Kisah dari UPT Lhok Gadong Pidie Jaya, Aceh, Harga Cabe Murah 6.000

Sahabat PATRI seluruh Indonesia. Izinkan saya berbagi cerita tentang UPT Lhok Gadong Pidie Jaya.

Saya sangat malu sebenarnya dengan teman-teman yang berada di wilayah lain. Karena tampaknya mereka jauh lebih berkembang ketimbang translok (transmigrasi lokal) kami di UPT LHOK GADONG Pidie Jaya Aceh.

Ilustrasi | Gunung Peuet Sagoe Geumpang Pidie Aceh

Bercerita pengalaman, walaupun sederhana tapi itu menurut saya tak jadi masalah untuk diceritakan. Apalagi pekerjaan yang kita tekuni untuk diri kita sendiri.

Tiba-tiba saya teringat untuk bercerita selama saya di translok Lhok Gadong. Seperti warga transmigran lainnya, saya punya lahan sekitar dua hektar.

Lahan itu sebagai tempat meneruskan kebutuhan hidupku dan keluargaku. Karena itu aku sangat serius merawat dan mengusahakannya.

Sejak dari proses penebangan kayu di hutan sampai proses penanaman tanaman. Semua itu sangatlah berat kujalani, karena harus menginap serta tinggal di lahan yang aku bersihkan itu.

Aku berkerja tak mengenal waktu. Karena saat itu aku sangat bersemangat bertani dan berkebun.

Setelah masa pembersihan, lalu aku membuat pagar kawat berduri. Sebagaimana diketahui, di daerahku lokasi perkebunan banyak hambatan hama.

Ada ternak, ada binatang liar. Seperti kerbau, lembu dan babi. Setelah selesai pembuatan pagar, maka masuk ke tahapan penanaman padi gunung.

Di samping gubukku ku tanami sayur-sayuran. Ada bayam, kangkung, dan sebagainya. Maksudnya supaya cepat dapat bisa dikonsumsi sambil menunggu musim panen padi sigupai. Nama jenis padi lokal.

Setelah masa panen selesai, aku mulai menanam tanaman kopi Robusta kecintaanku. Ternyata di daerahku kopi ini sangat subur. Selain tanam kopi juga kutanami jengkol, manfaatnya sebagai pelindung kopi nantinya.

Setelah itu aku memikirkan bagaimana membasmi rumput yang cepat tumbuhnya. Perlu banyak dana yang harus dikeluarkan. Rumput rumput liar itu sangat cepat pertumbuhannya. Aku merasa kewalahan.

Sambil istirahat minum kopi di gubuk, aku berpikir kembali, bagaimana caranya membasmi rumput – rumput liar itu.

Akhirnya timbul ide menanam cabe panjang. Cocok juga menurutku. Lalu aku membuat bedengan. Ingin segera selesai, sehingga tak mengenal waktu. Kukerjakan siang malam, hingga dua hektar lahan selesai.

Ilustrasi : tanaman cabe

Alhamdulillah. Tak lupa aku tutup menggunakan mulsa plastik. Tujuanku supaya tidak cepat tumbuh rumput lagi.

Penanaman sudah selesai lalu proses pemeliharaan dan perawatan. Itupun aku kerjakan tanpa mengenal waktu.

Akhirnya cabeku masuk ke musim panen. Saat panen aku kecewa. Ya, aku kecewa. Karena di saat panen raya itu cabeku tak berharga. Itu terjadi pada awal musim Corona.

Harga cabe hanya laku di jual kisaran Rp 5.500-Rp 6.000/kg. Disinilah aku baru merasakan. Badan tak enak, lelah dan capek.

Tapi aku tetap berusaha bangkit kembali bercocok tanam. Karena sebagai kepala keluarga aku wajib ikhtiar untuk keluargaku.

Menunggu batang cabeku tua, rencananya batangnya untuk menjadi panca atau para-para (lanjaran) tempat naiknya mentimun sama kacang panjang.

Lalu aku tanam mentimun dan kacang panjang. Masya Allah, belum beruntung juga nasibku. Karena ketika panen, harga mentimun di pasar pagi hanya Rp 500/kg. Kacang panjang Rp 100/ kg.

Mengingat dulu bulan puasa juga, semangat sudah berkurang. Akhirnya aku tidak ke kebun selama seminggu karena ada pekerjaan lain (di bulan puasa).

Setelah agak lama tidak ke kebun, rasanya ada dorongan berkata. Coba lihat kebunmu. Jangan lalai. Nanti rumputnya semakin banyak dan lebat. Betul juga, dalam hatiku.

Lalu aku datang menempuh perjalanan 17 km (cukup jauh juga). Jalanan ke kebun berupa jalan kerikil alias batu.

Setelah tiba di kebun aku lebih kecewa lagi. Ternyata kebunku sudah hancur lebur dihantam gajah dan kerbau liar. Aku terpaku membisu melihat tanaman kecintaanku sudah hancur tak bisa lagi dimanfaatkan.

Akhirnya aku pasrah. Dengan hati sedih kutinggalkan tempat itu. Seraya berdoa. Semoga Allah memberikan ganti yang lebih baik lagi.

Demikian sahabat PATRI. Itulah ceritaku. Mana ceritamu?🤭

Wassalam.

UPT Lhok Gadong, Pijay, Aceh.
Aceh 29 April 2021

Oleh Khairul Mukminin

Diunggah oleh Kissparry dari Hasprabu Lurah DPP PATRI
Editor Eswedewea

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.