Sebagaimana kami beritakan setahun yang lalu (Januari 2017), ketika Forturga Kissparry hendak mengadakan temu keluarga di Kissparry Center Tenggulang (Tenggulang Baru), dimana pusat keluarga besar Kissparry berada, gagal diadakan di Tenggulang Baru dan dialihkan ke Sekayu.
Pemindahan tempat hanya dikarenakan untuk menuju ke Tenggulang Baru saat itu medannya sangat sulit, jalan berkubang, becek, licin, sehingga mobil tidak berani masuk ke Tenggulang Baru.

Ya maklum saja kegiatannya diadakan bulan Desember, bulan itu memang sedang musim penghujan, sehingga jalan yang belum dikeraskan tentu sulit dilalui kendaraan bermotor, bagaimana tidak karena jalan poros itu setiap hari dilalui mobil truk mengangkut hasil bumi berupa kelapa sawit, baik kelapa sawit warga maupun perusahaan besar yang berada disini.
Saat itu ada salah satu anggota Kissparry yang bertanya, apakah tidak ada upaya untuk pengerasan jalan, sementara warga sekitar boleh dikatakan cukup mapan dari segi penghasilan dari hasil panen kepala sawit, setidaknya lokasi-lokasi jalan yang sangat parah. Jawaban salah satu anggota Kissparry yang berdomisili di Tenggulang Baru cukup singkat, begitulah kebiasaan warga transmigran, kadang berfikirnya itu khan yang lewat sebagian besar mobil pengangkut kelapa sawit, biasanya menunggu bantuan dari pemerintah.
Lepas dari ini semua, Kissparry dapat informasi kalau jalan akan segera dikeraskan dengan koral (kericak), istilah teknik krokos, mulai dari Sumber Jaya ke Tenggulang Baru, langsung yang ada dalam banyangan adalah kedepan Desa Tenggulang Baru, Kec. Babat Supat semakin maju dan makmur, karena akses jalan yang memadahi.
Oleh sebab itu mari kita dukung niat baik pemerintah dan perusahaan untuk pekerjaan pengerasan jalan tersebut, dan jangan ada yang menolak. Misalkan ada pelepah pohon kelapa sawit yang harus dipangkas, sebaiknya warga merelakan biar dipangkas.
Semoga rencana tersebut dapat berjalan lancar.
oleh Kissparry
editor LikKasjo
Satu komentar pada “Ayo Kita Dukung Pengerasan Jalan Poros Sumber Jaya Hingga Tenggulang Baru”