Baru kali ini (12/1) saya mencoba ruas tol Sumatera langsung terhubung ke Jawa, tol Trans Sumatera dan Trans Jawa, penyeberangan di Bakahueni – Merak, hanya 16 jam perjalanan darat dan laut, wow … luar biasa.
Tugas kantor yang biasanya kami menggunakan perjalanan udara, pesawat, kali ini berbeda ceritanya, pasalnya lewat udara menurut aku ribet banget, belum lagi mungkin biayanya juga beda lantaran kuota penerbangan hanya boleh diisi separohnya.
Maklumlah saat ini, status Covid-19 belum normal.
Ya, kali ini dapat tugas untuk berkunjung ke Kota Semarang, untuk suatu kepentingan kantor.
Saya dan teman saya akhirnya sepakat menggunakan kendaraan roda empat, Kijang Innova. Jika perjalanan hanya berdua, karena mobil juga lumayan lebar, kami mengajak keluarga, tentu tidak bersama anak-anak. Meskipun dengan mobil pribadi tetap menerapkan social distancing.
Dengan mobil pribadi tentu tidak terlalu ribet, apalagi penerapan status Covid-19 di dermaga penyeberangan juga tidak seketat saat di bandara.
Iklan
📌 Angkutan Darat Bandara Dhoho Kediri Dilayani PO Damri dan Harapan Jaya, Disamping Gojek dan Maxim
📌 Model Busana Pria Wanita di Hari Kartini 2019 dan Sepanjang Masa
📌 Lirik Lagu Antara Benci dan Rindu – Yang Hujan Turun Lagi, Ratih Purwasih | MP3, Plus Versi Disco Nella Kharisma
📌 One Day Tour Kereta Api Semarang Purwodadi Terbaru 2022 – 2023 | Kedung Cinta, Embun Bening
Kissparry.com
Bermobil tersebut sekaligus mencoba, perjalanan dari Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin ke Kota Semarang, Jawa Tengah menggunakan mobil pribadi setelah beroperasinya tol Trans Sumatera dan Tol Trans Jawa.
Perjalanan ini tentu diawali dari Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, langsung kami arahkan ke jalan tol Trans Sumatera di Palembang menuju Bakauheni. Berangkat sekitar pukul 06.00 WIB, dan sekitar pukul 11.05 sudah sampai di parkiran pelabuhan untuk menyeberang.
Dari Sekayu ke Palembang kami melewati jalan nasional, sebelum masuk jalan tol, dengan waktu tempuh hampir sama dari Palembang ke pelabuhan. Tidak aneh karena tipe jalan yang berbeda, tol dan non-tol.
Iklan
Kali ini dapat jadwal penyeberangan dengan kapal ferry yang bukan reguler, atau boleh dikatakan kapal ferry cepat, dengan jadwal menyeberang pukul 11.45. Dengan kondisi ini, ketika di jalan tol ya sedikit dipacu lajunya mobil.
Kami persiapkan datang lebih awal agar tidak ketinggalan penyeberangan kali ini, dengan ferry cepat.
Pukul 11.52 sudah selesai memarkir mobil yang bersiap untuk meyeberang
Tempat duduk di kapal penyeberangan masih terdapat tanda silang di kursinya pertanda tidak boleh diduduki, harus berjarak dalam duduk.
Selepas menyeberang dan sampai di Pelabuhan Merak, saya sudah fokus mempersipkan perjalanan sepanjang jalan tol (berikutnya).
Saya segera ngabari kakak saya, Kissparry Semarang akan kedatangan saya dan teman saya, “2 keluarga, 2 cowok 2 cewek”, menulis sekenanya.
Ternyata kakak saya (Kissparry Semarang – Eswede Weanind) sudah memperkirakan akan sampai di Semarang sekitar pukul 22.40, hanya dengan rerata kecepatan 80 km/jam, dan diperhitungkan istirahat di rest area 1 (satu jam). Inilah perjalanan di jalan Tol yang bukan pada waktu sibuk.
Rest area Pendopo KM 456, salah satu tempat istirahat dalam perjalanan di tol Trans Jawa ini. Istirahat secukupnya, karena perjalanan memang panjang.
Perjalanan kami, tentu saja, mengemudinya bergantian, sesuai dengan kemampuan, tidak dihitung berapa jam berkendara, kalau sudah merasa capek ya gantian, kalau keduanya merasa capek, ya istirahat sejenak di rest area.
Namun karena kali ini kami juga akan mengetes berapa lama perjalanan Sekayu – Semarang setelah adanya jalan tol, sehingga berhenti tidak terlalu lama, dam yang paling lama 1 jam.
Kecepatan paling tinggi kisaran 140 km/jam dan tentu ada beberapa kali istirahat di rest area, makan siang dan makan malam, dan sholat.
Pukul 22.15 saya sudah sampai di sekitar Rumdin Pangdam IV Diponegoro dekat rumah tinggal Kissparry Semarang, tetapi saya mengambil jalan lewat arah bawah, dan saya dapati jalan masuk sudah di portal (tutup), bisanya lewat jalan keluar, tetapi kemudian saya telepon, dan diminta lewat jalan atas.
Kami pun kembali ke arah semula, sebab saya keluar dari jalan tol Jatingaleh.
Sudah sedikit nyantai-nyantai baru ingat, ayo foto bareng. Meskipun kondisi badan sudah tidak terlalu bugar karena perjalanan, tetapi foto lebih awal pasti lebih terlihat natural (alami).
Perjalanan darat dari Palembang ke Semarang, yang dulu ditempuh dalam waktu 2 hari dan 1 malam, sekarang hanya ditempuh lebih kurang 16 jam saja.
Semoga jalan tol Trans Sumatera juga sudah terkoneksi seluruhnya seperti trans Jawa.
Wassalam.
oleh Lik Kasjo
editor Eswedewea