Transmigrasi jadi Istri Duda merupakan Cerpen karya Mustika2601, yang kami ambil tayang dari kiriman seorang teman di media sosial, dengan alur cerita per bab, ikuti kisahnya.
Bab 01
◻️◻️◻️◻️◻️
Transmigrasi Jadi Istri Duda
Karya @mustika2601
Di pagi hari, matahari bersinar membangunkan Naya yang sedang tidur nyenyak karena kelelahan selesai wisuda kemaren.
Melihat sekeliling kamar tidur nya Naya merasakan ada aneh dengan kamar tidurnya ini karena Naya melihat sekeliling kalau kamar tidurnya sangat mewah saat Naya mengusap tempat tidurnya ada rasa nyaman di rasakan Naya sehingga Naya merasa enggan beranjak dari tempat tidur.
Naya yang akan mengulangi tidur nya kembali karena merasa capek mendengar seseorang yang memanggil nya dari luar kamar sambil mengetuk pintu kamar.
“Ibu tiri..” Panggil orang yang mengetuk pintu.
“Ibu tiri…” Panggil orang yang mengetuk pintu kedua kalinya.
“Kok suara cowok” pikir Naya, “Padahal kan aku cuma sendiri di rumah, sejak kapan gue di panggil ibu tiri.” Lanjut Naya merasa heran.
Melihat sekeliling nya Naya baru sadar kembali kalau ada yang aneh dengan dirinya, melihat Kejari tangan nya ada sebuah cincin di jari manis Naya. Merasa penasaran Naya turun dari tempat tidur dan berjalan menuju meja rias yang ada di kamar melihat ke cermin Naya kaget melihat dirinya yang sangat cantik di cermin.
Melihat ke cermin lagi Naya merasa pusing dan tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku. Saat melihat buku tersebut Naya kaget karena melihat nama yang ada di sampul itu nama yang sama dengan dirinya dan melihat tanggal lahirnya juga sama dengan Naya yang membedakan tempat mereka lahir.
Naya yakin kalau ini buku diary pemilik tubuh yang di tempati Naya sekarang. Saat Naya akan membuka buku diary itu bunyi ketukan pintu semakin keras dan di ikuti dengan suara anak laki-laki memanggil nya dengan sebutan. “Ibu tiri.””
Sebelumnya Naya adalah anak yang tinggal di panti asuhan karena panti asuhan nya jauh dari tempat kuliahnya, Naya menyewa rumah hasil dari kerja part time nya saat kuliah. Naya berusia 22 tahun yang baru saja lulus wisuda rencananya Naya.
Naya sebelumnya berbisnis kecil-kecilan yaitu membuat kue atau makanan ringan lainnya Sehingga bisa bayar uang sewa dan membantu membayar uang sekolah untuk adik-adik panti asuhan tempat tinggal Naya yang dulu.
Naya yang merasa kesal, mengambil napas dan beranjak dari kursi membuka pintu dan melihat seorang bocah berusia empat tahun lengkap dengan seragam sekolah berdiri di luar pintu menatap Naya dengan wajah yang membuat orang pengen mencubitnya tidak terkecuali Naya.
“Ibu tiri..” Panggil bocah tersebut yang merasa familiar oleh Naya.
Naya baru ingat bocah ini adalah anak seorang CEO yang baru menikah satu Minggu yang lalu, kenapa Naya tahu karena pernikahan nya di siarkan di TV yang Naya tonton di rumah sewaan nya.
Suaminya Naya bernama Gentara seorang CEO yang sangat sibuk dimana wajahnya selalu muncul di majalah keuangan yang sering di baca Naya.
Sebenarnya Naya yang asli tidak tahu kalau Gentara di usianya yang sudah tiga puluh tahun sudah mempunyai anak yang berusia empat tahun, karena untuk masalah pribadi Gentara tidak ada orang yang tahu.
Semua orang mengira Gentara cowok yang belum menikah sangat banyak perempuan yang menginginkan Gentara untuk menjadi suaminya.
Saat pernikahan Gentara di siarkan di televisi, adalah hari patah hati perempuan pada saat itu.
Ternyata di usia Naya yang dua puluh dua tahun ini dia sudah menikah dengan cowok yang di idamkan semua perempuan serta mempunyai anak tiri yang berusia empat tahun.
“Gabriel.” Panggil Naya saat melihat name tag yang ada di baju Gabriel.
Di Jawab anggukan oleh Gabriel.
Gabriel sebenarnya tidak suka dengan Naya karena teman-teman nya di sekolah, bercerita kalau ibu tiri itu adalah orang jahat dan selama ayahnya menikah dengan Naya Gabriel belum pernah bertemu dengan Naya.
Gabriel baru saja pulang dari rumah neneknya, Gabriel sudah tahu kalau ayahnya sudah menikah dengan ibu tirinya.
Apalagi ayahnya Gentara selesai acara pernikahan nya langsung pergi keluar negeri mengurus perusahaan nya yang bermasalah sehingga meninggalkan Naya.
Gabriel yang baru datang ke apartemen mewah yang sudah di tempati Gentara sama Gabriel sebelumnya merasa canggung.
Gentara tidak pernah mau tinggal dengan orang asing makannya tidak ada pembantu di apartemen ini, Gentara biasanya akan menyewa pembersih untuk membersihkan apartemennya ini untuk memasak biasanya Gentara akan membelinya dengan Gabriel.
Untuk Gabriel biasanya lebih sering tinggal di rumah orang tua Gentara walaupun akan sekali-kali tinggal dengan Gentara.
Udah kebayang kan bagaimana hidupnya Gabriel dengan ayah seperti itu.
Saat ini Gabriel penasaran dengan ibu tirinya karena dari kecil Gabriel tidak pernah bertemu dengan ibunya, Gabriel merasa iri melihat teman-temannya di antar dan di jemput sama ibunya di sekolah.
“Ibu tiri…” Panggil Gabriel dengan malu-malu dan melihat Naya dengan matanya yang polos.
Naya juga merasa kasihan melihat Gabriel yang dari tadi terus memanggil nya dengan sebutan ibu tiri, Naya yang sudah biasa dengan adik-adiknya di panti asuhan tidak merasa canggung melihat Gabriel.
“Sayang, Ayok kesini.” Panggil Naya ke Gabriel sambil mengulurkan tangannya dan langsung memeluk Gabriel. “Gabriel mau pergi sekolah?” Lanjut Naya yang di jawab anggukan oleh Gabriel.
“Gabriel nggak usah pergi sekolah dulu ya..” Bujuk Naya karena Naya melihat jam sudah jam 8 dan sekolah Gabriel masuknya jam 7.
“Nggak mau nanti papah marah.” Ucap Gabriel ngambek. “Om Fathan pasti udah nunggu iyel di bawah.” Lanjut Iyel.
“Om Fathan siapa sayang?” Tanya Naya penasaran.
“Teman papanya iyel, ibu tiri.” Balas Gabriel.
“Owhhh, ya udah biar kakak aja yang ngomong sama om Fathan nya untuk hari ini iyel, nggak usah sekolah dulu ya.” Ucap Naya. “Lagian kan iyel udah telat.” Lanjut Naya sambil mengusap kepala Gabriel lembut,. membuat Gabriel langsung senang melihat Naya yang baik kepadanya dan nggak sesuai dengan cerita temannya tentang ibu tiri ke Gabriel.
“Ya udah.” Pasrah iyel dan langsung mengambil tangan Naya untuk menemui om Fathan yang di maksud Gabriel.
“Itu om Fathan nya.” Tunjuk Gabriel.
Naya melihat yang di tunjuk Gabriel. Juga melihat seorang cowok yang se usia dengan Gentara berdiri di ujung lorong apartemen mengunakan lengkap dengan stelan rapinya yang juga menatap Naya.
“Iyel ayok kita ke sekolah.” Ajak Fathan.
“Kata ibu tiri hari ini iyel libur.” Ucap Gabriel ke Fathan.
“Ok iyel, kalau gitu om pergi dulu ya.” Balas Fathan sambil mengusap kepala Gabriel dan kembali menatap Naya.
Naya yang melihat interaksi Fathan dengan Gabriel cuma diam aja karena Naya tidak tahu harus mengucapkan apa ke Fathan.
“Ayok ibu tiri kita masuk lagi.” Ajak Gabriel menyadarkan Naya yang sedang melihat Kepergian Fathan.
…..
*** bersambung ***