Sejarah Transmigrasi dan Peringatan Nasional Hari Bhakti Transmigrasi

Sekilas tentang sejarah transmigrasi di Indonesia, memang sangat menarik untuk diketahui, dan kebanyakan dari kita mungkin belum mengetahui.

Menariknya dipandang dari sisi yang mana? Apabila dilihat dari sisi tujuan, sisi manfaat, dan sisi akibatnya. Baiklah, mari nanti uraikan.

Latar Belakang Transmigrasi

Pelaksanaan transmigrasi memang unik, Pemerintah Hindia Belanda memberangkatkan 155 KK dari Purworejo Jawa Tengah menuju Gedong Tataan, Pesawaran Lampung pada bulan November 1905, sebagai pelaksanaan Politik Balas Budi atau Politik Etis. Kegiatan itu dinamakan kolonisasi, yang berlangsung hingga masa penjajahan Jepang.

Politik Balas Budi yang dilakukan oleh Belanda yaitu dengan maksud agar rakyat lebih sejahtera dengan dipindahkan ke tempat yang baru. Politik Balas Budi merupakan penggantian Politik Tanam Paksa yang diterapkan oleh Belanda saat menduduki Indonesia (bila menjajah terlalu ekstrim), seperti dikutip dari Wikipedia.

Kita masih ingat pesan para motivator, ketika Anda berlayar ke suatu pulau maka sebaiknya perahu yang Anda pakai segera dibakar saja, dengan tujuan agar tidak kembali. Dengan dibakarnya perahu itu, maka daya juang akan semakin tinggi dan kesuksesan atau keberhasilan juga semakin tinggi. Memang berjuang untuk penghidupan ditempat yang baru butuh perjuangan dan kerja keras.

Setelah Indonesia merdeka, pada 12 Desember 1950 diberangkatkan lagi 23 KK asal Jawa Tengah ke Lampung. Program pemindahan penduduk setelah masa kemerdekaan itu dinamakan Transmigrasi. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka setiap tanggal 12 Desember diperingati sebagai Hari Bakti Transmigrasi (HBT).

Dalam rangkaian HBT tersebut, biasanya juga dilakukan tabur bunga di makam para calon transmigran dari Boyolali Jawa Tengah yang mengalami kecelakaan di Sukra, Indramayu.

Peristiwanya Sukra, pada saat itu, 11 Maret 1974, rombongan transmigran menggunakan 6 (enam) buah bus dari Kabupaten Boyolali akan menuju UPT Rumbia Provinsi Sumatra Selatan. Bus yang mengangkut 70 orang tersebut mengalami musibah di Jembatan Kali Sewo, Sukra. Sebanyak 63 orang meninggal dunia, dan hanya 3 anak kecil masih hidup. Mereka yakni Djailani, Suyanto, dan Sanidu.

Museum Nasional Ketransmigrasian

Untuk mengenang perjuangan dan jasa para transmigran pertama yang datang pada tanggal 12 Desember 1950 tersebut, atas rekomendasi PATRI, didirikan Museum Nasional Transmigrasi di Gedong Tataan Lampung. Demikian pula di Indramayu, untuk mengenang musibah di Indramayu pada 11 Maret 1974 tersebut, di Sukra dibangun Makam Pioner Transmigrasi.

Hari Bhakti Transmigrasi

Setiap tanggal 12 Desember diperingati Hari Bhakti Transmigrasi (HBT), hingga 2019 HBT sudah usia tahun yang ke 68 (12 Desember 1950 – 12 Desember 2018).

Transmigrasi Bukan Migrasi

Perbedaan antara transmigrasi dengan migrasi cukup signifikan, karena orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran, sedangkan orang yang melakukan migrasi disebut sebagai migran.

Transmigrasi cenderung bergerombol atau mengelompok ditempat yang belum ramai, bahkan cenderung didaerah-daerah pedalaman, sedang migrasi menyebar ditempat yang ramai cenderung daerah perkotaan.

Namun, transmigrasi di zaman sekarang tentu sudah jauh berbeda, terutama akses jalan menuju tempat tersebut cenderung sudah lebih baik. Inilah masalah klasik yang sering dihadapi oleh transmigran.

Migrasi cenderung merantau, bahkan sampai ke luar negeri, dan ini kemudian terkenal disebutlah sebagai kaum migran. Kadang migran disamakan dengan perantau.

Oleh sebab itu transmigrasi tetap harus menjadi program dari pemerintah yang perlu kita dukung bersama.


Baca Juga :


Artikel ini sebagian telah terbit di blog ini juga dalam laman, dan diolah kembali dalam pos.

by Kissparry
Editor EswedeWea

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca