Menikmati Bubur Suro, sebuah Tradisi Masyarakat Jawa | 1 Muharam = 1 Suro

Penanggalan Islam Hijriyah, tanggal 1 Muharram merupakan tahun baru Islam, sedangkan masyarakat Jawa biasanya merayakan Tahun Baru Jawa 1 Suro, banyak agenda 1 Suro, diantaranya Bubur Suro.

Paling terkenal di kalangan masyarakat Jawa adalah tradisi Suronan, terutama Kerator Surakarta dan Keraton Ngayogyakarta, biasanya mengadakan kirab keliling kota.

Masyarakat dengan antusias menyaksikan kirab tersebut, bahkan datang dari luar kota Solo atau Yogya. Untuk masyarakat Solo Raya sudah biasa menyaksikan Kirab Keraton Surakarta.

Tradisi masyarakat kampung biasanya mengadakan tirakatan dan doa bersama, malam 1 Suro atau malam 1 Muharram, dijadikan satu.

Hampir disetiap sudut kampung dalam Rukun Tetangga (RT) mengadakan doa bersama, setelah itu dilanjutkan lek-lekan sampai larut malam.

Bubur Suro

Tradisi yang lain adalah membuat Bubur Suro, untuk disantap bersama-sama. Disebut Bubur Suro bukan Bubur Muharram, karena tradisi masyarakat Jawa.

Bubur Suro ala Miatun Tegalsari

Terutama masyarkat Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mungkin masih banyak yang belum tahu Bubur Suro, tetapi istilah Bubur Suro setidaknya sering kita dengar, meskipun kadang belum tahu seperti apa bubur Suro itu.

Bubur, pastilah sudah pada kenal, di Jakarta ada bubur ayam, di Jawa Tengah ada bubur lemu, bubur sambel tumpang.

Bubur Suro bahan dasarnya seperti bubur lemu, untuk bahan dasar buburnya, namun ada perbedaan di topping-nya.

Untuk kali ini Bubur Suro terbuat dari beras biasa yang dibikin bubur, kemudian ditambah dengan sayur sambel goreng tahu.

Ciri khas sambel goreng yaitu menggunakan santan agak kental dan sedikit pedas, sesuai dengan selera masing-masing.

Disamping sambel goreng tahu, bubur ditambah dengan ayam suwir atau atau ayam goreng yang dikecil-kecilkan dengan tangan.

Bahan yang lain adalah telur dadar gepeng yang dipotong-potong kecil.

Kemudian berkedel kentang bulat, ditambah dengan kacang tanah goreng.

Menikmati Bubur Suro

Alhamdulillah, saya dapat menikmati Bubur Suro karena dapat kiriman dari saudara, oleh karena itu saya sebut Bubur Suro ala Miatun Tegalsari.

Makan saat bubur masih panas, benar-benar nikmat, khas bubur daerah Jawa Tengahan.

Salam

oleh Eswede Weanind
editor Lik Kasjo

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.