Ciplukan blungsu ada sebagian yang menyebutnya ciplukan londho merupakan tumbuhan semak menjalar, berkhasiat untuk obat penenang dan obat tekanan darah tinggi.
Ciplukan Blungsu yang memiliki nama ilmiah (latin) Passiflora foetida L merupakan tumbuhan semak menjalar yang dipercaya memiliki khasiat untuk obat penenang dan obat tekanan darah tinggi, tanaman ini mengandung alkaloida dan polifenol. Hal ini mungkin belum banyak yang mengetahui. Ciplukan blungsu juga ada yang menyebutnya ciplukan londho.
Pohon ciplukan blungsu merupakan tumbuhan semak dengan panjang 1,5 – 15 meter, batangnya menjalar atau memanjat, bentuknya bulat, berambut jarang, berwarna hijau.

Daun ciplukan blungsu merupakan daun tunggal berseling, berlekuk tiga menjari, dan tangkainya berambut panjang 1-2 cm. Helai daun lonjong, pangkal berbentuk jantung, tepinya rata, panjang daun 4,5 – 14 cm dengan lebar 3,5 – 13 cm, permukaan daun berambut, warna daun hijau.
Khasiat
Daun, batang, dan bunga dari ceplukan blungsu berkhasiat sebagai obat penenang dan juga obat tekanan darah tinggi.
Untuk tekanan darah tinggi, digunakan 40 gram daun dan batang, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, kemudian dinginkan dan disaring.
Hasil saringan diminum 2 (dua) kali sehari sama banyak pagi dan sore.
Baca Juga : Heboh Harga Ciplukan ‘Fruit Physalis’
Buah Ciplukan Blungsu
Buahnya buni dibungkus dengan daun pembalut, bulat memanjang, panjangnya 1,5 – 2 cm, warna orange. Bijinya bulat pipih, jumlahnya banyak, putih, baunya harum, rasanya khas manis-manis asam, bijinya keras.


Baca Juga : Manfaat Ciplukan Bantu Atasi Diabetes, Kanker, dan Darah Tinggi
Nama Daerah di Indonesia
Ciplukan Blungsu merupakan nama daerah Jawa, sedang nama daerah Palembang yaitu Lemanas, untuk Aceh namanya Gegambo, Lampung menyebutnya Remugak, dan Sunda memberikan nama Rajutan atau Kecoprok.
Ternate memberinya nama Buwah Pitri, dan Halmahera Utara namanya Bungan Putir.


Sekian, semoga menambah pengetahuan kita tentang buah.
Diolah dari berbagai sumber, dokumen foto pribadi (Kissparry).
oleh Indarsih Weanind
editor Eswedewea