Apa itu Cerpen (Cerita Pendek), Sejarah Cerpen, Pengertian Cerpen, Struktur dan Cirinya

 Unsur Intrinsik Cerpen

Dalam sebuah cerpen terdapat unsur-unsur interinsik yang wajib kamu ketahui. Unsur-unsur ini sangat penting dalam pebuatan sebuah cerpen. Unsur unsur tersebut antara lain tema, alur/plot, seting/latar, tokoh/pelaku dan penokohan/perwatakan. Adapun uraian dari unsur-unsur tersebut apat kamu ahami sebagai berikut:

1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat di bagi menjadi dua. Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan, tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.

2. Alur (Plot)

Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam sebuah cerita dapat di gambarkan sebagi berikut:

  • Perkenalan tokoh
  • Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
  • Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
  • Penurunan konflik
  • Penyelesaian dari masalah

Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh  yang akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.

3. Setting atau latar

Setting atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita tersebut. Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan agama maka setingnya berada di tempat ibadah.

4. Tokoh atau Pelaku

Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh dalam sebuah cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita kita dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:

  • Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang baik),
  • tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang jahat)
  • tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh protagonis).

5. Penokohan (perwatakan)

Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap peristiwa yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh  ada 2 (dua) macam yaitu:

  • Metode analitik

Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.

  • Metode dramatik

Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai  metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).

6. Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:

  • Sudut pandang orang pertama

Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama yang berbicara dalam kisah tersebut. Sudut pandang orang pertama juga di sebut sebagai kata ganti orang pertama (orang yang berbicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “aku , saya” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kami dan kita”.

  • Sudut pandang orang kedua

Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang di ajak bicara. Sudut pandang orang kedua juga di sebut sebagai kata ganti orang kedua (orang yang di ajak bicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “kamu, engkau, saudara, anda” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kalian”.

  • Sudut pandang campuran.

Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang membicarakan tokoh utama. Sudut pandang campuaran juga di sebut sebagai kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “ia, dia, beliau” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “mereka”.

7. Amanat atau pesan

Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang terdapat di luar cerpen. Unsur ekstrinsik dari cerpen merupakan usur yang menjadi faktor pengarang membuat cerpen tersebut. Unsur ini sangat mempengaruhi penyajian amanat dan  latar belakang dari cerpen. Unsur eksterinsik cerpen dibagi menjadi 2 yakni :

1. Latar belakang masyarakat

Kondisi latar belakang masyarakat seorang penulis sangatlah berpengaruh besar terhadap terciptanya sebuah cerita. Kondisi itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik negara, kondisi sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar, sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.

2. Latar belakang pengarang

Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan yang telah diciptakan. Semakin banyak karya sastra yang pernah ditulis maka semakin baik pula karya sastra tersebut. Latar belakang pengarang dapat dikelompokkan kedalam 3 faktor yakni:

Biografi, yakni riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan. Mulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah hinga jenjang terahir yang telah ditamatkan.

Kondisi psikologis, yakni berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau cerpen.

Aliran Sastra, seorang penulis pastinya mengikuti aliran sastra tertentu. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar pada gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.

Ciri-Ciri Cerpen

Ciri-ciri dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut:

  1. Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
  2. Habis dibaca dengan sekali duduk.
  3. Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
  4. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
  5. Bersifat fiktif.
  6. Hanya mempunyai 1 alur saja.
  7. Bentuk tulisan yang singkat lebih pendek dari Novel.
  8. Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
  9. Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
  10. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.

Fungsi Sastra dalam Cerpen

Fungsi sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :

  1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
  2. Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  3. Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
  4. Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
  5. Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.

Referensi:

  • definisipengertian.net
  • id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek

Contoh-contoh Cerpen:

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Kissparry

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca