Perjalanan ke Malang sudah semakin cepat dengan adanya jalan tol trans Jawa, rombongan dari Semarang berangkat sekitar pukul 19.30 malam sampai di area Bromo sekitar pukul 01.30 dini hari.

Bromo, gunung tersebut salah satu gunung yang dapat dicapai hingga puncaknya dengan sangat mudah dan tidak memerlukan peralatan sebagaimana para pendaki gunung.

Dengan tinggi 2392 mdpl gunung ini menempat urutan ke 88, puncak gunung di Indonesia. Bromo merupakan Taman Nasional kawasan Bromo Tengger Semeru.

Mobil besar seperti bus pariwisata memang tidak direkomendasikan hingga sampai keatas, disamping bodi mobilnya besar, tanjakan sudah pasti hampir disetiap perjalanan. Bus pariwisata biasanya transit diarea bawah.

Sesampai ditempat transit, bersih-bersih badan secukupnya kemudian perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan yang telah dipersiapkan (sewa). Maklumlah bus pariwisata memang tidak direkomendasikan ke arah pegunungan Bromo.

Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif, mudah didaki, karena untuk mencapai puncak sudah diberi tangga, dan tempat ini merupakan tempat favorit bagi siapa saja termasuk orang biasa.

Baca juga : Fajar Pagi Menyingsing Nan Memesona di Bandungan, dari Hotel Griya Persada Resort

Area pasir yang luas disisi Bromo diperkirakan letusan yang beribu-ribu tahun lalu dan tidak mengalir melalui DAS sehingga menumpuk, jadilah padang pasir yang dapat memperpendek jalan ke puncak.

Untuk perjalanan ke arah puncak, juga siap jasa pengantar dengan berkuda, mengingat ada pagar yang membatasi khusus untuk pejalan kaki atau yang berkuda.

Kita bisa sedikit menghemat tenaga dengan menunggang kuda, hanya saja, karena mungkin kita tidak familiar dengan berkuda, tetap akan mendapatkan pendampingan oleh pemilik kuda. Jadi jangan khawatir kudanya ‘njondil’.

Di tempat lapang tersebut, kita juga bisa berekspresi dengan riang dan gembira, sesuai dengan tujuan rekreasi (refreshing) tentunya.

Baca juga : Blue Fire Kawah Ijen Sebelum Diterjang Badai Oktober 2019

Salah satu tujuan wisata BROMO adalah untuk menikmati matahari terbit (sunrise), sehingga rombongan kali ini juga berangkat dari tempat transit sekitar pukul 02.00 dini hari, dengan harapan dapat menyaksikan Sunrise.

Udara yang dingin perlu kita siasati dengan pakaian tebal, kaos kaki, dan sarung tangan. Jangan lupa menggunakan penutup kepala dan slayer.

Waktu yang paling tepat untuk memulai pendakian ke Puncak Bromo yaitu sekitar pukul 03.15 waktu setempat.

Kabut dan mendung tebal, menghalangi pancaran matahari terbit (sunrise) kali ini, sehingga memang tidak mengambil gambarnya.

Jadilah, Indahnya Sunrise Gunung Bromo (Terhalang) oleh keadaan alam yaitu mendung dan kabut tebal.

Dengan kondisi tersebut kita tidak bisa menyalahkan alam, kami tetap ceria dan menikmati indahnya pemandangan di puncak Bromo, meskipun tidak dapat mengabadikan sunrise disini, seperti apa yang direncanakan dalam perjalanan ini.

Luasnya alam liar disekitar Bromo, tentu kita bisa bersantai ria

Transportasi untuk keliling seputaran BROMO bisa kita lakukan dengan menyewa armada mobil 4 WD seperti Land Cruiser dan Jeep.

Seperti kita tahu bahwa Gunung Bromo merupakan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sementara itu Puncak Mahameru Gunung Semeru merupakan puncak tertinggi di Pulau Jawa.

Sekian, salam
Catatan perjalanan 5 Desember 2020

oleh Eswedewea
editor Eswedewea