu, misalnya siang atau sore.

Apakah sore tidak basi? Tidak, apabila dimasak dengan cara yang baik, dan bubur tidak dicampur dengan yang lain.

Kami membeli dalam bungkus pisang, untuk dimakan siang dan sore.

Satu bungkus juga cukup murah, hanya dengan Rp 1.000,-.

Salam

oleh Indarsih Weanind
editor Kissparry

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.