BMKG: Hilal 1 Syawal 1443 Kemungkinan Akan Terlihat 1 Mei 2022

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) melaksanakan pengamatan/observasi (rukyat) Hilal setiap awal bulan Hijriah (minimal 12 kali dalam satu tahun), pada 30 lokasi di Indonesia.

Mengutip dari siaran pers BMKG tanggal 22 April 2022, sesuai informasi astronomis Hilal untuk seluruh kota di Indonesia saat Matahari terbenam pada hari Minggu, tanggal 1 Mei 2022, namun masyarakat atau umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman resmi dari pemerintah Republik Indonesia.

Salah satu kalender yang digunakan manusia dalam pengaturan waktu sehari-hari adalah Bulan Qomariyah (bulan Hijriyah) yang didasarkan pada keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama Bulan dalam mengelilingi Matahari. Dikutip dari BMKGgoid.

Penentuan awal bulan Hijriyah ini sangat penting bagi umat Islam karena berhubungan dengan waktu ibadah, terutama bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah.

Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.

Peristiwa ini akan kembali terjadi pada hari Sabtu, 30 April 2022 M, pukul 20.27.56 UT atau Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27.56 WIB atau pukul 04.27.56 WITA atau pukul 05.27.56 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 40,474o.

Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 14 jam 4 menit.

Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati. Di wilayah Indonesia pada tanggal 1 Mei 2022, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.29.47 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.45.42 WIB di Sabang, Aceh.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia.

Berdasarkan hal-hal di atas, secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Syawal 1443 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam pada tanggal 1 Mei 2022.

Dan bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Syawal 1443 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 1 Mei 2022 tersebut.

Peta Ketinggian Hilal

Ketinggian Hilal untuk pengamat di 60o LU sampai dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 1 Mei 2022.

Tinggi Hilal adalah besar sudut yang dinyatakan dari posisi proyeksi Bulan di Horizon-teramati hingga ke posisi pusat piringan Bulan berada.

Tinggi Hilal positif berarti Hilal berada di atas horizon pada saat Matahari terbenam. Adapun tinggi Hilal negatif berarti Hilal berada di bawah horizon pada saat Matahari terbenam. Ketinggian Hilal saat matahari terbenam untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 1 Mei 2022.

Elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 4,88o di Oksibil, Papua sampai dengan 6,35o di Sabang, Aceh.

Umur Bulan

Umur bulan untuk pengamat di antara 60o LU sampai dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 1 Mei 2022. Umur bulan adalah selisih waktu terbenam Matahari dengan waktu terjadinya konjungsi.

Umur bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 12,03 jam di Merauke, Papua sampai dengan 15,30 jam di Sabang, Aceh.

Lag

Lag untuk pengamatan di 60o LU sampai dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 1 Mei 2022.

Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari.

Lag di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 19,19 menit di Merauke, Papua sampai dengan 27,07 menit di Sabang, Aceh.

Fraksi Iluminasi Bulan

Fraksi iluminasi bulan (FIB) untuk pengamat di 60o LU sampai dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 1 Mei 2022.

FIB adalah persentase perbandingan antara luas piringan Bulan yang tercahayai Matahari dan menghadap ke pengamat dengan luas seluruh piringan Bulan.

Fraksi Illuminasi Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 0,18% di Oksibil, Papua sampai dengan 0,31% di Sabang, Aceh.

Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain Hilal dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh dengan Hilal atau lebih lebih cerlang daripada Hilal.

Objek astronomis ini dapat berupa planet, misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai Hilal.

Pada tanggal 1 Mei 2022, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10° dari Bulan.

Rangkuman

Untuk penentuan awal bulan Syawal 1443 H, konjungsi akan terjadi pada Sabtu, 30 April 2022 M, pukul 20.27.56 UT atau Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03. 27.56 WIB atau pukul 04. 27.56 WITA atau pukul 05. 27.56 WIT.

Di wilayah Indonesia pada tanggal 1 Mei 2022, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.29.47 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.45.42 WIB di Sabang, Aceh.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia.

Secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Syawal 1443 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 1 Mei 2022.

Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Syawal 1443 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 1 Mei 2022 tersebut.

Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara antara 3,79o di Merauke, Papua sampai dengan 5,57o di Sabang, Aceh.

Elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 4,88o di Oksibil, Papua sampai dengan 6,35o di Sabang, Aceh.

Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 12,03 jam di Merauke, Papua sampai dengan 15,30 jam di Sabang, Aceh.

Lag di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 19,19 menit di Merauke, Papua sampai dengan 27,07 menit di Sabang, Aceh.

Fraksi Illuminasi Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 1 Mei 2022, berkisar antara 0,18% di Oksibil, Papua sampai dengan 0,31% di Sabang, Aceh.

Pada tanggal 1 Mei 2022, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10o dari Bulan.

Sumber Siaran Pers BMKG
Kissparry

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca