Ketika awal Kemerdekaan 1945, ekonomi negara masih lemah. Pulau-pulau masih jarang penduduk. Negeri yang beraneka ragam agama, suku, dan budaya ini belum terkonsolidasi dengan kuat.
Ancaman separatisme masih kuat. Masih dirasakan upaya penjajah ingin kembali menjajah. Masih lemahnya persatuan antar daerah dan antar suku. Sehingga masih rentan diadu domba. Kemerdekan yang baru diproklamasikan harus tetap dijaga.
Kondisi ini mendorong tekad Para Bapak Bangsa, mempersatukan antar warga bangsa melalui Gerakan Nasional Transmigrasi 1950. Dengan sukarela sebagian penduduk dari pulau padat (Jambal) meninggalkan kampung halamannya. Mereka penuh kepatuhan mengikuti pemerintah menuju wilayah baru yang tidak dikenal sebelumnya. Sejak Sabang hingga Merauke.
Kini semua warga negara bisa menyaksikan. Baik warga pendatang maupun warga setempat. Bagaimana transmigrasi menjalankan amanah negara. Permukiman transmigrasi (Kimtrans) yang dulu hutan, kini menjadi lumbung pangan, desa-desa, dan pusat perkotaan. Hasil karya transmigran itu kini turut mendukung kemajuan daerah.
Maka kita sebagai ummat beragama wajib mensyukuri karunia Allah ini. Karena melalui kerja keras para orang tua transmigran dimasa lalu, kini kita tinggal menikmati hasilnya.
Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
PATRI, Rumah Perekat Bangsa 🇮🇩.
Bangga menjadi Anak Transmigran 💪 😊
KoDe, 04.08.2024
Hasprabu Patri
Untuk TRANSMIGRASI NUSANTARA Penyelenggaraan Transmigrasi Di Dinas Transmigrasi Sulawesi Barat Pengembangan Kawasan Transmigrasi Aceh Kisah Transmigrasi PMAT Jaya PMAT UIN SEMUA TENTANG DESA dan #Transmigrasi. Kampung transmigrasi