Semula memproses PIN-NINA aplikasi Penomoran Ijazah Nasional untuk dapat Nomor Ijazah Nasional perguruan tinggi tergolong agak usah karena harus mengetik satu persatu, namun cara itu sudah dipermudah dengan pengembangan sistem aplikasi.
Hanya, sulitnya PIN-NINA keluar pada tahun berjalan, tidak bisa mundur kebelakang, apalagi maju. Dan kemudahan ini ternyata tidak berlangsung lebih lama.
Apa sebabnya? Ya, karena aplikasinya kurang tajam dalam menyimpan data terakhir, sehingga terjadilah nomor ijazah kembar keluar lagi saat pemesanan, sementara nomor yang kembar tersebut tidak bisa dipasangkan.
Maka yang terjadi adalah bagaimana supaya calon lulusan tetap dapat NINA dalam keadaan aplikasi PIN yang kurang mendukung. Dan, terjadilah manipulasi data.
Aplikasi PIN Memangnya Kenapa?
Mahasiswa semester akhir yang membutuhkan Nomor Ijazah Nasional yang biasa disingkat NINA, menjadikan produk ini seakan menghambat laju belajar mereka, pasalnya ada beberapa perguruan tinggi yang menerapkan bahwa PIN menjadi syarat untuk mendaftar ujian akhir.
Namun, sepertinya pengembangan aplikasi PIN-NINA membuat sistemnya menjadi agak kacau, sedangkan kita tahu bahwa aplikasi itu dikembangkan dengan logika program, berarti ada logika yang belum berjalan sebagaimana mestinya.
Logika itu seperti yang disampaikan salah seorang operator PIN dari perguruan tinggi negeri ternama di Kota Semarang, yang tidak mau disebutkan namanya, katanya sih simpel dan sepele, namun sepertinya seakan dibiarkan berlarut-larut dalam skala besar.
Apa itu? PIN-NINA yang sudah pernah diterbitkan atau sudah keluar dari olahan aplikasi, akan muncul kembali, sehingga saat dipasangkan akan gagal dengan notifikasi “PIN telah digunakan”.
Sepertinya sih tim pusat sedang mengembangkan sistem penomorannya, yang semula urutan nomornya biasa akan dibuat menjadi sedikit luar biasa, katanya.
Lebih lanjut operator tersebut menyampaikan, luar biasanya ini membuat nomornya akan jadi lucu dan kurang dapat diterima, pasalnya, angka terakhir sebagai penanda urutan yang semula urut lompat, dan untuk yang baru dikembangkan menjadi nomornya geser lompat.
Akan menjadi lucu dan kurang biasa, sebab, dengan angka geser maka akan menjadikan pemesan belakang memiliki nomor yang lebih kecil, hal ini benar-benar menjadi hal yang kurang lumrah atau kurang wajar, katanya.
Mengganggu Mahasiswa PT untuk Lulus
Mendengar kata mengganggu, sudah barang tentu ada pihak yang agak dirugikan yang ditimbulkan dari gangguan aplikasi PIN-NINA, dan siapa yang paling bertanggung jawab atas hal tersebut.
Ada perguruan tinggi yang menerapkan NINA (Nomor Ijazah – Nasional) menjadi salah satu syarat untuk dapat mendaftar ujian akhir tesis/disertasi/skripsi/tugas akhir, dan akibat dari gangguan aplikasi maka mereka tidak segera bisa mendaftar ujian atau tidak bisa segera lulus.
Kemudian, bagi perguruan tinggi yang menerapkan nomor ijazah menjadi syarat mendaftar wisuda, berarti gara-gara PIN-NINA telat keluar maka mereka akan tertunda mengikuti wisuda.
Bila kejadian ini terus berlanjut, dan aplikasi tidak segera dibenahi, maka sangat mungkin PIN-NINA akan dilewatkan sebagai syarat tertentu dan akan kembali berjalan manual, misalkan daftar ujian manual atau daftar wisuda manual, kembali ke masa lampau.
Salam
oleh Eswedewea
editor Eswedewea