Rumah Hidroponik Ecofarm, inilah nama sebuah usaha budi daya tanaman sayur mayur di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan media hidroponik.
Ruangan itu dipenuhi rangka meja dengan pipa-pipa panjang berjejer di atasnya. Dari dalam pipa-pipa tersebut, muncul tunas-tunas hijau dan merah yang tampak segar dan dipenuhi nutrisi. Dikutip dari laman Konservasi Unnes.

Cahaya matahari secara leluasa masuk dari seluruh sisi dari ruangan yang hanya beralaskan tanah tersebut, karena dinding dan atapnya dibuat tembus pandang, juga terdapat bak penampungan air tertanam di dalam tanah.
Inilah ruangan tempat budidaya tanaman dengan sistem hidroponik, kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang diberi nama Rumah Hidroponik Ecofarm.
Rumah Hidroponik Ecofarm ini digagas dan dikelola oleh UPT Pengembangan Konservasi (Bangvasi) UNNES.
Puluhan rangkaian pipa dengan lubang-lubang yang berisi media tanam dan benih-benih tanaman di dalamnya, menghiasi seisi ruangan.
Di dalam rangkaian pipa tersebut dialiri air lengkap dengan berbagai larutan nutrisi bagi tanaman yang berasal dari bak penampungan di bawahnya.
“Hidroponik merupakan seni dan kreativitas menanam untuk menghasilkan sayuran yang lebih berkualitas dan akarnya bersih.”
Dalam Rumah Hidroponik Ecofarm itu, terdapat ratusan (mungkin ribuan) benih berbagai jenis sayuran. Sayuran dipilih untuk dikembangkan dengan hidroponik sebab sayuran merupakan salah satu sumber makanan pokok yang dibutuhkan manusia dan akan terus diminati oleh masyarakat,
Sayuran yang ditanam dengan metode hidroponik juga lebih sehat dan berkualitas karena bebas dari pestisida, kebutuhan nutrisinya tercukupi, serta akarnya bersih karena tidak menggunakan media tanah.
Ada bermacam jenis sayuran yang ditanam di Rumah Hidroponik Ecofarm UNNES, diantaranya ialah kangkung, bayam hijau, bayam merah, dan pakcoy.
Sayuran ini dipilih karena merupakan jenis sayuran yang tahan cuaca, perawatannya mudah, serta paling banyak diminati masyarakat.
Hasil panen sayuran secara hidroponik ini juga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibanding sayuran yang ditanam secara konvensional.
Rumah Hidroponik Ecofarm ini menggunakan Rockwool sebagai media tanamnya. Rockwool yang sudah dipotong-potong sesuai dengan ukuran netpot kemudian diberi benih sayuran yang selanjutnya ditempatkan dalam netpot satu persatu.
Netpot-netpot tersebut lalu diletakkan dalam lubang-lubang di pipa-pipa panjang tadi. Pipa-pipa tersebut telah dialiri oleh air yang sudah mengandung nutrisi bagi benih. Setelahnya, benih tersebut diperiksa secara berkala apakah mereka tumbuh dengan baik atau mati.
Dalam jangka waktu tertentu, biasanya kurang lebih satu bulan sayuran-sayuran tersebut sudah bisa dipanen dan dijual ke masyarakat.

Cara panen sayuran hidroponik juga cukup mudah dan sama dengan cara memanen sayuran biasanya. Yang membedakan hanya akarnya jauh lebih bersih karena tidak mengandung tanah, sehingga lebih mudah untuk dikemas tanpa perlu dibersihkan dahulu.
Voila, sayuran hasil panen Rumah Hidroponik Ecofarm UNNES siap untuk didistribusikan ke masyarakat.
Periode Panen 25 – 28 Oktober 2022
Periode panen pada tanggal 25 sd 28 Oktober 2022, berupa sayuran kangkung, bayam hijau, pak coy, dan caisim.
Sayuran yang akan dijual sudah diikat, bagi masyarakat yang akan membeli sayuran tersebut, perikat harganya Rp 10.000,- seperti pada gambar berikut. Satu ikatnya berat sayuran 500 gr atau setengah kilogram.

Pesan atau membeli melalui kanal yang tertera dibawah ini. Dengan ketentuan, bagi warga kampus Unnes akan diantar ke kantor.
Salam.
Pembelian
oleh alifiansyah
editor Kissparry