Menimbang Kata Kepentingan

    Menimbang kata

    KEPENTINGAN
    Pada mulanya, hanya satu kata dan satu pengertian saja. Penting. Dengan tambahan kata depan ke, dan akhiran an, jadilah Kepentingan. Tetapi ketika zaman semakin tua, telah banyak abai akan suatu kebenaran. Distorsi, dan melahirkan makna menyesakkan dada.

    Kepentingan, kemudian menjadi kata jadian yang banyak peminatnya. Para pemilik kepentingan mungkin berduka. Karena kreativitasnya terpasung. Menggunakan kata kepentingan menjadi terasa menjemukan. Nyeri. Jenuh. Pengap.

    Kepentingan rentan terpasung waktu, ideologi, intrik, bahkan terpasung kekuasaan, politik, dan pencitraan. Kepentingan jadi kata yang menakutkan.

    Maka, ketika seorang seniman, sastrawan, teknokrat, ulama, politikus, jurnalis, aktivis, dan pekerja ingin berkreasi, otomatis akan ditanyakan kelanjutannya. Untuk KEPENTINGAN siapa? Apa, kapan, dan dimana?

    Aduhai, betapa beratnya beban sebuah kata, ketika harus digunakan di zaman-zaman akhir. Semuanya selalu harus patuh akan kekuatan tanpa rupa. Untuk dan atas nama kepentingan…

    Siapa?

    Ya Allah, lindungi kami dari kepentingan yang menyesatkan..

    Kiriman Hasprabu
    KoDe, 02.04.17

     

    Tinggalkan Balasan