Ramadhan, tamu istimewa segera pamitan meninggalkan pencintanya, mumpung masih bersamanya, sayangilah mereka.
Ramadhan dari sekarang tinggal menghitung hari atau bahkan tinggal hitungan jam, buktinya para pemudik sudah pada menuju kampung halaman mereka. Oleh karena itu Kissparry menayangkan intaian kata dari Lurah PATRI.
Renungan jelang pamitan
TAMU ISTIMEWA
Dalam hitungan jari, sebentar lagi kita harus pulang. Karena disini kita hanya sementara. Rumah kita bukan di masjid ini. Kita disini hanya itikaf. Dari 30 hari bulan romadhon, ada 10 hari akhir yang istimewa. Jadi, kita hanya sepertiga bulan ada disini.
Bulan Romadhon juga demikian. Dari 12 bulan Hijriyah, hanya ada 1 bulan, atau seperduabelas bulan istimewa. Romadhon. Pak ustadz sudah sering mengulas keistimewaannya.
Puasa 30 hari juga tamu. Dari rata-rata 360 hari dalam setahun, hanya seperduabelas kita kedatangan tamu istimewa itu. Puasa romadhon. Hmm. Romadhon memang tamu istimewa.
Kita di planet dunia ini juga tamu. Karena rumah kita sesungguhnya di akhirat. Di akhirat ada rumah abadi, berupa syurga atau neraka. Kakek dan Nenek moyang kita dulu, Nabi Adam dan Hawa tinggal di syurga. Setelah wafat beliau kembali ke syurga.
Kita juga berdoa, agar kelak bisa kembali kerumah kakek nenek moyang manusia itu, syurga. Tetapi selama di dunia ini ternyata banyak debu maksiat, kurafat, alfa dan dosa-dosa. Padahal di dalam syurga tidak boleh ada kotoran dosa. Maka mereka yang tanpa dosa, bisa langsung masuk syurga. Kalau ada yang punya kotoran, harus dibersihkan dulu di neraka. Tetapi kalau kotorannya berat, seperti syirik, munafik, hmm. Pertanda masuk neraka. Abadi. Astaghfirullah.
Dengan adanya tamu romadhon ini kita berharap dapat anugerah malam istimewa, Lailatul Qadar. Karena satu malam nilainya 1.000 bulan, atau setara 83 tahun 4 bulan. Sehingga insya Allah dengan mendapatkan Lailatul Qadar, kita dapat membersihkan diri setelah meninggalkan planet bumi nanti.
Subhanallah. Tak terasa sebentar lagi tamu istimewa ini segera meninggalkan kita. Pertanyaan yang selalu menggoda. Apakah tahun depan kita masih bisa ketemu tamu istimewa ini? Dan lagi, apakah kita dapat anugerah malam Lailatul Qadar?
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun. Suka kepada hambaMu yang mohon ampun. Maka, ampunilah hamba-Mu.
Itikaf malam ke 29, MIAS: 02.06.19
@hasprabu | arsip
Kontributor Hasprabu Lurah PATRI
Diunggah: Eswede Weanind
Editor: LikKasjo