Kisah dan Pesan Ustadz, Saling Menghargai

    Kisah Ustadz
    Diceritakan ulang

    Selesai shalat seorang Ustadz, bersegera menuju ke tempat parkir untuk mengambil kendaraan.

    Secara tiba-tiba, melihat seorang ibu berjalan ke arah saya, lalu bertanya: “Mohon maaf Ustadz, saya boleh bertanya sedikit?”
    Ustadz tersebut menghentikan langkahnya sambil menjawab:
    “Boleh bu, tapi sekitar sepuluh menit saja yah karena ada ceramah takziah setelah ini. Mohon maaf sebelumnya bu, kenapa tidak bertanya waktu pengajian tadi?”.
    Beliau agak menunduk lalu berkata pelan: “Saya malu Ustadz. Ini persoalan rumah tangga saya”.

    Ustadz tersebut hanya membiarkannya melanjutkan ceritanya.
    “Begini Ustadz, saya merasa suami saya berubah. Akhir-akhir ini, suami saya terlihat tidak bersemangat dan sikapnya menjadi dingin terhadap saya. Kira-kira apa penyebabnya Ustadz yah?”

    Pertanyaan seperti ini sepertinya lebih tepat disampaikan kepada psikolog, tapi karena tidak ingin mengecewakan, Sang Ustadz berusaha untuk melayani pertanyaannya.

    “Bagaimana dengan jadwal pulangnya dari kantor Bu, ada perubahan?”.

    ” Tidak ada Ustadz, normal saja seperti biasa”. “Bagaimana dengan nafkah lahirnya Bu?”.

    ” Juga tidak ada perubahan, sama saja?”.

    “Lalu bagaimana dengan komunikasinya, maksud saya Bu, apa sering menelpon atau memegang HP secara sembunyi-sembunyi?”.
    ” Juga tidak Ustadz, normal saja”.

    “Kalau begitu, insya Allah, tidak ada orang lainl”.
    ” Iya Ustadz, saya juga masih mempercayainya.”

    Ustadz mencoba mencari kemungkinan yang lain. “Mungkin suami ibu punya masalah di tempat kerja atau dengan relasi sosialnya?”. “Saya sudah pernah tanyakan Ustadz dan katanya baik-baik saja.

    Masalahnya hanya sepertinya dia tidak antusias berbicara dengan saya.”, Nada bicaranya terdengar semakin melemah.

    “Apa Bapak selama ini banyak membantu ibu di rumah?”.
    ” Iya Ustadz, bukan saja tugas-tugas di rumah, tapi juga tugas kerjaan saya.”
    “Kalau begitu suami ibu, suami yang baik”.

    Saya lalu melanjutkan pertanyaan saya: ” Apakah ibu memberikan apresiasi atau penghargaan sewajarnya atas bantuan Bapak?”.
    Beliau agak kaget kemudian menjawab: “Kurang Ustadz, kan memang itu sudah tugas suami”.

    ” Kalau Bapak memberikan uang belanja ke Ibu, apakah Ibu selalu mengucapkan terima kasih?”.
    “Tidak pernah Ustadz, bukankah itu sudah merupakan kewajiban suami Ustadz?”

    Sang Ustadz kemudian menegaskan: “Boleh jadi itu masalahnya. Ibu tidak memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada suami.

     

    Tinggalkan Balasan