Transmigrasi Jadi Istri Duda : Bab 06 Novel

Bab 06
◻️◻️◻️◻️◻️
Transmigrasi Jadi Istri Duda
Karya @mustika2601

Naya menjadi ragu dengan penyebab sakit nya Gabriel, padahal tadi pagi Gabriel tidak sakit, apalagi saat pulang sekolah Gabriel langsung mengunci dirinya di kamar. Naya yakin pasti ada masalah di sekolah Gabriel.

Naya juga menyuruh Gabriel untuk istirahat. “Iyel Ayok sekarang tidur.” Suruh Naya.

“Kakak tidur di sebelah Iyel aja ya.” Ucap Gabriel yang mengajak Naya untuk tidur di sebelah nya.

Baru setelah ini Naya mengerti bagaimana rasanya menjadi ibu melihat Gabriel yang sakit lebih baik dia yang sakit menurut Naya karena Naya kasihan melihat wajah Gabriel yang lemah.

Naya langsung naik ke brangkar Gabriel dan tidur di samping Naya.

“Kakak bacain dongeng buat Iyel dong kak.” Ucap Gabriel ke Naya.

“Di tepi sungai hidup lah seekor katak yang jelek dan kata tersebut selalu di buli oleh bintang lainnnya….” Naya terus melanjutkan cerita nya sampai Gabriel tertidur.

Naya yang juga sangat kelelahan dan juga langsung tertidur. Gabriel yang sedang sakit mendekat ke arah Naya untuk tidur dan bersandar kepada Naya, mungkin Gabriel merasakan kehadiran Naya yang membuat Gabriel menjadi nyaman.

Sedangkan ada cewek yang masuk ke kamar inap Gabriel dan memfoto Naya dan Gabriel yang sedang tidur dan mengirimkan langsung ke Gentara.

Gentara yang mendengar ucapan Naya dan Gabriel tadi sore menyuruh orang suruhan untuk memantau kondisi Naya dan Gabriel yang berada di rumah sakit dan melaporkan kepada nya karena selama seminggu ini Gentara akan jarang melihat Naya dan Gabriel.

Ketika Naya bangun pagi hari nya, Naya tanpa sadar melihat Gabriel yang masih tidur di samping nya dan melihat infus Gabriel yang ternyata sudah di buka. Naya reflek untuk memegang dahi Gabriel yang ternyata panasnya sudah turun.

Naya hati-hati melepaskan tangan Gabriel yang ada di perut nya dan berjalan ke arah kamar mandi dan Naya juga mengusap badan Gabriel dengan air hangat.

Naya juga pergi ke kantin rumah sakit untuk membelikan Gabriel bubur.

Saat Naya kembali lagi ke ruang inap Gabriel. Naya melihat Gabriel yang sudah bangun dan menatap lurus ke arah pintu karena tadi Gabriel berfikir kalau Naya meninggalkan dia sendiri di rumah sakit.

“Iyel, saat nya Iyel sarapan.” Ucap Naya sambil melihat kan bubur ke arah Gabriel.

“Iyel kira tadi kakak tinggalin Iyel sendiri.” Ucap Gabriel sedih.

“Kan kakak udah janji akan selalu ada untuk Iyel.” Ucap Naya tersenyum sambil mengusap kepala Gabriel gemes. “Ayok buka mulut nya.” Lanjut Naya sambil mengarahkan sendok ke mulut Gabriel yang antusias membuka mulutnya.

Naya menjadi senang karena Gabriel ceria kembali dan memakan makanan nya dengan semangat.

Naya dan Gabriel tidak sadar kalau ada orang yang memfoto mereka dari luar jendela.


Sedangkan Gentara yang masih di ruang rapat langsung membuka foto yang dikirim orang suruhannya itu, melihat foto Naya dan Gabriel tanpa sadar Gentara tersenyum yang membuat suasana meeting yang awalnya canggung jadi cair kembali melihat suasana hati bos mereka bahagia.

“Silahkan di lakukan sesuai yang saya bilang tadi.” Ucap Gentara dan keluar dari ruang rapat.

Melihat Gentara yang sudah keluar membuat orang-orang yang ikut rapat dengan Gentara menghala nafas lega.

“Gue melihat di hp bos foto istri nya dengan anak kecil.” Ucap sekretaris Gentara yang dari tadi berdiri di samping Gentara.

“Apa bos sudah punya anak dengan istrinya tersebut sehingga bos baru merayakan pernikahan nya Minggu lalu.” Ucap salah satu manajer yang bekerja dengan Gentara. “Pantesan bos selama ini tidak dekat dengan cewek ternyata bos sudah lama punya istri.” Lanjut manajer tersebut.

“Kalian tidak usah bergosip yang belum tentu kebenarannya.” Ucap salah satu cewek yang sudah lama suka dengan Gentara tapi menyentuh Gentara aja dia tidak bisa.

Semua orang pura-pura tidak mendengar omongan cewek tersebut karena banyak orang yang tidak suka dengan cewek tersebut mereka langsung aja keluar dari ruang rapat.


Tak terasa sudah satu Minggu Gabriel di rumah sakit dan saat ini Gabriel dan Naya siap-siap untuk pulang ke apartemen tempat mereka tinggal.

Selama satu Minggu di rumah sakit Gabriel tambah dekat dengan Naya kemanapun Naya pergi Gabriel akan ikut mengekor di belakang.

“Iyel duduk aja nanti Iyel pusing.” Tegur Naya ke Gabriel. Ya udah ayok kita pulang pak Dono pasti sudah nunggu kita.” Lanjut Naya Sambil menggandeng tangan Gabriel untuk pulang.

Tapi yang tidak di sangka Naya dan Gabriel yaitu kemunculan Gentara yang ada di depan pintu.

“Sini saya bantu.” Ucap Gentara mengambil tas yang ada di tangan Naya dan Naya langsung menghindar dari Gentara.

Naya dan Gabriel cuma diam aja dan menghiraukan kedatangan Gentara kebetulan juga pak Dono juga melihat kejadian tersebut yang membuat pak Dono menjadi canggung.

Naya sangat kesal dengan Gentara karena selama di rumah sakit Gentara tidak pernah menanyakan keadaan Gabriel.

Melihat Naya yang marah sama dia. Gentara tetap mengambil tas yang ada di tangan Naya.

“Saya yang akan mengantarkan kamu dan Gabriel.” Jelas Gentara yang menghiraukan kekesalan Naya kepadanya. “Maafkan saya.” Lanjut Gentara minta maaf.

“Hm.” Ucap Naya santai. “Ya udah ayok kita pulang.” Lanjut Naya.

Pak Dono yang dari tadi di kode oleh Gentara untuk pulang sudah dari tadi menghilang.

Selama diperjalanan tidak ada diantara mereka yang berbicara yang membuat suasana dalam mobil menjadi canggung.


Sampai nya mereka di apartemen Naya menyuruh Gabriel untuk istirahat di kamarnya yang sudah di bersihkan tapi Gabriel langsung menolak. “Iyel mau tidurnya sama kakak.” Ucap Gabriel memohon dan langsung melihat ke arah Gentara.

“Kakak?” Tanya Gentara memastikan saat Gabriel memangil Naya dengan sebutan kakak.

“Kenapa emang nya aku kan masih mudah ya, wajar dong Gabriel manggil aku kakak.” Jelas Naya ke Gentara.

“Gabriel jangan panggil kakak, panggil aja mama.” Suruh Gentara.

“Papa kok baru pulang suka ngatur terserah Iyel mau manggil kakak dengan sebutan apa.” Bantah Gabriel yang sudah berani dengan Gentara.

“Owh sudah berani kamu dengan papa ya, besok kamu harus menulis kata permintaan maaf dua halaman ke papa.” Ucap Gentara,

Gabriel yang mendengar hukuman tersebut langsung memeluk Naya meminta perlindungan.

Naya juga kesal melihat sikap Gentara ke Gabriel yang menyuruh Gabriel untuk menulis. “Kamu tidak usah menghiraukan ucapan papa kamu, ayok kita istirahat.” Ucap Naya dan mengajak Gabriel untuk istirahat.

“Udah ada tempat mengadu kamu sekarang.” Ucap Gentara.

Naya dan Gabriel langsung masuk kamar untuk istirahat menghiraukan Gentara. Salah siapa tidak pernah datang ke rumah sakit pikir Naya.

….. bersambung

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.