Ternyata, Suamiku Milik Ibunya, Renungan untuk Isteri dan Calon Isteri

muslimah-650x330

“Sarah…
kembalilah ke rumah suamimu.
Ia orang baik nak…,
bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.

Bantu suamimu menggapai surga-Nya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga”,
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.

Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Batinnya sakit, menyesali sikapnya.

“Terima kasih ayah ibu, saya mohon diri”, Sarah mohon diri, sembil mencium tangan ibu dan memeluknya serta dilakukan hal yang sama kepada ayahnya.

“Assalamu’alaikum”, pamit sarah
“Wa’alaikum salam warohmatullah”, jawab ayah dan ibu serentak.
“Hati-hati di jalan”, pesan ibu.

Sarah pun bergegas pulang untuk menghadap suaminya, namun karena suaminya masih bekerja, sehingga sampai di rumah Sarah langsung beres-beres rumah, memasak, dan malakukan hal-hal lain yang biasanya tidak dilakukan.

Rumah itu, nampak lebih rapi dari biasanya, bunga-bunga di tata rapi, seluruh ruang diberi pengharum sehingga tampak lebih menyegarkan. Hampir seharian Sarah menata setiap sudut ruangan, dan tidak lupa mengurus anaknya.

Ketika suaminya datang, Sarah bergegas memeluk dan sambil menangis memohon maaf kepada suaminya, atas prasangka yang salah selama ini.

Maafkan saya suamiku“, Sarah sambil menangis sesenggukan sambil memeluknya, kemudian mencium tangannya.
“Sekali lagi maafkan aku, mas, selama ini telah berprasangka buruk kepadamu”, lanjut Sarah.

“Iya, nggak apa-apa, ayo duduk, saya maafkan dan mari kita saling memaafkan”, balas suami Sarah.

“Terima kasih, karena telah mau memaafkan saya, silakan berkemas dulu, setelah itu baru nanti malam saya akan menyampaikan sesuatu padamu”, pesan Sarah kepada suaminya.

Kemudian Sarah menyampaikan berbagai hal yang disampaikan ayah dan ibu Sarah, ketika Ia bertandang ke rumah ayah ibunya, malam itu juga.

Di lain hari, Sarah pun mengajak suaminya bersilaturahmi kepada ibu kandung suaminya alias mertua dirinya.

Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yang di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.

Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya
tapi karena perubahan istrinya yang senang dan nampak ikhlas hendak datang kepada orang tuanya alias mertua istrinya.

Seterusnya Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya.

Sesekali waktu, Sarah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.

tamat

Disadur dan diolah dari kiriman LikKasjo melalui Medsos
Artikel asli dapat dibaca di SMART, dengan title sama
Ilustrasi Google

Keterangan:

Merajuk adalah sikap yang menunjukkan rasa tidak senang.

Kembali kedepan

2 tanggapan untuk “Ternyata, Suamiku Milik Ibunya, Renungan untuk Isteri dan Calon Isteri”

  1. Bagaimana perihalnya kalo suami menganggap kakak perempuannya sbg ibunya, krn ibu kandungnya dah meninggal sedari suami kecil. apakah pihak istri memeperlakukan jg kakak permpuannya seperti hal nya ibu kandung suami?

    Mohon perihal ini diulas secara meluas. Jazakumullah Khoiron Katsiron.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.