Inilah Keseruan Offroad Tawangmangu Taman Hutan Raya TAHURA KGPAA Mangkunagoro I, 2024

Offroad penuh tantangan di Taman Hutan Raya (Tahura) KGPAA Mangkunagoro I Tawangmangu, pagi ini (30/01), benar-benar bikin jantung berdebar, meningkatkan adrenalin, musim penghujan jalanan lebih licin. Inilah keseruannya.

Tahura Tawangmangu dapat ditempuh dari hotel tempat kami menginap yaitu Hotel Facade by Azana Tawangmangu sekitar 45 menit, melewati jalan kampung, ada pula jalan raya Tawangmangu Solo. Mobil offroad mungkin memang tidak boleh jalan sembarangan.

Untuk sampai di Tahura Tawangmangu, tentu dapat kita bayangkan, medan jalanan arah lereng Lawu yang tinggi, menanjak dan kadang berkelok, naik turun. Ada jalur kelokan tajam, yang kalau di Wonogiri disebutlah irung petruk.

Saat jalan menanjak, membuat laju mobil kadang harus saling mendahului, dan inilah yang membuat suasana semakin heboh diantara para peserta.

Bisa saja, mobil kalau tidak dipacu lebih kencang akan melemah, atau pun alasan lain karena sedang merekam mengambil video.

Meskipun begitu, ditengah perjalanan menuju ke Tahura dari hotel, karena badan sudah agak lelah dengan angin sepoi-sepoi, saya sempat tertidur beberapa saat, ketika bangun sudah mendekati taman. Seolah deru suara mesin kendaraan yang agak ngebrong, tidak menghalangi untuk beristirahat.

Kru kendaraan, sepertinya sudah ada pembagian tugas, terutama mengambil gambar video dokumentasi.

Di jalanan turunan yang terjal dengan tanah liat dan penuh batu yang licin, saya melihat ada seorang kru pengemudi yang mengambil video bagian bawah mobil.

Baca juga : Lereng Lawu Cafe, Menikmati Sensasi Pemandangan (Kabut), Istirahat Paska Offroad Tahura

Mobil yang saya tumpangi, pengemudinya sesekali memandang smartphone mereka, mungkin sedang koordinasi atau melihat instruksi dari ketua rombongan.

Mobil mobil dalam satu rombongan selalu kompak jalan berurutan dan beriringan (konvoi). Hal tersebut karena mungkin agar mudah saling membantu jika ada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Misalnya tiba-tiba mesin mogok atau kendaraan terperosok. Ini terutama saat berada di area Tahura Tawangmangu.

Baca juga : Oleh-oleh Khas Tawangmangu Kekinian dan Tradisional | Banana Krezz dan Jadah Tempe Mbah Timan

Alhamdulillah tidak ada mobil peserta yang terperosok, tetapi kalau mesin tiba tiba berhenti, itu terjadi pada kendaraan yang kami tumpangi, namun pengemudi cekatan mengatasi hal ini, dan mesin dapat dinyalakan kembali. Saya sempat sedikit was-was karena jalan tanjakan dan mobil sempat bergerak mundur.

Baca juga : Pendakian Gunung Lawu yang Penuh Misteri, Kisah Nyata

Menjelajah Tahura

Masuk Tahura, mobil jalan beriringan dengan mengambil jarak antara mobil satu dengan yang lain. Setelah menyelesaikan administrasi di loket, ternyata rombongan tidak begitu saja jalan, namun menunggu di gerbang masuk hutan beberapa saat, ternyata ada mobil tiba-tiba melintas mendahului kami yang telah antri.

Saya bertanya kepada sopir, “kenapa menunggu” dijawabnya ada rombongan mobil didepan kita yang masih tertinggal dibelakang. Ternyata masuk Tahura, dalam satu rombongan tidak diperbolehkan disisipi mobil lain diluar rombongannya.

Ooo berarti mobil yang baru saja terlihat melintas adalah mobil rombongan lain yang tertinggal dibelakang, saya bergumam.

Jalan offroad hanya memuat satu kendaraan, sehingga jalur berlaku searah, dan mobil yang sudah masuk, sudah berjalan maju tidak akan kembali. Hal ini sesuai informasi dari pengemudi mobil yang saya tumpangi.

“Ini jalanan sempit berarti hanya searah ya” saya tanya kepada sopir. Ya, memang jalur searah, jawabnya.

Dibeberapa tempat terdapat peringatan, badan jalan tidak boleh dilalui kecuali keadaan darurat. Saya pun berfikir, kok seperti di jalan tol ya. Aturannya ketat banget sampai seperti itu.

Baca juga : Kisah Misteri Gunung Lawu, Mulai Gelap dan Istirahat, Misteri pun Mulai Bermunculan

Offroad di Jalan Tanah dan Bebatuan

Setelah berjalan naik ke puncak hutan, sampailah di jalanan yang tidak dibeton juga tidak diaspal, jalan bebatuan dan ada pula yang masih tanah liat, mungkin sengaja dibiarkan atau pembangunan belum rampung. Disinilah inti offroad akan segera dimulai.

Mobil semua parkir sejenak, dan lagi-lagi saya tanya kepada pengemudi, “mengapa kita berhenti, dan apakah lama”, kalau misalnya lama saya bergumam mau turun dulu untuk ambil-ambil gambar.

“Kita harus berhenti sebentar karena masih ada rombongan didepan kita yang masih berjalan dilintasan offroad” kata sang sopir menjelaskan.

Menunggu aba-aba lintasan bersih dari kendaraan baru kita boleh bergerak maju, jelasnya lagi.

Baca juga : Serunya Offroad di The Lawu Park, Tawangmangu, Meningkatkan Adrenalin

Terlihat pula ketua rombongan menghitung armada dalam rombongannya, jari mereka menuding seluruh kendaraan kami dan tampak bergumam, ji ro lu pat mo nem sakteruse (red. satu dua tiga empat lima enam, dan seterusnya).

Ayo siap, mobil sampeyan jalan dhisik ya, sepertinya mobil yang saya tumpangi agar jalan lebih dahulu, ya karena kalau urutan sebelumnya kami berada dibelakang.

Mobil merah didepan sesuai gambar berikut, akan memulai tantangan jalan berbatu memurun dan menanjak, jika sehabis hujan biasanya jalanan bawah (sana) akan tergenang air. Pastinya akan semakin heboh.

Sebelum berangkat, saat masih diarea permulaan didepan hotel, seluruh peserta diberi jas hujan plastik model celana. Tujuannya apabila turun hujan, atau agar peserta mengenakan jas hujan saat diperlukan.

Jas hujan juga bisa dikenakan saat akan melewati jalanan berair dan berlumpur. Oleh sebab itu rombongan berhenti dititik awal saat akan melalui jalan berair dan berlumpur.

Sejak permulaan jalan penuh tantangan ini, saya hanya beberapa kali mengambil gambar video singkat-singkat, atau melakukan pemotretan, selebihnya mengamankan tubuh.

Ya, tindakan yang lebih banyak yaitu perpegangan agar badan tidak terbentur, bahkan, smartphone dan kamera pun saya simpan dimasukkan ke dalam tas kecil yang saya bawa.

Setelah jalan menurun ini, ditengahnya sebelum menanjak terdapat genangan air, yang kalau sehabis hujan airnya menggenang. Sopir menginformasikan genangan hanya sedikit. Saya pun bertanya ” apa perlu saya mengenakan jas hujan”, Nggak usah pakai jas hujan pak masih aman, kata sopir. Oo siap, balasku.

Selanjutnya, setelsh mekewati jalan menurun yang penuh tantangan, terasa roda berjalan tidak stabil karena medan yang dilalui, roda belok kekanan kekiri mengikuti ruas jalan yang dilewati.

Baca juga : Keseruan The Lawu Park Tawangmangu Karanganyar Solo Bersama Keluarga

Sampai di lembah, benar tidak ada air yang menggenang, namun sepertinya air mengalir disini saat turun hujan, jadi seru juga.

Kemudian jalan menanjak dengan bebatuan yang terasa agak licin, membuat was-was juga karena sebelah kiri adalah jurang atau tebing yang lumayan curam.

Saat tanjakan berakhir, jalan sedikit menurun dan berbelok ke kanan, disini terdapat kubangan lumpur, sepertinya semua harus melewatinya karena mobil kru berparkir dijalan yang tidak berkubang. Disini ada seorang kru yang mengambil gambar video keseruannya.

Saat akan mekewati jalan berlumpur seperti video dibawah, lagi lagi sopir memberi tahu bahwa kendaraan akan dipacu dijalan berlumpur, penumpang diminta bersiap. “Kita akan melalui jalan berlumpur, siap siap ya” katanya. Oke, saya membalas dengan ucapan.

Keseruan pertama

Karena mobil kami saat ini berada di paling depan, sepertinya berhenti untuk memberi jalan mobil kru agar lebih dahulu berjalan.

Belok ke kanan menanjak, dengan kondisi jalanan tanah yang licin dan ada sedikit batu-batu yang dipasang diarea yang agak ambles, membuat offroad tambah seru, banyak peserta yang berteriak, sampai berbelok ke kiri dan mobil berhenti.

Disini semua peserta berhenti, mobil kami pada saat tanjakan sebelumnya berada diurutan pertama kemudian diurutan ketiga.

Baca juga : Mlipir, Jalan-Jalan ke The Lawu Park Tawangmangu dan Keseruan Offroad-nya

Petualangan sesi pertama telah berakhir, semua kendaraan bekumpul di area Buper Segoro Gunung, untuk istirahat sementara setelah mobil melewati jalan yang paling ekstrim, dengan raungan mesin mobil offroad yang berderu-deru.

Saat mobil berkumpul dan parkir sebentar, tampak didepan kami, karena kebetulan mobil yang ditumpangi berada di paling depan, jalanan yang akan dilalui didepan tampak ada genangan air. Kemudian disisi kanan depan ada tulisan dan anak panas “Jalur Jeep”.

Peserta dalam mobil harus siap berbasah-basah saat melewati kubangan air yang kedalamannya sekitar 50 cm. Sudah ada seorang kru yang mengambil gambar video tampak didepan di seberang genangan air tersebut.

Perjalanan diawali mobil kru yang akan mengambil gambar video, kemudian mobil yang kami tumpangi akan melewati genangan air itu. Sudah pasti keseruan semakin menjadi, teriakan histeris terdengar dianatara para peserta.

Rute setelah kubangan air adalah belok ke kanan dan menanjak dengan kondisi jalan sangat menantang, seperti tampak pada video berikut.

Keseruan ketiga.

Ternyata, rutenya offroad paling inti hanya memutar dan kembali lagi ke plang bertulisan Buper Segoro Gunung.

Peserta berkumpul lagi disini sejenak untuk istirahat sambil berfoto-foto mengabadikan momen saat di Tahura Tawangmangu.

Peserta ada yang turun dari mobil untuk pengambilan gambar atau video secukupnya, ada pula yang tetap di dalam mobil sembari menyeka kursi yang terkena kotoran air atau lumpur saat roda ban berputar.

Perjalanan kembali dari Buper, masih melalui medan jalan yang sebelumnya, kemudian belok kanan, keluar dari area Tahura Tawangmangu.

Pengemudi kami bilang, selanjutnya kita akan minum-minum kopi di Paralayang, Cafe Lereng Lawu, sambil berisirahat.

Inilah keseruan offroad Tahura (Taman Hutan Raya) KGPAA Mangkunagoro I Tawangmangu.

Selamat mencoba.

oleh Eswedewea
editor Lik Kasjo

2 tanggapan untuk “Inilah Keseruan Offroad Tawangmangu Taman Hutan Raya TAHURA KGPAA Mangkunagoro I, 2024”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.