Adab-adab (Tata Cara) Berdoa

Ada adab-adab berdoa tertentu yang dibahas oleh Aliman Alghazali dalam kitabnya “ihyaa ulumuddin” yang kami ringkas seperti diuraikan selanjutnya.

Setidaknya ada delapan adab yang diringkas dari kitab “ihyaa ulumuddin“. Kedelapan itu adalah sebagai berikut.

1. Memilih waktu yang utama

Orang yang berdoa hendaknya memilih waktu-waktu yang utama, seperti hari arafah, bulan ramadhan, hari Jumat, waktu sahur (akhir malam).

Fiman Allah (Q.S. Adzdzariaat 18),

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

artinya: “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”

2. Mengambil kesempatan saat yang penting

Berdoa dengan mengambil kesempatan saat amal perbuatan yang penting.

Abu Hurairah r.a. berkata :

“Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka pada saat serbuan pasukan dalam pertempuran fisabilillah Ta’ala, pada waktu turun hujan, pada waktu mengerjakan shalat fardhu, maka gunakanlah kesempatan itu untuk berdoa”.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, bersabda “Do’a antara azan dan iqomat tidak ditolak”.

Sabda beliau : “Orang yang berpuasa tidak ditolak doanya”

Sabda beliau : “Paling dekat hamba dengan Tuhannya ialah ketia ia bersujud (dalam shalat).”

Inilah kesempatan-kesempatan yang paling penting untuk berdoa atau bermunajad.

3. Hendaknya menghadap Kiblat dan Mengangkat Kedua Tangan

Orang yang berdoa hendaknya menghadap kiblat, dan mengangkat kedua tangannya. Bagaimana ketika berdoa dalam upacara bendera sedang dalam posisi siap tegap, menyesuikan.

Sahabat Jaabir bin Abdullah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika wukuf di arafah menghadap kiblat dan terus menerus berdoa sehingga terbenam matahari.

4. Melirihkan suaranya

Orang yang berdoa hendaklah melirihkan suaranya.

Sahabat Abu Musa Alasyari meriwayatkan “Kami bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan. Ketika mendekati Madinah beliau bertakbir dan diikuti orang-orang bertakbir dengan suara keras.

Beliau bersabda:
“Hai orang-orang, sesungguhnya yang kamu seru bukan tuli dan jauh, yang kamu seru adalah diantara kamu dengan leher unta (yang kamu tunggangi).”

Firman Allah, Q.S Maryam, ayat 3

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

Artinya: “Tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”. (QS. Maryan, 3)

dan lihat pula Q.S. Al-A’raaf, ayat 55, artinya “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut”.

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً

Q.S. Al-A’raf 55.

5. Jangan bersajak dan berirama

Orang yang berdoa hendaklah merendahkan diri dan tidak dibuat-buat

6. Menunjukkan kerendahan hati

Menunjukkan kerendahan diri, kekhusyukan, hasrat dan harapan dan kecemasan.

Firman Allah :

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا

“Mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas”. (QS Al-Ambiyaa, 90)

7. Berkeyakinan terkabulnya atas doanya

Berkeyakinan akan dikabulkannya doanya dan selalu mengharap dengan kesungguhan hati.

Sabda Rasulullah SAW.
“Jangan hendaknya bila seorang berdoa lalu berkata “Ya Allah ampunilah aku bila Engkau kehendaki, rahmatilah aku bila engkau kehendaki, untuk menggugah permohonan, sesungguhnya tidak ada paksaan terhadap Allah”.

8. Mengulang-ulang

Hendaklah memohon dengan sungguh-sungguh dalam berdoa dan mengulang-ulang tiga kali.

Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. berkata: “Rasulullah SAW bila berdoa dan memohon mengulangnya tiga kali.”

Wallahua’lam


Salam, dari berbagai sumber

Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca