Transmigrasi Jadi Istri Duda : Bab 09 Novel

Bab 09
◻️◻️◻️◻️◻️
Transmigrasi Jadi Istri Duda
Karya @mustika2601

Gentara yang sudah lama menunggu Naya untuk kembali mobil menjadi bosan dan pergi melangkah ke arah kelas Gabriel.

Melihat ada kerumunan di depan pintu kelas Gentara hanya diam sambil menatap kearahnya kerumunan dengan dingin mendengar seorang ibuk-ibuk mencaci Naya dan Gabriel.

Gentara yang akan melangkah kerumunan melihat guru Teka Gabriel melangkah kearah ibuk-ibuk tersebut berharap bisa adil tapi mala ikut mencaci Naya dan Gabriel yang membuat Gentara tidak sabar untuk membunuh mereka dapat dilihat tatapan tajam Gentara kearah kerumunan.

“Ada apa ini?” Ucap Gentara saat sampai di kerumunan dengan tatapan tajamnya.

“Pak Gentara” ucap ibuk-ibuk kaget yang kenal dengan Gentara dan langsung mundur kebelakang serta menunduk kan kepalanya.

“Ada apa dengan anak dan istri saya?” Tanya Gentara dingin.

“Anak dan istri.” Ucap ibuk-ibuk itu tambah kaget dan tidak berani melihat kearah Gentara.

“Saya tidak percaya.” Ucap ibuk guru Gabriel.

“Jangan takut buk, suami saya akan datang kesini.” Ucap mama Raka ke gurunya.

Mama Raka yang tidak kenal sama Gentara Langsung menatap Gentara.

“Owh jadi ini papanya Gabriel?” Tanya mama Raka sinis. “Tangung jawab dong pak lihat ni wajah anak saya karena ulah anak bapak.” Lanjut mama Raka dengan sinis kearah Gentara.

Gentara cuma diam dan mengambil handphone nya untuk menyuruh asisten untuk mengetahui siapa orang yang berani mencaci istri dan anaknya.

“Pulang.” Ucap Gentara dingin dan mengendong Gabriel yang sedang berdiri di belakang Naya dan Gentara juga tidak lupa menggenggam tangan Naya untuk juga ikut dengan dirinya.

“Maaf kan papa.” Ucap Gentara penuh sesal melihat Gabriel yang di hina sama temannya.

“Mama.” Panggil Gabriel ke Naya dan menghiraukan permintaan maafkan Gentara.

“Sini biar aku aja yang gendong.” Tawar Naya sambil melepaskan gandengan Gentara.

“Gabriel kita pulang aja ya?” Tanya Naya ke Gabriel sambil melihat Gabriel yang sudah menahan air matanya.

Gabriel cuma mengangguk dalam gendongan Gentara.

“Tolong antar kami ke apartemen lagi.” Tolong Naya ke Gentara. Melihat Gentara yang masih diam Naya melanjutkan ucapannya. “kalau kamu sibuk kami bisa naik taxi sendiri.”

“Biar saya yang antar, semua pekerjaan saya di perusahaan lagi santai dan lagian saya bosnya.” Ucap Gentara dengan wajah datarnya.

Naya yang mendengar ucapan Gentara cuma bisa menggelengkan kepalanya.

“Kenapa kamu?” Tanya Gentara yang merasa Naya meremehkan perkataan nya.

Naya cuma diam aja mendengar pertanyaan Gentara padahal di dalam hati Naya dia mengucapkan kata “munafik” karena seminggu kemaren Gentara sibuk di perusahaan nya sampai tidak pernah menanyakan keadaan Gabriel yang di rumah sakit.

Masuk ke dalam mobil Naya mengisyaratkan Gentara untuk meletakkan Gabriel di kursi belakang dan di susul Naya juga ikut duduk di belakang.

“Kamu duduk di depan” Perintah Gentara.

“Mama.” Panggil Gabriel karena takut Mama nya mengikuti perintah papanya.

Naya tidak menghiraukan perkataan Gentara dan langsung duduk di samping Gabriel karena Naya merasa kecewa dengan Gentara karena pikir Naya kalau semua orang tahu kalau Gabriel ayahnya adalah seorang Gentara tidak ada yang berani membulli Gabriel di sekolah.

“Sayang kamu jangan sedih ya.” Hibur Naya ke Gabriel saat melihat Gabriel yang menatap ke jalan dari tadi sedangkan Gentara cuma diam.

“Mama.” Gabriel memalingkan wajahnya ke Naya dan langsung memeluk Naya. “Mama, Iyell tidak mau lagi pergi sekolah, Karena teman-teman Iyel di sekolah tidak ada yang suka ma Iyel lagian Iyel juga pintar” Lanjut melihat ke arah Naya dengan mata yang berkaca-kaca.

Naya yang mendengar kan ucapan Gabriel ikut sedih karena Naya tahu bagaimana rasanya di kucilkan teman saat di sekolah.

“Ma, boleh ya Iyel tidak pergi sekolah lagi, Iyel takut ma.” Ucap Iyel.

Gentara yang mendengarkan ucapan Iyel merasa marah karena selama ini Iyel tidak di perlakukan baik di sekolah.

Gentara yang melihat kaca di dalam mobilnya melihat kesedihan Naya dan Gabriel. Gentara yang tidak pernah menghibur seorangpun tidak tahu mau ngapain.

“Iyel, benar tidak mau pergi sekolah lagi ?” Tanya Naya lembut sambil melihat ke atas karena takut ada air mata yang jatuh di pipinya dan dilihat Iyel. “Ya udah, coba tanya papa Iyel.” Lanjut Naya.

Naya yang mau Gabriel dan Gentara akur melempar kan pertanyaan Gabriel ke Gentara.

Gabriel yang mendengar ucapan Naya langsung tanya ke Gentara.” Pa, boleh ya Iyel tidak pergi sekolah lagi kan Iyel sudah pintar Pa.” Bujuk Iyel ke papanya.

“Tidak boleh.” Ucap Gentara datar seperti Gentara memerintahkan karyawannya.” Kamu cowok tidak boleh cengeng.” Lanjut Gentara sambil memarkirkan mobilnya karena sudah sampai di apartemen tempat tinggal mereka dan Gentara langsung turun dari mobil tanpa mempedulikan reaksi Naya dan Gabriel.

Gentara yang sudah biasa di didik keras oleh orang tuanya merasa benar dengan ucapannya.

“Saya mau ke perusahaan” pamit Gentara melihat Naya dan Gabriel yang sudah turun dari mobil “Naya dan kamu Gabriel langsung masuk ke apartemen dan urusan di sekolah Gabriel biar saya yang urus.” Lanjut Gentara dingin dan menghiraukan ucapan Gabriel di dalam mobil tadi.

“Terserah kamu.” Ucap Naya datar dan masuk sambil mengendong Gabriel menuju ke apartemen nya.

“Baru aja jadi baik udah kambuh aja si duda eh tidak deng gue kan istrinya.” Ucap nya dalam hati

….. bersambung

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca