Kisah Uwais Al Qarni

    Kisah Uwais Al Qarni :

    Uwais Al Qarni menggendong ibunya yang tua renta itu sambil berjalan kaki selama perjalanan dari Yaman menuju Mekkah, melewati padang pasir yang tandus dan panas.

    Uwais Al Qarni berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah.

    Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

    “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran….
    Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.”

    Dikisahkan, saat sedang melaksanakan thawaf, Nabi Muhammad bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu, ”Kenapa pundakmu itu?”

    Jawab anak muda itu.?

    ”Ya Rasulullah…
    Saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika shalat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya.”

    Kemudian anak muda itu bertanya..:

    ”Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua….?

    Nabi Muhammad sangat terharu mendengarnya, sambil memeluk anak muda itu beliau bersabda :

    ”Sungguh Allah ridha kepadamu, kamu anak yang saleh, anak yang berbakti.

    Tapi anakku, ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan terbalaskan oleh pengorbanan dan kebaikanmu.”

    Kisah di atas memberikan pelajaran berharga bagi kita, bahwa :

    Kasih sayang dan cinta seorang ibu kepada anaknya tidak akan terbalas dan tidak akan ternilai dengan apa pun. Perjuangan seorang ibu untuk seorang anak sangat luar biasa.

    Ketulusan dan kesabarannya dalam menjaga seorang anak sejak dari kandungan hingga anak tersebut dewasa dan bahkan hingga si anak sudah berkeluarga tidak akan tergantikan…

    Seorang ibu rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk kehidupan sang anak.

    Bahkan, untaian doanya tidak pernah terputus untuk seorang anak. Mereka selalu berharap dan memohon kepada Allah agar anaknya menjadi anak-anak yang saleh dan salehah.

    Kini, di saat ibu kita masih hidup…

    Sudahkah kita memuliakan dan menyayanginya dengan sepenuh hati… ?

    Sudahkah kita memohon maaf atas kealpaan kita kepadanya…?

    Dan, apabila ibu kita telah lebih dulu menghadap Allah, seringkah kita memohonkan ampun untuknya…?

    Sudahkah kita menjalankan amanat dan wasiatnya…?

    Mari, mumpung Allah masih memberikan waktu, kita berbuat baik dan memuliakan ibu dan bapak kita.

    Doakan mereka dengan doa….:

    ”Wahai Tuhanku, ampunilah kedua orang tuaku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
    Aamiin Ya Robbal’alamiin

    Tinggalkan Balasan