Inilah Perintah Puasa (Ramadan) dalam Islam

Perintah berpuasa telah ada bagi umat terdahulu yakni Nabi Musa dan Nabi Isa, oleh karenanya perintah puasa untuk umat Nabi Muhammad dijelaskan sebagaimana telah diwajibkan sebelum-mu.

Perintah Puasa

Rangkaian ayat puasa yakni QS al-Baqarah [2]: 183 – 187, ada sejumlah isyarat dan informasi yang menarik untuk kita kaji, pada kesempatan kali ini yang bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Seperti halnya disampaikan dalam Al-Quran (QS Al-Baqarah 183), dibawah ini,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn

Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Pertama, redaksi kewajiban puasa itu bukan perintah langsung, seperti “aqimu as-shalah wa aatu az-zakah” (laksanakan shalat dan tunaikan zakat), melainkan berupa kalimat berita, “Telah diwajibkan puasa kepadamu.” (QS al-Baqarah [2]: 183).

Ini mengandung isyarat bahwa manusia sejatinya bisa merasakan manfaat puasa, sehingga tidak hanya menjadi kewajiban syar’i, tetapi juga kebutuhan hidup.

Kedua, kewajiban puasa dikaitkan dengan informasi bahwa umat terdahulu sebelum umat Muhammad SAW diwajibkan berpuasa. Ini mengisyaratkan pentingnya puasa sebagai ibadah yang telah menyejarah dan mentradisi.

Hal tersebut tidak hanya di kalangan umat Islam, tetapi juga umat dan bangsa lain, Jadi, puasa itu bukan hanya ibadah umat Islam, melainkan merupakan ibadah lintas agama, suku bangsa, budaya, lintas generasi, dan masa.

Puasa sudah diperintahkan umat Nabi Musa dan Nabi Isa, bahkan kita mengenal puasa Daud (Nabi Daud)

Sedemikian pentingnya puasa, sehingga yang dipanggil dan disebut untuk berpuasa itu adalah orang-orang beriman. Mereka tanpa diperintah secara langsung pasti memiliki kesadaran moral dan spiritual untuk berpuasa, sehingga tidak menjadi beban.

Berpuasa bagi orang-orang beriman merupakan panggilan ketaatan yang dilakukan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Berpuasa itu hebat dan bahagia.

Ketiga, tujuan puasa adalah mudah-mudahan menjadi orang-orang bertakwa.

Jadi, ibadah dan pendidikan Ramadhan itu harus diorientasikan kepada pembentukan integritas moral dan spiritual sebagai orang bertakwa.

Takwa itu sendiri juga merupakan orientasi dan tujuan akhir yang perlu diraih melalui aneka ibadah.

“Wahai manusia beribadahlah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS al-Baqarah [2]: 21).

Berikutnya yaitu QS al-Baqarah [2] – 184

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Ayyāmam ma’dụdāt, fa mang kāna mingkum marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar, wa ‘alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa’āmu miskīn, fa man taṭawwa’a khairan fa huwa khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum ing kuntum ta’lamụn

Terjemah Arti: (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Keempat, dalam ayat 184 surat al-Baqarah, kata khair disebutkan sebanyak tiga kali. Para ahli tafsir berpendapat puasa itu selain bertujuan meraih takwa juga mewujudkan spirit khairiyyah (kebaikan), yakni personal, sosial, maupun universal.

Orang berpuasa karena iman dan mengharap ridha Allah SWT pasti hanya mau melakukan kebaikan. Bayangkan, makanan dan minuman yang halal saja bisa dijauhi pada siang hari, apalagi kemaksiatan dan kejahatan.

Artinya, orang yang berpuasa itu mesti bersikap, berpikiran, berkata, berbuat, dan bergaya hidup baik.

Kelima, di akhir ayat 184 terebut ada redaksi yang sangat menarik, “Engkau berpuasa itu lebih baik jika engkau mengetahui.”

Artinya, puasa itu akan lebih bermakna dan lebih fungsional apabila didasari iman danilmu. Dengan kata lain, puasa itu harus berbasis imam dan ilmu agar puasa Ramadhan itu menjadi nikmat, hebat, dan kaya manfaat.

Puasa di Bulan Ramadhan

Untuk penegasan perintah puasa di bulan Ramadhan terdapat pada QS al-Baqarah 185.

Surat Al-Baqarah Ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Arab-Latin: Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum tasykurụn


Terjemah Arti:

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.


Bulan Ramadan adalah bulan dimana Allah mulai menurunkan al-quran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar), sebagai sumber hidayah bagi seluruh manusia menuju kepada kebenaran.

Di dalamnya terdapat bukti petunjuk yang paling jelas yang mengantarkan kepada hidayah Allah dan pembeda antara kebenaran dengan kebatilan.

Maka barangsiapa diantara kalian menyaksikan kehadiran bulan ini dalam keadaan sehat dan mukim hendaklah berpuasa pada siang harinya. dan diberikan kemudahan bagi orang sakit dan musafir untuk tidak berpuasa kemudian mereka berdua mengqadha yang sesuai dengan jumlah hari itu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki keringanan dan kemudahan bagi kalian dalam ajaran ajaran syariat Nya, dan tidak menghendaki kesulitan keberatan dari kalian. Agar kalian menyempurnakan hitungan puasa selama sebulan penuh, dan agar kalian menutup ibadah puasa dengan bertakbir mengagungkan Allah pada hari raya Idul Fitri, serta supaya kalian mengagungkan Nya atas hidayah Nya kepada kalian, dan Agar kalian mensyukuri atas kenikmatan Nya yang tercurah pada kalian berupa hidayah taufik dan kemudahan.

Semoga bermanfaat

oleh Kissparry
editor Eswedewea

Referensi dan telah terbit di:
https://tafsirweb.com
https:// uinjkt.ac.id/id/ramadhan-itu-hebat/

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.