Time to Travel “Fremont – California USA”, Cara Mengurus Visa Amerika Serikat

Hari menuju Sesi Wawancara

Saya saat itu memilih jadwal pada hari Senin tanggal 7 Oktober 2019 jam 9 pagi. Hari pertama diawal minggu saya memilih waktunya dengan pertimbangan suasana kerja masih fresh setelah liburan akhir pekan, meskipun mungkin resiko antrian banyak.

Ingat!, pada hari dimana kita terjadwal wawancara jangan pernah datang mepet pada jam yang tertera. Karena jam tersebut adalah jam sesi wawancara sedangkan kita masih ada proses- proses sebelumnya. Jadi sangat diharapkan 1 jam sebelumnya sudah sampai ditempat wawancara.

Saat itu saya harus berangkat ke Jakarta satu hari sebelumnya dalam kondisi sendiri tanpa ada rekan kerja satupun. Jadi beban saat itu adalah stress berat, khawatir, takut gagal, takut ini dan itu.

Karena teman-teman sebelumnya sudah banyak (banget) yang gagal, dan tidak tau faktor apa yang menjadikan mereka gagal. Yang jelas dalam pemikiran saya, apapun bisa aja menjadi faktor kegagalan.

Mungkin dokumen kita yang tidak lengkap, mungkin keperluan kita yang tidak rasional atau mungkin juga pada saat wawancara kita yang justru menjadi penyebab utama. Nah itu semua tidak ada yang kami ketahui darimana penyebab kegagalannya.

Yang jelas, saya berfikir dan menganalisa, kawan-kawan ada yang dokumennya jelas dan lengkap hasilnya gagal, ada juga yang fasih bahasa Inggris, hasilnya juga gagal. Jadi saya mengambil kesimpulan, belum tentu karena saat wawancara dan belum tentu karena faktor dokumen.

Jadi faktor apa?? nah itu saya yang tidak bisa menjawab karena saya juga tidak tau. Tapi dalam hati saya yakin, semua atas kehendak Alloh.

Dari situ saya yang awalnya stress khawatir ini dan itu, pada malam Senin saat berada di kamar hotel “Aryaduta” saya menenangkan diri sambil berdoa dalam hati saya : aku iki mung wayang, kon mlaku yo mlaku kon mlayu yo mlayu, tekan tujuan kekarepane opo ora bagiku gak utomo, ki mung masalah kadonyan, sik penting ora lali karo sik kuoso panggonane nenuwun (saya ini hanya hamba.

Disuruh jalan ya jalan disuruh lari ya lari, nyampai ke tujuan keinginannya atau tidak, bagi saya itu tidaklah penting, karena ini hanya urusan dunia, yang penting tidak lupa sama yang Kuasa tempat kita meminta).

Dari situ saya merasa mulai tenang dan tenang meskipun sebenarnya saya tidak bisa tidur sampai jam 3 pagi.

Kadang pertanyaan yang ringan dari penanya, tetapi karena tidak dapat menjelaskan secara runtut. Menjawab apa yang ditanya disertai penjelasan bila perlu, selebihnya diam dan tidak cemberut.

Saya mengambil penginapan “Hotel Aryaduta” yang dekat dengan kantor Embassy dengan harapan tidak terkena macet, dari Aryaduta sampai ke Embassy cukup dengan jalan kaki, dan suasana tentu lebih tenang karena tidak takut terlambat yang disebabkan macet dijalanan.

Pagi hari menuju Embassy USA di Jakarta

Jam 5 pagi saya sudah terjaga dan bangun. Karena takut kelewat maka langsung aja masuk ke “bath tub” berendam air hangat biar segar.

Jam 7 pagi saya turun untuk sarapan pagi. Hanya sebatas ambil secangkir jahe hangat, slice roti dan juga kentang, baru beberapa potong sudah rasanya kenyang. Mungkin efek kepikiran aja jadi selera makan hilang begitu aja.

Pada jam 7.50 saya langsung beranjak menuju ke Embassy, cukup 10 menit menuju Embassy dengan jalan kaki. Disetiap perjalanan hanya doa yang saya punya tidak ada yang lain yang bisa saya andalkan selain kekuatan doa. (Terimakasih Pak Arief yang selama ini selalu membimbing saya untuk selalu berikhtiar dan bermunajat hanya kepada Alloh).

Dalam perjalanan, kaki saya serasa seperti berat, kaku dan seperti mau kram. Namun saya tetap melangkah menuju Embassy (cerita ini bersambung disesi yang lain dimana H-2 mau terbang ke USA, ternyata kaki saya pincang akibat ada urat yang geser).

Proses Wawancara

Saat kita sudah sampai di Embassy USA Jakarta, kita akan ditanya oleh petugas, undangan jam berapa? jika kita datang telat dari undangan maka kita bisa-bisa di suruh pulang.

Kalau kita datang lebih cepat dari jadwal, kita disuruh duduk menunggu.

Jadi berapa lama yang cocok untuk datang ke Embassy Jakarta? Ya sekitar 30 menit sebelumnya.

Agar gampang membayangkan urutannya, mungkin saya mencoba membuat urutannya :

  • Datang 30 menit ~ 60 menit sebelumnya
  • Pengecekan passport oleh pihak keamanan bahwa kita ada daftar temu (tamu)
  • Masuk ke ruangan pertama, pengecekan barang-barang bawaan, mendapatkan tanda pengenal sebagai tamu, serta barang-barang HP, memory card atau sejenis logam lainnya harus ditinggal di ruang ini. Kita tidak diperbolehkan membawa apapun selain berkas pengurusan VISA.
  • Setelah kita meninggalkan barang-barang kita selain berkas pengurusan VISA, kita akan dikasih nomor locker tempat barang kita disimpan.

  • Kita akan diminta keluar ruangan dan masuk ke bagian ruangan berikutnya. Kira-kira kita berjalan sekitar 200 meter. Disitu kita bisa tarik nafas sebentar, ada toilet dan kursi duduk disitu, mungkin ada yang mau menghilangkan grogi atau panik, bisa mampir dan cuci muka disini.
  • Setelah itu, kita akan masuk ke ruangan wawancara. Ada sekuriti disitu yang akan memandu kita dengan ramahnya karena pegawai-pegawai disitu selalu senyum dan ramah.
  • Setelah itu kita akan mendapatkan nomor antri, sambil menunggu panggilan dari pegawai untuk melakukan sesi sidik jari.

  • Setelah mendapatkan antrian sidik jari, kita tidak perlu menunggu panggilan. Disitu kita cukup berdiri di depan loket sambil menunggu orang didepan kita selesai.
  • Kita akan mendapatkan nomor antrian dari proses sidik jari ini. Setelah kita mendapatkan nomor antri, kita cukup duduk sambil menunggu panggilan.
Insert: Jembatan Balerang Batam Kepulauan Riau (22/12/2019) KissparryDotCom

Babak Terakhir Pengurusan VISA

Nah. Disini bagian terpenting dari semua perjalanan permohonan VISA. Ingat, kita tidak bisa memilih siapa yang akan mewawancara kita, juga tidak bisa memilih mau ditanya apa. Semua hak sepenuhnya pihak Embassy.

Bisa jadi kita ditanya pakai bahasa Indonesia tapi bisa jadi juga dalam bahasa Inggris. Pertanyaan-pertanyaan tidak bisa kita tebak.

Untuk saya kemarin, dikarenakan saya mengajukan VISA B1/B2 (Bisnis dan turis), pertanyaannya adalah seputar dunia kerja :

  1. Your job, your position, your purpose to US ?
  2. What company ?
  3. How long you’ve been there ?
  4. Are you married ?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mutlak, bisa jadi orang lain ditanya dengan pertanyaan lain. Disitu kita harus fokus memperhatikan, mendengarkan serta menjawab untuk meyakinkan pihak penanya.

Setelah itu, kita akan dikasih kertas. Nahh disini yang bikin dag dig dug.

Dapet kertas apa?? pink atau putih?

Apa itu pink dan apa itu putih?

Sebenarnya itu hanya warna kertasnya saja, tapi warna putih itu isinya adalah mengenai penjelasan dan informasi bahwa VISA anda disetujui, sedangkan kertas pink yaa sebaliknya.

Kalau kita mendapatkan kertas Pink, artinya kita ditolak. Maka passport kita langsung di kembalikan.

Kalau kita mendapatkan kertas putih, berarti kita di setujui. Sehingga passport kita akan kita tinggal di Embassy untuk proses berikutnya.

Pada waktu itu, saya mendapatkan kertas putih sehingga tanpa pikir panjang langsung keluar dan kembali ke hotel, dengan berjalan kaki lagi.

Sesampainya di kamar hotel, saya baca isinya, passport saya akan di kirim melalui post setelah process selesai.

Kenapa dikirim melalui pos ?

Ya, karena saat pengisian DS-160 saya memilih untuk dikirim melalui pos. Sebenarnya kita juga bisa ambil sendiri dengan aturan-aturan yang sudah di tulis di kertas putih saat diberikan usai wawancara.

Sehari setelah wawancara, kita akan mendapatkan email sbb :

Email tersebut menginformasikan bahwa passport kita sudah di kirim melalui kurir yang sudah ditunjuk.

Dan ini sebagai akhir bahwa proses pengajuan VISA kita sudah selesai.

Terima kasih, Anda telah membaca tulisan ini dan semoga bermanfaat, kalau ada pertanyaan silakan di kolom komentar.

Salam, semoga bermanfaat

by Elvisalvito (Udin)
editor Eswedewea

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.