Saya sangat mendukung dan mendoakan, semoga keluarga besar transmigran dan warga PATRI punya banyak keturunan.
Gejalanya, diakhir zaman ini kita lebih mudah mencari preman, daripada menemukan teladan. Bisa jadi karena generasi perkotaan hidup saat suasana sudah nyaman.
Sehingga tak terpikirkan, bagaimana sejarah perjuangan tempo doeloe, dan bagaimana tantangan hidup dimasa depan.
Sebaliknya, komunitas yang masih mengalami beratnya hidup adanya di permukiman transmigrasi (kimtrans). Untuk berhasil, transmigran harus mampu mensiasati beratnya beban kehidupan.

Anak-anaknya sudah terbiasa sekolah jalan kaki (nyeker), sehingga betisnya besar-besar. Terbiasa makan oyek, gaplek, thiwul, katul, gembili, umbi hutan, belalang bakar, susu tajin, dan lainnya.
Mereka juga sudah terbiasa bertelanjang dada saat terik, minum air gambut, dan mandi di sungai-sungai. Semua latihan fisik dan mental di palagan alam ini takkan ditemukan oleh anak perkotaan. Mereka, anak perkotaan itu sebagian terbiasa hidup nyaman dalam gedongan.
Karena itu mereka yang lulus adalah mereka yang terkuat dalam tirakat, tersabar dalam ikhtiar, tertekun dalam membangun, serta ter-patri sebagai perekat negeri.
Bibit unggul dari kaum jelata dan pidak pedarakan ini lebih layak memperbanyak keturunan. Agar kelak mampu bersaing dalam jumlah. Untuk mengisi populasi penerus kedaulatan NKRI. Pengalaman hidupnya, semoga dapat diturunkan kepada generasi penerusnya.
Sehingga kelak negeri ini dipenuhi oleh penduduk yang bermotivasi tinggi, dari keturunan transmigran. Tertinggi dalam prestasi, terdepan dalam teladan.
Negeri ini bisa hancur, jika dihuni oleh generasi dari keturunan koruptor, preman, narkoba, dan yang lemah menjaga kedaulatan bangsanya.
Mari, berbesanan dengan transmigran.!
Mari, cari mantu anak Transmigran.!
Mari, perbanyak keturunan.!!!
KoDe, 14/08/2022
Lurah DPP PATRI ๐ฎ๐ฉ

Catatan :
Banyak anak itu baik. Banyak anak baik itu harus ๐๐๐๐ถ