GEMATI

Walaupun jarang disebut dalam pembicaraan sehari-hari, ketika ada yang mengucapkan kata “Gemati“, alam sadar kita langsung “nyambung“. Itu menunjukkan, bahwa kita pernah melihat, mendengar, atau mengalami sifat yang berkaitan dengan kata GEMATI.

Ini buktinya, ada yang mengatakan: “Aku ngerti sih, faham. Tapi bahasa Indonesiane opo yo sing pas? (Tetapi bahasa Indonesia dari GEMATI itu apa?) Sangat perhatian sekali jelasnya, sing banget-bangetlah. Sayang bangetlah yo ngono ikulah artine.. hehehe”.

Ada juga yang lebih rinci menjelaskan: “Gemati itu sikap sayang kepada suatu barang, orang, hewan, tanaman, dan sebagainya.

Dimana sifat sayang tersebut dibarengi dengan sikap mau dan mampu memelihara, melindungi, menempatkan pada tempatnya, dan bahkan mampu mendidik/memelihara hingga dewasa dan bermanfaat atau barang jadi.

Contoh dalam bentuk kalimat: “Walah.. gematine si Adin ngingu pitik, pitike akeh endoge akeh jan untung bener.” (Coba perhatikan… gematine si Adin memelihara ayam, ayamnya banyak telurnya banyak sungguh benar-benar beruntung)

Ungkapan lain: “Hmm..senenge ndelok mbak Sartini, gemati momong adike. Dadi ibuke wis ora susah maneh nyambi nyambut gawe…”

Ada juga: “Wah hebat Mas Sigit, gemati banget tandur semangka, saben dina di sirami, disemprot, diwolak-walik, dipageri. Saben esuk sore ditiliki tekan panen. Dadi panene kasil lan akeh”…..!

Walaupun sesama petani, warga transmigran lebih mempunyai sifat gemati. Misalnya, ketika punya cangkul, cangkulnya dirawat baik-baik. Setelah macul, dibersihkan dan disimpan.

Dapat hadiah sarung, sarungnya dirawat. Dicuci dengan sabun klerak, distrika, disimpan dan diberi kapur barus. Mengapa demikian gematinya?

Kita semua tahu. Permukiman transmigrasi umumnya jauh dari pertokoan dan keramaian. Jadi, jika transmigran ingin punya cangkul, maka harus pergi ke kota.

Harga cangkulnya mungkin hanya Rp 50.000. Tapi ongkos belinya bisa Rp 200.000. Karena itu, ketika mempunyai barang, harus diawet-awet, dirawat, agar berguna dalam waktu lama.

Punya mug (cangkir alumunium) bocor, daripada dibuang, ditambal saja dengan patri. Bisa digunakan lagi.

Demikian orang tua kita mengajarkan kepada kita. Sehingga ketika kita beli barang, diberi amanah, mendapat jabatan, tambah kenalan, dan lainnya, jadi gemati. Termasuk gemati kepada Rumah PATRI. Kalau bukan kita yang gemati, mau kesiapa lagi..?


Gemati adalah Nilai Kepatrian ke-2


Baca Juga Nilai Kepatrian yang lain:

Dalam menggunakan istilah Nilai Kepatrian menggunakan bahasa Jawa karena yang mengikuti program transmigrasi sebagian besar berasal dari Pulau Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Bonus Lagu MP3 Masih Ada Waktu

Anggrek koleksi UNNES Semarang dok Kissparry
Masih Ada Waktu – Ebiet G Ade
untuk lirik lagu klik DISINI

Lagunya bisa di unduh (download)

Nilai Kepatrian Lengkap

Baca seluruh enam nilai Kepatrian klik disini

Baca dan Unduh Buku Nilai Ke-PATRI-an tahun 2020

6 (Enam) Nilai Ke-PATRI-an, Buku dapat Dibaca dan Diunduh Disini

Terima kasih

Kissparry dan PATRI

One thought on “GEMATI


  1. Terima kasih kami sampaikan kepada para pengunjung (pembaca), jika ada sesuatu yang ingin disampaikan, jangan sungkan untuk menuliskan di kolom ini.
    Salam dari PATRI dan KISSPARRY.com

Tinggalkan Balasan