Transmigrasi Jadi Istri Duda : Bab 07 Novel

Bab 07
◻️◻️◻️◻️◻️
Transmigrasi Jadi Istri Duda
Karya @mustika2601

Gentara yang ditinggalkan sendirian pergi ke kamarnya untuk istirahat karena selama seminggu kebelakang Gentara jarang tidur dan tubuh Gentara juga buka istirahat.

Gentara yang sudah capek pergi ke kamar mandi dan tertidur karena terlalu lelah.

Gentara yang sudah bangun langsung keluar kamar memakai pakaian biasa sedangkan Naya dan Gabriel masih di kamar.

Gentara yang sudah lapar karena belum makan melangkah ke arah dapur dan siap untuk memasak.


Di dalam kamar Gabriel, Naya juga sudah bangun dengan Gabriel tapi masih senang main di dalam kamar.

Tapi hal itu hanya sebentar dirasakan Naya dan Gabriel karena mereka mendengar bunyi ke gaduhan di dapur yang membuat Naya dan Gabriel langsung pergi ke dapur.

Mereka melihat Gentara yang menjatuhkan barang-barang perlengkapan masak di dapur.

Gentara memang tidak pernah memasak dan Gentara tadi hanya mengandalkan tutorial cara memasak di YouTube tapi ternyata tidak semulus yang dibayangkan Gentara.

Melihat kejadian tersebut Naya langsung melangkah ke arah Gentara dan menyuruh Gentara berhenti. “Kamu silahkan keluar.” Perintah Naya yang mengambil sendok goreng dari tangan Gentara yang habis di jatuhkan Gentara. “Kamu keluar biar aku yang masak. “Lanjut Naya yang mengusir Gentara dari dapur.

“Biar saya bantu kamu untuk memasak.” Tawar Gentara.

“Tidak usah.” Tolak Naya jutek.

“Naya aku mau ngomong sama kamu berdua setelah makan.” Ucap Gentara ke Naya dengan memohon.

“Baik.” Ucap Naya dan kembali sibuk untuk memasak.

Setelah masakan Naya selesai Gabriel dan Gentara seperti orang kelaparan saat memakan masakan Naya karena mereka sudah satu Minggu tidak makan masakan Naya.

Melihat Gentara dan Gabriel makan ayah dan anak ini memang sedikit memiliki kebiasaan yang sama tapi yang membuat Naya heran tidak sedikitpun wajah Gabriel yang mirip dengan Gentara, mungkin mirip mamanya pikir Naya.

“Iyel, makannya pelan-pelan.” Ucap Naya sambil mengusap sudut bibir Gabriel dengan tisu sedangkan Gentara yang melihat Naya memperhatikan Gabriel sedikit cemburu dengan Gabriel yang di perhatikan Naya sedangkan suaminya adalah dia pikir Gentara.

Selesai makan Naya mengajak Gabriel untuk menonton kartun.

Keluarga tiga orang tersebut duduk di ruang tamu seperti keluarga yang harmonis. Gabriel yang fokus nonton kartun bersandar ke Naya sedangkan Gentara duduk di sebelah Naya.

Gentara tidak memperhatikan televisi sedikitpun tapi Gentara memperhatikan wajah Naya dari tadi, Naya yang sudah risih diperhatikan Gentara langsung menghadap ke arah Gentara.

“Kenapa?” Tanya Naya ke Gentara. Gentara yang ketahuan kembali melihat ke arah televisi.

“Gabriel sudah tertidur.” Ucap Gentara sambil melihat Gabriel yang sudah tidur di bahu Naya.

“Ya udah kamu angkat Gabriel ke kamarnya.” Perintah Naya.

“Baik.” Ucap Gentara sambil membawa Gabriel ke kamar dan meletakkan Gabriel hati-hati di kasur.

“Maafin papa ya Iyel tidak bisa menjaga kamu dengan baik.” Ucap Gentara dan mencium kening Gabriel yang sedang tidur dan melangkah keluar dari kamar Gabriel.


Sekarang tinggal Gentara dan Naya yang berada di ruang tamu.

“Naya, saya mau ngomong sesuatu sama kamu.” Ucap Gentara ke Naya.

Naya cuma diam mau menuggu Gentara melanjutkan ucapannya.

“Naya, saya bukan papa yang baik untuk Gabriel, saya bisa membelikan apa yang di inginkan Gabriel tapi ternyata hal tersebut tidak dia butuhkan ternyata Gabriel butuh kasih sayang orang tuanya.” Jelas Gentara. “Saya berharap kamu bisa memberikan kasih sayang ke Gabriel.” Lanjut Gentara.

“Gentara, Gabriel berusia empat tahun dia lagi butuh kasih sayang orang tuanya, waktu Gabriel di rumah sakit saya mendengar Gabriel mengucapkan kalau papanya tidak menginginkannya.” Ucap Naya memberi tahu Gentara. “Aku tahu kamu seorang CEO di perusahaan terkenal nama kamu di kenal banyak orang dan juga jadi panutan tapi bagi saya kamu tidak ada apa-apanya karena untuk menjaga anak kamu sendiri aja tidak becus kalau tidak bisa memberikan kasih sayang kepada anak kamu kenapa kamu harus punya anak.” Lanjut Naya ke arah Gentara.

“Naya saya tidak tahu harus seperti apa ke Gabriel saya tidak tahu Naya.” Ucap Gentara. “Saya memang ayah yang buruk untuk Gabriel, saya terlalu sibuk kerja dan menghiraukan Gabriel” Lanjut Gentara

Naya juga sedih melihat Gentara yang seperti ini, wajah Gentara memang ganteng tapi di raut wajahnya hanya ada ekspresi datar dan tidak kebahagiaan di raut wajah Gentara.

“Gentara kita akan mendidik Gabriel bersama, kita akan memberi kan kasih sayang ke Gabriel, walaupun aku bukan ibu kandungnya aku akan merawat Gabriel seperti anak aku sendiri.” Jelas Naya. “Terimakasih kamu telah mau menjaga aku disini kalau bukan kamu saya pasti ikut sama sepupu saya ke luar negeri.” Lanjut Naya yang tidak mau pergi keluar negeri dia rela menikah dengan duda dari pada ikut sepupunya keluar negeri.

“Maaf Naya saya telah merebut masa muda kamu dengan menjadi istri saya. ” Ucap Gentara. “Saya akan berusaha menjadi suami serta ayah yang baik buat kamu dan Gentara.” Lanjut Gentara.

Naya bisa untuk bekerjasama dengan Gentara untuk mendidik Gabriel tapi untuk menjadi istri Gentara seutuhnya Naya juga butuh waktu karena untuk saat ini Naya menganggap Gentara sebagai kerabat dekat nya aja.

Gentara dan Naya yang tidak tahu harus berkata apa lagi membuat suasana di antara mereka canggung.

“Aku mau tidur.” Ucap Naya dan pergi ke kamar Gabriel.

“Naya kita sudah suami istri.” Ucap Gentara saat melihat Naya yang akan melangkah ke kamar Gabriel. “Kalau kamu belum siap saya juga tidak akan memaksa kamu. Naya kalau kita tidak tidur dalam kamar yang sama saya takut kalau Gabriel menganggap kita tidak akur.” Lanjut Gentara padahal Gentara juga mau tidur dengan Naya karena saat Naya tidur dengan Gentara entah kenapa saat mencium baunya Naya tidur Gentara menjadi nyenyak.

“Aku takut nanti Gabriel sakitnya kambuh lagi.” Ucap Naya dan tetap melangkah ke kamar Gabriel.

Gentara yang melihat kejadian tersebut juga ikut pergi ke kamar Gabriel.

“Kamu kok juga ikut tidur disini?” Tanya Naya heran melihat Gentara yang sudah naik ketempat tidur Gabriel. “Mendingan kamu pindah ke kamar sebelah aja tempat tidur Gabriel tidak cocok untuk kamu .” Lanjut Naya.

“Pasti cocok.” Ucap Gentara.

Melihat tinggi Gentara Naya yakin kalau tempat tidur Gabriel tidak akan membuat Gentara nyaman.

Gentara yang sudah rebahan merasakan apa yang dikatakan Naya tadi ternyata tempat tidur Gabriel memang tidak cocok untuk dia tidur dan Gentara terpaksa harus pindah ke kamar yang biasa di tempati.

“Dasar keras kepala udah di kasih tau juga.” Ucap Naya melihat Gentara yang sudah berjalan keluar dari kamar Gabriel.

…..

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca