Stasiun Kereta Api Sumberlawang Sragen Kini, Bernostalgia tepat Saat Ada Kereta Api Melintas

Sahabat Kissparry semuanya, kali ini pagi yang indah, setelah menyaksikan matahari terbit di antara pepohonan, kemudian saya dan keluarga berjalan-jalan ke Stasiun Sumberlawang.

Meskipun stasiun Sumberlawang tidak difungsikan untuk melayani penumpang umum sejak pandemi Covid-19 atau mungkin sudah jauh hari sebelumnya, namun, stasiun masih terawat dan bersih.

Kondisi tersebut membuat stasiun kereta api Sumberlawang dapat menjadi wahana wisata bagi masyarakat sekitarnya, terutama saat akan bernostalgia.

Stasiun Sumberlawang terletak disebelah utara pasar Sumberlawang, bahkan bahu jalan sebelah stasiun juga terlihat ada transaksi jual beli disini.

Tiba-tiba langkah menuju pasar berhenti, terlihat matahari terbit yang cukup indah ketika keluar dari kampung.

Matahari terbit ini disaksikan dari depan pintu gerbang atau gapura Dukuh Tempuran, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Menariknya disini, matahari terbit itu tampak diantara gundukan hijaunya pepohonan, terutama ini pohon jagung dan pohon tebu.

Lalu ada gubug yang didepannya ada pohon nangka dan pohon pepaya, dan diantara itu ada pohon pisang.

Jadi, sangat sedap dipandangan mata pagi in.

Kamipun kemudian mencari jalan untuk mendekat ke gubug yang sementara tidak dihuni tersebut, tentunya untuk melihat dari dekat dan berbaur dengan rimbunnya pohon jagung yang masih hijau.

Sebenarnya menikmati indahnya pagi saat matahari terbit ini diluar rencana semula, karena perjalanan pagi ini akan ke pasar Sumberlawang mencari makanan khas Sumberlawang.

Namun, tiba-tiba ingin ke stasiun kereta api untuk jalan-jalan diatas rel kereta api, bernostalgia. Pastinya, jalan-jalan diatas rel kali ini sebagai pengganti saat kemarin melintasi rel kereta api dengan bermotor.

Tiba-tiba saya mendengar suara tanda akan ada kereta api yang melintas dari speker di bilik kantor stasiun kereta api Sumberlawang, yang dijaga oleh seorang petugas berpakaian lengkap.

Saat mendengar itu kemudian suami saya memberi kabar kepada Alif yang ada tempat yang jauh dari statiun, untuk minggir akan ada kereta api yang akan lewat.

Namun, saat melihat palang pintu di jalan raya depan pasar Sumberlawang masih banyak lalu lalang kendaraan, berarti kereta api yang akan lewat masih jauh.

Dengan melintasnya kereta api tersebut, nostalgianya semakin lengkap, karena waktu masih kecil saya juga sering bermain dilintasan kereta api (rel), bahkan main dakon dipinggir rel sepur, yang mana, batunya (kerikil) diambil dari bantalan landasan, tentu dipilih yang bulat.-bulat.

Setelah selesai jalan-jalan dan main dakon dilintasan kereta api, biasanya batu kerikil yang dipilih untuk main dakon dibawa pulang untuk disimpan dan main dakon di rumah. Asyik… ya.

Setelah kereta melintas, dan melanjutkan foto-foto disekitar stasiun kereta api Sumberlawang, kemudian saya menuju ke pasar Sumberlawang.

Pasarnya ternyata sudah baru dan moderen, terdiri dari 2 (dua) lantai, dan terdapat tempat parkir yang luas.

Selama masa pandemi Covid-19 ini, seluruh kegiatan pelayanan untuk penumpang umum di layani di Stasiun Gemolong, yang jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Sumberlawang.

Namun, tempat ini masih terawat, bahkan saat saya berada disini, sedang ada petugas kebersihan dan taman yang sedang bertugas.

Sekian, nostalgia di Stasiun KA Sumberlawang, sampai jumpa di kisah yang lain.

oleh Indarsih Weanind
editor Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca